medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono tak melihat dampak serius yang ditimbul dari kelompok Saracen. Dia menganggap Saracen hanya melakukan propaganda.
"Saracen menurut saya merupakan persoalan yang tidak jelas dan aneh. Pertanyaannya siapa yang terancam dan bahaya apa yang ditimbulkannya?," tanya Ferry kepada Metrotvnews.com, Rabu 20 September 2017.
Berdasarkan perbandingan di negara lain, lanjut Ferry, tindakan aparat dimungkinkan apabila ada konten di internet yang bersifat radikalisme atau terorisme. Itu pun masih perlu definisi yang jelas alias tidak bersayap.
"Di Indonesia beberapa waktu lalu, Kominfo menyatakan ada beberapa konten (di internet) yang mengandung unsur terorisme. Lah kenapa sekarang malah yang diurus soal Saracen? Apalagi yang ditahan ibu rumah tangga biasa," ucap dia.
Baca: Polisi Enggan Mengungkap Identitas Pendonor Saracen
Meski demikian, Ferry tidak mengungkapkan pihak mana yang melancarkan propaganda tersebut. Ferry sangat berharap aparat tidak mengabaikan pengusutan konten yang secara gamblang terkait radikalisme dan terorisme.
"Jadi Saracen ini menurut saya lebih merupakan propaganda dan apalagi kalau mengaitkan ini dengan pihak tertentu, pasti ini ada yang mengarahkan," terangnya.
Baca: Kedekatan Anggota Saracen dengan Sejumlah Tokoh Parpol Ditelusuri
Menurut Ferry, hoax bisa dibuat pihak-pihak yang berkepentingan. Bisa untuk kepentingan bisnis atau kriminal. "Atau intelijen asing atau bisa pemerintah. Jadi tolong dijelaskan yang mana ini," tandas dia.
medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono tak melihat dampak serius yang ditimbul dari kelompok Saracen. Dia menganggap Saracen hanya melakukan propaganda.
"Saracen menurut saya merupakan persoalan yang tidak jelas dan aneh. Pertanyaannya siapa yang terancam dan bahaya apa yang ditimbulkannya?," tanya Ferry kepada
Metrotvnews.com, Rabu 20 September 2017.
Berdasarkan perbandingan di negara lain, lanjut Ferry, tindakan aparat dimungkinkan apabila ada konten di internet yang bersifat radikalisme atau terorisme. Itu pun masih perlu definisi yang jelas alias tidak bersayap.
"Di Indonesia beberapa waktu lalu, Kominfo menyatakan ada beberapa konten (di internet) yang mengandung unsur terorisme. Lah kenapa sekarang malah yang diurus soal Saracen? Apalagi yang ditahan ibu rumah tangga biasa," ucap dia.
Baca: Polisi Enggan Mengungkap Identitas Pendonor Saracen
Meski demikian, Ferry tidak mengungkapkan pihak mana yang melancarkan propaganda tersebut. Ferry sangat berharap aparat tidak mengabaikan pengusutan konten yang secara gamblang terkait radikalisme dan terorisme.
"Jadi Saracen ini menurut saya lebih merupakan propaganda dan apalagi kalau mengaitkan ini dengan pihak tertentu, pasti ini ada yang mengarahkan," terangnya.
Baca: Kedekatan Anggota Saracen dengan Sejumlah Tokoh Parpol Ditelusuri
Menurut Ferry, hoax bisa dibuat pihak-pihak yang berkepentingan. Bisa untuk kepentingan bisnis atau kriminal. "Atau intelijen asing atau bisa pemerintah. Jadi tolong dijelaskan yang mana ini," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)
