Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel. Foto: Dok Medcom.id
Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel. Foto: Dok Medcom.id

Gobel: DPR Dukung Presiden Soal APBN untuk Produk Lokal

Lukman Diah Sari • 25 Agustus 2022 12:01
Gobel menyatakan angka 842 produk di e-Katalog itu merupakan jumlah yang besar. Sebagai industriawan, ia mencermati ada sejumlah produk yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri tapi malah banyak menggunakan produk impor seperti besi dan baja, alat-alat kesehatan, elektronika, lampu, dan sebagainya.
 
"Dengan menghentikan impor maka hal itu akan mendorong produsennya untuk membuka industrinya di Indonesia," ungkap Gobel.
 
Dengan begitu, kata Gobel, akan membuka lapangan kerja, menghidupkan UMKM, menciptakan ekosistem dari suatu rumpun bisnis, dan sebagainya. "Ini artinya ada transfer of skill, transfer of knowledge, transfer teknologi, dan tentu saja membangun kemakmuran rakyat, membangun pemerataan ekonomi. Juga membangun kualitas sumberdaya manusia. Ini poin-poin strategis dari penggunaan produk dalam negeri. Bukan sekadar transaksi ekonomi, tapi membangun peradaban Indonesia," jelas Gobel.

Gobel menjelaskan pemerintah juga harus serius membangun industri yang ramah lingkungan. Hal itu dalam kerangka membangun Indonesia yang lebih baik.
 
"Ini juga terkait dengan target FOLU Net Sink 2030 yang sudah ditetapkan pemerintah. Ini masalah realisasi komitmen industri dalam penyerapan karbon, baik itu dalam hal prosesnya, bahan bakunya, maupun pada carbon trade-nya. Perlu ada pemihakan dari pemerintah terhadap industri yang ramah lingkungan dengan memberikan prioritas maupun insentif-insentif lainnya," ungkap dia.

Baca: Jokowi Perintahkan APBN, APBD, dan Anggaran BUMN untuk Belanja Produk Dalam Negeri


Menurut Gobel, industri yang tak ramah lingkungan akan menimbulkan masalah sosial dan kesehatan. Sehingga berujung penurunan kualitas sumber daya manusia dan menyedot dana APBN karena lingkungan jadi kotor dan masyarakat menjadi terpapar penyakit.
 
Saat ini, kata Gobel, dunia sedang didera pemanasan global akibat pelepasan karbon yang berlebihan. Hal ini berdampak terhadap kenaikan permukaan air laut, perubahan iklim, maupun bocornya lapisan ozon.
 
"Sehingga timbul bencana di mana-mana, terganggunya pertanian, maupun lahirnya dan meningkatnya beragam penyakit. Jadi industri yang ramah lingkungan itu soal yang sangat serius dan harus diafirmasi," ungkap Gobel. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan