Jakarta: Sosok Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo merupakan salah satu kader terbaik PDI Perjuangan (PDIP) yang dianggap layak untuk maju dalam bursa pencalonan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Namun, keberadaan sosok Puan Maharani membuat kesempatan Ganjar maju ke Pilpres lewat PDIP sepertinya sangat mustahil. Tak peduli meskipun popularitas dan elektabilitas Ganjar jauh di atas Puan.
Setidaknya ada tiga alasan kenapa PDIP akan lebih memilih Puan ketimbang Ganjar.
1. Puan Maharani pemegang trah yang sah
Beragam lembaga survei menunjukkan Gubernur Jateng dua periode itu memiliki elektabilitas yang jauh di atas Puan Maharani. Ganjar konsisten di posisi tiga besar sebagai capres yang dipilih responden. Teranyar, survei Akar Rumput Stratejik Konsulting (ARSC) menempatkan Ganjar di posisi ketiga dengan dukungan 11,25 persen.
Namun begitu, pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno menjelaskan kalau Puan menjadi pilihan emosional. Hal ini tak lepas dari posisi Puan sebagai trah Presiden ke-1 Soekarno. Trah Soekarno tak bisa dikesampingkan, terutama dalam menentukan capres 2024. Pasalnya, PDIP besar karena embel-embel tersebut.
Dia menilai tingginya elektabilitas tak lantas membuat Ganjar otomatis dipilih sebagai capres. Masalah ini ada di tangan Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Jadi yang berkuasa dalam konteks pencapresan itu adalah partai, bukan publik lagi," ujar dia.
2. Soal Capres, PDIP manut pada Megawati
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan ihwal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 merupakan hak prerogatif Ketua Umum (Ketum) DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Kongres V partai telah memberikan kewenangan pada ketua umum partai, berupa hak prerogatif untuk menetapkan capres dan cawapres pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024," ujar Hasto dalam keterangan tertulis, Senin, 24 Mei 2021.
Hasto mendorong seluruh kader melakukan konsolidasi secara menyeluruh jelang Pemilu 2024. Konsolidasi itu menyangkut instrumen ideologi, politik, program, kader, dan konsolidasi sumber daya. Dia minta kader mewaspadai peluang pihak dari luar memecah belah kekuatan partai.
"Sehingga ketika tiba momentum politik bagi Ibu Megawati untuk mengambil keputusan, seluruh kader partai telah mengakar dalam semangat kolektivitas untuk kejayaan bangsa dan negara Indonesia," ujar Hasto.
3. Tahun 2024 kesempatan emas terakhir Puan maju Pilpres
Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dianggap sebagai momen terbaik bagi Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Puan Maharani untuk maju sebagai calon presiden (capres). Jika tak dimanfaatkan, Puan dinilai kehilangan kesempatan emas.
"Kalau sudah melewati 2024, agak rumit untuk Puan bertarung dengan kader-kader lain," kata pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno, kepada Medcom.id, Selasa, 25 Mei 2021.
Putri Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri itu dinilai sudah matang dalam berbagai aspek. Dia telah menduduki berbagai jabatan strategis, di antaranya ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR, menteri koordinator pembangunan manusia dan kebudayaan (menko PMK), hingga ketua DPR.
Adi menyebut hanya dua posisi politik yang belum diduduki Puan, yakni ketua umum partai dan presiden. Kedua posisi ini potensial diraih Puan.
Jakarta: Sosok Gubernur Jawa Tengah (Jateng)
Ganjar Pranowo merupakan salah satu kader terbaik PDI Perjuangan
(PDIP) yang dianggap layak untuk maju dalam bursa pencalonan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Namun, keberadaan sosok
Puan Maharani membuat kesempatan Ganjar maju ke Pilpres lewat PDIP sepertinya sangat mustahil. Tak peduli meskipun popularitas dan elektabilitas Ganjar jauh di atas Puan.
Setidaknya ada tiga alasan kenapa PDIP akan lebih memilih Puan ketimbang Ganjar.
1. Puan Maharani pemegang trah yang sah
Beragam lembaga survei menunjukkan Gubernur Jateng dua periode itu memiliki elektabilitas yang jauh di atas Puan Maharani. Ganjar konsisten di posisi tiga besar sebagai capres yang dipilih responden. Teranyar, survei Akar Rumput Stratejik Konsulting (ARSC) menempatkan Ganjar di posisi ketiga dengan dukungan 11,25 persen.
Namun begitu, pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno menjelaskan kalau Puan menjadi pilihan emosional. Hal ini tak lepas dari posisi Puan sebagai trah Presiden ke-1 Soekarno. Trah Soekarno tak bisa dikesampingkan, terutama dalam menentukan capres 2024. Pasalnya, PDIP besar karena embel-embel tersebut.
Dia menilai tingginya elektabilitas tak lantas membuat Ganjar otomatis dipilih sebagai capres. Masalah ini ada di tangan Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Jadi yang berkuasa dalam konteks pencapresan itu adalah partai, bukan publik lagi," ujar dia.
2. Soal Capres, PDIP manut pada Megawati
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan ihwal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 merupakan hak prerogatif Ketua Umum (Ketum) DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Kongres V partai telah memberikan kewenangan pada ketua umum partai, berupa hak prerogatif untuk menetapkan capres dan cawapres pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024," ujar Hasto dalam keterangan tertulis, Senin, 24 Mei 2021.
Hasto mendorong seluruh kader melakukan konsolidasi secara menyeluruh jelang Pemilu 2024. Konsolidasi itu menyangkut instrumen ideologi, politik, program, kader, dan konsolidasi sumber daya. Dia minta kader mewaspadai peluang pihak dari luar memecah belah kekuatan partai.
"Sehingga ketika tiba momentum politik bagi Ibu Megawati untuk mengambil keputusan, seluruh kader partai telah mengakar dalam semangat kolektivitas untuk kejayaan bangsa dan negara Indonesia," ujar Hasto.
3. Tahun 2024 kesempatan emas terakhir Puan maju Pilpres
Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dianggap sebagai momen terbaik bagi Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Puan Maharani untuk maju sebagai calon presiden (capres). Jika tak dimanfaatkan, Puan dinilai kehilangan kesempatan emas.
"Kalau sudah melewati 2024, agak rumit untuk Puan bertarung dengan kader-kader lain," kata pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno, kepada Medcom.id, Selasa, 25 Mei 2021.
Putri Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri itu dinilai sudah matang dalam berbagai aspek. Dia telah menduduki berbagai jabatan strategis, di antaranya ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR, menteri koordinator pembangunan manusia dan kebudayaan (menko PMK), hingga ketua DPR.
Adi menyebut hanya dua posisi politik yang belum diduduki Puan, yakni ketua umum partai dan presiden. Kedua posisi ini potensial diraih Puan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UWA)