Foto RA Kartini yang disimpan Arsip Nasional Republik Indonesia.
Foto RA Kartini yang disimpan Arsip Nasional Republik Indonesia.

Ini 5 Contoh Puisi Hari Kartini, Penuh Motivasi dan Menyentuh Hati

Patrick Pinaria • 21 April 2022 16:26
Jakarta: Hari Kartini diperingati setiap 21 April. Ini merupakan hari istimewa di Tanah Air yang ditetapkan pemerintah untuk mengenang jasa-jasa salah satu pahlawan nasional Tanah Air, Raden Ajeng Kartini.
 
RA Kartini merupakan sosok inspiratif bagi kaum hawa se-Tanah Air. Semasa hidupnya, ia berjasa dalam memperjuangkan status sosial hak para wanita di Tanah Air dalam penjajahan Belanda.
 
Untuk mengenang jasanya, pemerintah menetapkan Hari Kartini sebagai Hari Nasional. Hal itu dibuat dalam Keputusan Presiden (Keppres) 108/1964.

Adapun peringatan Hari Kartini jatuh pada 21 April. Hari Kartini ditetapkan sesuai dengan hari kelahiran RA Kartini pada 21 April 1879.
 
Ada berbagai cara untuk menyambut Hari Kartini yang jatuh pada hari ini, Kamis, 21 April 2022. Salah satunya, membaca dan juga membagikan puisi mengenai Kartini ke keluarga, teman-teman, atau orang-orang terdekat Anda.
 
Berikut ini contoh kumpulan puisi seputar Kartini dari berbagai sumber:

1. Kartiniku Kini

oleh Mochammad Ridwan
 
Saat pena kau tempelkan secarik kertas 
Tersusunlah kata-kata sukam meretas
Membawa perubahan awal sepintas
Hingga kaummu menyambut penuh antusias
 
Kini wahai Kartiniku
Kaummu seakan melupakanmu
Tersibuk dengan lautan ambigu
Terlupa akan sebuah perilaku
 
Wahai Kartiniku ini
Tidaklah mentari leupa menanti pagi
Saatnya dirimu membekali literasi
Saatnya dirimu penuh inovasi
 
Wahai Kartiniku kini
Sudahkan dirimu menyelami diri
Mencari dimana peradaban nanti
Mengikuti aliran tsunami teknologi
 
Sepatah tulisan membawa pesan
Sebarisan kalimat membuyarkan angan
Sebait paragraf merubah peradaban
Majulah Kartiniku kini tuk kemajuan zaman

2. Perempuan itu Buku

oleh Sio Hutasoit
 
Apa kau tahu? Jika perempuan itu Buku.
 
Tintanya biru teduh.
Perempuan itu Gudangnya Ilmu.
Isinya tak hanya asmara candu, namun arti dari tulus Pengorbanan tanpa keluh. 
Walau dituntut harus sempurna sungguh, Namun…
Perempuan tahu nikmatnya berdiri teguh, tanpa kompromi waktu. 
 
Di dalam Buku akan kau temukan cerita tentang cinta yang utuh.
Walau hidup tak semanis madu, tangis menderu bahkan sakit berdentum.
Tapi tak pernah ia tulis bahwa hidup sepahit empedu. 
 
Hanya ada bait tentang nyanyian syukur.
Sayangnya, Buku itu tak bisa kau beli dengan sekuntum bunga warna ungu.
Tapi tawarlah dengan rindu yang sudah kau pupuk.
Tenang saja, tak perlu ragu… 
Karena, dari buku itu akan kau temukan bahwa perempuan adalah pangkal restu 
 
Juga sajak-sajak tentang doa ibu 
Yang tiap hari ia tulis dengan tangguh 
Perempuan tak pernah layu 
Perempuan itu Buku 
Perempuan itu aku.
 
 

3. Tanduk Perempuan

oleh Naurah Risadamayanti
 
Baswara rupa kami, buntara jiwa kami
Ibu Kartini titip pesan kepada kami
Jaga elok-elok seberkas harga diri
Angkat tinggi-tinggi kehormatan ini
 
Di saat ini tak lagi perempuan dikekang
Tak ada lagi kami dianggap membangkang
Hak-hak untuk kami kembali secara utuh
Tidak dipentingkan hanya saat butuh
 
Derajat, kini telah setara adanya
Pendidikan diemban secara merata
Mampu berdiri sejajar dengan putra
Ini masanya kami bebas beroleh
 
Siapa uang segan suruh kami untuk menunduk?
Jangan pikir kami tidak punya tanduk
Kami dapat saja buas nan liar menyeduruk
Pengetahuan membuat kamu tak lagi terpuruk

4. Literasi Ubah Negeri

oleh Khanipan
 
Dulu kau diam diri di rumah
Namun kini menduduki berbagai ranah
Kau perjuangkan emansipasi
Majukan bangsa dengan budaya literasi
 
Kau tuntun mereka yang buta aksara
Ajari mereka bagaimana membaca
Bukan untuk kesombongan
Namun demi kemajuan peradaban
 
Berawal dari
Ini Bapak Budi
Ini Ibu Budi
Suaramu terdengar lirih
Namun mampu mengubah negeri
 
Dengan literasi kau paparkan tujuan diri
Berbakti kepada negeri
Mengharumkan nama pertiwi
Untuk kejayaan kini dan nanti
 
Bekali negeri dengan literasi
Untuk bersaing di globalisasi
Semua berkat emansipasi
Yang kau perjuangkan dari dulu hingga kini

5. Literasi Menyibak Kegelapan

oleh Woro Titi Haryanti
 
Dengan Habis Gelap Terbit lah Terang 
Tak hanya bermakna tentang kesepadanan 
Tapi inilah peristiwa literasi sebenarnya 
Yang tak pernah kita menyadarinya 
 
Berawal dari keinginanmu membaca 
Keinginan membuka tabir makna akan suatu maha Oleh
Terdedahlah kegalauanmu yang telah lama terpendam
Terterbarkan pesanmu kepada sang sahabat nun jauh di sana 
 
Tulisanmu telah menyibak kegelapan 
Kegelapan yang telah mengekangmu 
Kegelapan yang telah memasungmu 
Kegelapan yang telah membelenggumu 
 
Dengan tulisanmu kau tebarkan seberkas cahaya
Tersingkap bait demi bait dari pesanmu 
Terenda pesan dalam untaian kata-katamu 
Kata yang sarat akan makna 
 
Kuyakini bahwa dirimu dengan literasimu 
Telah menjadikan dirimu abadi 
Telah menjadikan dirimu inspirasi 
Telah menjadikan dirimu sempena hati 
 
Kau tak kan lekang dalam kala Kau tak kan punah tertelan masa 
Kau tak kan pernah mati 
Kau tunjukkan jati diri negeri 
 
Dengan semangat literasi yang tak pernah kau sadari
Membawa kami ke dunia yang penuh dengan pelangi
Membawa kami berani mendaki gunung yang tinggi
Membawa kami sejajar di atas kaki yang mandiri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PAT)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan