KaKorps Brimob Polri Irjen Pol Murad Ismail menunjukkan jenis senjata pelontar granat superti barang yang masih tertahan di kepabeanan Bandara Soetta ketika memberikan keterangan di Mabes Polri, Sabtu (30/9) - ANT/Wahyu Putro A
KaKorps Brimob Polri Irjen Pol Murad Ismail menunjukkan jenis senjata pelontar granat superti barang yang masih tertahan di kepabeanan Bandara Soetta ketika memberikan keterangan di Mabes Polri, Sabtu (30/9) - ANT/Wahyu Putro A

Perusahaan Importir Senjata Brimob Bungkam

Lis Pratiwi • 04 Oktober 2017 13:53
medcom.id, Jakarta: Nama PT Mustika Dutamas mencuat usai ratusan senjata milik Brimob tertahan di Bandara Soekarno Hatta. Perusahaan itu menjadi pemenang lelang paket pengadaan 280 senjata jenis Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kal 40x46 mm. 
 
Metrotvnews.com, mencoba mendatangi perusahaan yang beralamat di Gedung Graha Mobilkom Lantai 3, Jalan Raden Saleh Raya, Nomor 53, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat itu. Perusahaan tak mau menerima tamu dari wartawan. 
 
"Iya betul, di sini ada perusahaan bernama PT Mustika Dutamas. Tapi mereka sedang tidak menerima tamu," ujar Sarmin, salah satu petugas keamanan gedung saat disambangi Metrotvnews.com di lokasi, Rabu 4 Oktober 2017.

Sarmin mengatakan, sejak beberapa hari lalu ia mendapatkan perintah untuk menahan semua tamu yang akan berkunjung ke PT Mustika Dutamas. Ketika dikonfirmasi dari siapa perintah itu, Sarmin enggan menjawab. 
 
"Pokoknya diperintah sama orang dalam. Perintahnya baru, mungkin baru tiga hari ini, sejak ramai itu," kata dia.
 
Dia menuturkan, kini, tiap tamu yang hendak ke PT Mustika Dutamas, baik awak media atau perseorangan harus menemui petugas keamanan lebih dulu. Ia dan rekannya akan menanyakan asal tamu dan tujuan kedatangan.
 
Selanjutnya, tamu yang datang diminta mencatat nama dan nomor kontaknya. Setelah itu, data diserahkan ke staf PT Mustika Dutamas.
 
(Baca juga: Jejak Pemenang Lelang Senjata Polri)
 
Sarmin membeberkan, perintah ini hanya untuk PT Mustika Dutamas, sementara tamu tenant lain dipersilakan masuk. "Saya tidak tahu mereka akan menghubungi tamunya atau bagaimana, saya hanya diperintahkan seperti itu," tutur Sarmin.
 
Asep, petugas keamanan lain mengaku kewalahan dengan hal ini. Sebelumnya, kantor tempat ia bekerja tidak pernah didatangi wartawan. Tetapi, semenjak nama PT Mustika Dutamas disebut dalam kasus impor senjata, ia mendapat tugas jaga tambahan.
 
"Kalau ada tamu suruh stop di lobi dulu, memang ada mandat begitu. Dari kemarin banyak wartawan yang datang semuanya di luar," ucap dia. 
 
Asep mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk menghadapi kondisi ini. Jika melanggar dan membiarkan tamu masuk, ia khawatir akan membuat ketidaknyamanan para tenant lain di gedung tersebut.
 
"Kita bukannya mau menghalangi, tapi memang diberi kewenangannya begitu. Ini tidak kita lebihkan atau dikurangi," beber dia. 
 
Berdasarkan data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Polri, PT Mustika Dutamas memenangkan tender pengadaan sebanyak 280 pucuk SAGL, termasuk 5.932 butir amunisi pesanan Polri, yang diimpor dari Bulgaria.
 
(Baca juga: Tak Ada Peserta Lelang Senjata tak Berizin)
 
Pengadaan ini sudah kedua kali dilakukan oleh perusahaan yang sama, yakni pada 18 Januari 2017 dan 5 September 2017. Di kali pertama, nilai harga perkiraan sendiri (HPS) paket yakni Rp24.995.491.000, sedangkan penawaran PT Mustika Dutamas Rp24.995.320.000. Dalam pelelangan itu PT Mustika Dutamas menyingkirkan 11 perusahaan lain peserta lelang. 
 
Sementara pada 5 September 2017, HPS paket untuk item serupa yakni Rp26.939.999.892, sedangkan penawaran PT Mustika Dutamas adalah Rp26.919.795.000. Kali ini, PT Mustika Dutamas menyingkirkan tujuh perusahaan peserta tender. 
 
Dari sejumlah dokumen lelang tersebut, tercatat tiga nama direksi PT Mustika Dutamas, yakni, Gatot Ananto Suryo, David Chandra, dan Freddy Panjaitan.
 
(Baca juga: Penahanan Senjata di Soetta Dinilai Sesuai Prosedur)
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan