KaKorps Brimob Polri Irjen Pol Murad Ismail memperlihatkan katalog senjata yang dipesan Brimob di Mabes Polri, Sabtu (30/9). ANTARA/Wahyu Putro
KaKorps Brimob Polri Irjen Pol Murad Ismail memperlihatkan katalog senjata yang dipesan Brimob di Mabes Polri, Sabtu (30/9). ANTARA/Wahyu Putro

Jejak Pemenang Lelang Senjata Polri

Coki Lubis • 03 Oktober 2017 22:38
medcom.id, Jakarta: Sejumlah proses lelang telah dilalui. Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) Polri pun mengumumkan; pemenang paket pengadaan Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kaliber 40 X 46 mm adalah PT Mustika Dutamas, pada Jumat, 15 September 2017.
 
Berdasarkan data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Polri, pengadaan peluncur granat ini diinisiasi oleh Korps Brimob.
 
Saat lelang dibuka, tidak disebutkan berapa pucuk SAGL yang dibutuhkan. Yang tampak hanya nilai pagu paketnya, yakni, Rp 26.940.000.000, serta nilai Harga Perkiraan Sendiri (HPS), Rp 26.939.999.892.
 
Tujuh perusahaan tercatat sebagai peserta tender. Yaitu, PT Mustika Dutamas, PT Panca Prima Maju Bersama, CV Adipati Sentani, CV Trigil, Kawan Joymor, PT Panji Usaha dan Tribun Jaya Sakti.
 
Namun, dari ketujuh peserta itu, hanya harga penawaran dari PT Mustika Dutamas yang ditampilkan, yakni Rp 26.919.795.000. Sementara harga penawaran dari peserta lainnya tidak ada.
 
Ditahan
 
Selang dua minggu, Jumat, 29 September 2017, senjata yang diimpor dari Bulgaria itu tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Dalam dokumen pengirimannya tertera nama PT Mustika Dutamas - sebagai pihak yang dituju.
 
Senjata tersebut diangkut dengan pesawat sewaan Antonov An-12 TB dengan maskapai Ukraine Air Alliance UKL 4024.
 
Namun, kabar menghebohkan tiba-tiba menyeruak. Senjata tersebut tidak diizinkan keluar dari Bandara Soekarno-Hatta. Alasan penahanannya, impor senjata ini belum mendapatkan izin Kepala Badan Intelijen Strategis (KaBAIS) TNI.
 
Hingga saat ini, sebanyak 280 pucuk SAGL, termasuk 5.932 butir amunisi pesanan Polri, yang diimpor dari Bulgaria, masih tertahan di penyimpanan kargo Bandara Soekarno-Hatta.
 
Sejak ini pula nama PT Mustika Dutamas terseret dalam gelanggang kegaduhan "senjata standar militer pesanan Polri".
 
Baca: Penahanan Senjata di Soetta Dinilai Sesuai Prosedur

Langganan
 
Berdasarkan penelusuran Metrotvnews.com, bukan kali ini saja Polri membuka paket lelang pengadaan SAGL. Di tahun ini juga, pada Januari, paket pengadaan yang sama pernah dibuka.
 
Perbedaannya, saat itu nilai pagu paketnya sedikit lebih kecil, yaitu, Rp 25.144.000.000.  Sementara nilai HPS paketnya Rp 24.995.491.000.
 
Yang menarik, paket pengadaan berkode lelang 5275044 itu juga dimenangkan PT Mustika Dutamas. Saat itu, penawaran harganya adalah Rp 24.995.320.000.
 
Masih di bulan yang sama, paket pengadaan amunisi granat, dengan kode lelang 5320044, juga mereka menangkan. Nilai kontraknya sebesar Rp 24.095.784.000.
 
Lantas, yang menjadi pertanyaan, senjata dan amunisi yang tertahan di penyimpanan kargo Bandara Soekarno-Hatta tempo hari, dari paket lelang yang mana? Hingga saat ini pihak Polri belum menjelaskannya lebih lanjut.
 
Baca: Polri Bantah Senjata untuk Brimob Mematikan
 
Kini, mahfumlah bila banyak kalangan bertanya-tanya, siapa PT Mustika Dutamas?
 
Dari sejumlah dokumen lelang yang kami dapat, tercatat tiga nama direksi PT Mustika Dutamas, yakni, Gatot Ananto Suryo, David Chandra dan Freddy Panjaitan.
 
Perusahaan ini beralamat di Gedung Graha Mobilkom Lt.3, Jalan Raden Saleh Raya No.53, Jakarta Pusat. Kantornya tidak terlalu besar, cukup sederhana bagi perusahaan pemenang tender "puluhan milyar".
 
Sayangnya, hingga kini kami belum berhasil menemui ketiga direksi importir peluncur granat itu.
 
Namun, bila dilihat rekam jejaknya, tampaknya PT Mustika Dutamas bukan nama yang asing bagi para penyelenggara lelang di kepolisian.
 
Berdasarkan data LPSE Polri, sejak 2012, perusahaan ini sudah memenangkan 16 paket lelang pengadaan barang di Polri. Kemenangan pertamanya pada Oktober 2012, dalam paket pengadaan peralatan pengolah data sidik jari.
 
Di luar institusi Polri, PT Mustika Dutamas juga pernah memenangkan lelang. Salah satunya di Kementerian Hukum dan HAM, dalam paket pengadaan perlengkapan laboratorium forensik, pada 2015.
 
Baca: Tak Ada Peserta Lelang Senjata tak Berizin
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(COK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan