Jakarta: Sejak kemunculannya pada akhir Desember 2019, virus korona (covid-19) telah menginfeksi hingga 22,3 juta orang di seluruh dunia dan menyebabkan 784.258 kematian hingga 19 Agustus 2020. Vaksin menjadi satu-satunya harapan untuk mengatasi virus yang menyebabkan penyakit covid-19 itu.
Keberadaan vaksin sangat diperlukan saat ini. Oleh sebab itu, para ilmuwan berupaya mengembangkan vaksin yang bisa mengatasi virus yang mewabah pertama kali di Wuhan, Tiongkok, tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyebutkan 167 vaksin potensial dalam pengembangan saat ini. Namun, pada Februari 2020, WHO mengatakan keberadaan vaksin untuk mengatasi severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) baru ini akan tersedia kurang dari 18 bulan ke depan.
Vaksin tipikalnya membutuhkan waktu tahunan dalam riset dan pengujian, sebelum akhirnya digunakan secara klinis. Tetapi, untuk kasus covid-19, para ilmuwan berpacu menghasilkan vaksin yang aman ada efektif paling tidak hingga awal 2021.
Terlepas dari upaya cepat menghasilkan vaksin, para ilmuwan tidak melupakan fase-fase yang harus dijalani untuk memperoleh vaksin yang aman dan efektif. Fase-fase itu adalah:
1. Uji Praklinis
Melalui fase ini ilmuwan memberikan vaksin kepada hewan seperti tikus atau monyet. Pengujian di fase saat ini ditujukan untuk melihat apakah dapat menghasilkan respons imunitas.
2. Fase 1 Uji Keselamatan
Para ilmuwan kemudian mulai memberikan vaksin kepada manusia. Sejumlah kecil manusia disuntik vaksin untuk menguji keamanan dan dosis dengan tujuan memastikan vaksin tersebut merangsang sistem kekebalan.
3. Fase 2 Percobaan Diperluas
Pada fase kedua, pemberian vaksin mulai diperluas kepada ratusan orang yang dibagi menjadi beberapa kelompok, seperti anak-anak dan orang tua, untuk melihat apakah vaksin bekerja berbeda pada mereka. Uji coba ini lebih lanjut menguji keamanan vaksin dan kemampuan untuk merangsang sistem kekebalan.
4. Fase 3 Uji Efisiensi
Vaksin diberikan kepada ribuan orang dalam fase ketiga ini. Melalui fase ketiga ilmuwan menunggu untuk melihat berapa banyak yang terinfeksi, dibandingkan dengan sukarelawan yang menerima plasebo.
Uji coba ini dapat menentukan apakah vaksin melindungi dari virus korona. Pada Juni, Food and Drugs Administration (FDA) mengatakan bahwa vaksin virus korona harus melindungi setidaknya 50 persen orang yang divaksinasi agar dianggap efektif.
Uji coba fase ketiga cukup besar untuk mengungkapkan bukti efek samping yang relatif jarang yang mungkin terlewatkan dalam penelitian sebelumnya.
5. Vaksin Disetujui
ada fase ini, regulator di setiap negara meninjau hasil uji coba dan memutuskan apakah akan menyetujui vaksin atau tidak. Selama pandemi, vaksin dapat menerima otorisasi penggunaan darurat sebelum mendapatkan persetujuan resmi. Setelah vaksin dilisensi, peneliti terus dan harus memantau orang yang menerimanya untuk memastikannya aman serta efektif.
6. Fase Gabungan
Selain fase-fase yang disebut di atas, ada cara lain untuk mempercepat pengembangan vaksin. Cara yang dimaksud adalah dengan menggabungkan fase. Beberapa vaksin virus korona sekarang dalam uji coba fase satu atau dua, misalnya, mereka diuji untuk pertama kali kepada ratusan orang.
Bagi WHO, fase-fase ini tidak ada gunanya dilakukan jika minim kerja sama antar pihak dalam pengembangan vaksin. Khususnya dalam isu nasionalisme vaksin, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan arah itu tidak akan membantu perlawanan terhadap covid-19.
"Berbagai vaksin atau data pengembangan bisa membantu dunia lebih cepat pulih (dari virus korona). Ekonomi bisa sembuh lebih cepat dan imbas buruk dari covid-19 bisa dikurangi,” sebut Ghebreyesus pada 6 Agustus 2020 dalam pernyataan ke media.
Berdasarkan data landskap kandidat vaksin covid-19 yang dikeluarkan oleh WHO pada 13 Agustus 2020, terdapat 29 kandidat vaksin yang masuk dalam uji klinis. Sementara, the New York Times pada 14 Agustus menyebutkan ada 31 kandidat vaksin yang dikembangkan ilmuwan dengan dua di antaranya sudah disetujui untuk digunakan.
Pada tiap fase, kerja sama antara perusahaan farmasi, akademisi dan pemerintah mengungkap hasil dan target beragam.
Jakarta: Sejak kemunculannya pada akhir Desember 2019, virus korona (covid-19) telah menginfeksi hingga 22,3 juta orang di seluruh dunia dan menyebabkan 784.258 kematian hingga 19 Agustus 2020. Vaksin menjadi satu-satunya harapan untuk mengatasi virus yang menyebabkan penyakit covid-19 itu.
Keberadaan vaksin sangat diperlukan saat ini. Oleh sebab itu, para ilmuwan berupaya mengembangkan vaksin yang bisa mengatasi virus yang mewabah pertama kali di Wuhan, Tiongkok, tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyebutkan 167 vaksin potensial dalam pengembangan saat ini. Namun, pada Februari 2020, WHO mengatakan keberadaan vaksin untuk mengatasi severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) baru ini akan tersedia kurang dari 18 bulan ke depan.
Vaksin tipikalnya membutuhkan waktu tahunan dalam riset dan pengujian, sebelum akhirnya digunakan secara klinis. Tetapi, untuk kasus covid-19, para ilmuwan berpacu menghasilkan vaksin yang aman ada efektif paling tidak hingga awal 2021.
Terlepas dari upaya cepat menghasilkan vaksin, para ilmuwan tidak melupakan fase-fase yang harus dijalani untuk memperoleh vaksin yang aman dan efektif. Fase-fase itu adalah:
1. Uji Praklinis
Melalui fase ini ilmuwan memberikan vaksin kepada hewan seperti tikus atau monyet. Pengujian di fase saat ini ditujukan untuk melihat apakah dapat menghasilkan respons imunitas.
2. Fase 1 Uji Keselamatan
Para ilmuwan kemudian mulai memberikan vaksin kepada manusia. Sejumlah kecil manusia disuntik vaksin untuk menguji keamanan dan dosis dengan tujuan memastikan vaksin tersebut merangsang sistem kekebalan.
3. Fase 2 Percobaan Diperluas
Pada fase kedua, pemberian vaksin mulai diperluas kepada ratusan orang yang dibagi menjadi beberapa kelompok, seperti anak-anak dan orang tua, untuk melihat apakah vaksin bekerja berbeda pada mereka. Uji coba ini lebih lanjut menguji keamanan vaksin dan kemampuan untuk merangsang sistem kekebalan.
Halaman Selanjutnya
4. Fase 3 Uji…