Penutupan ARTJOG 2025 - Motif: Amalan. Foto: dok. ARTJOG
Penutupan ARTJOG 2025 - Motif: Amalan. Foto: dok. ARTJOG

Penutupan ARTJOG 2025 Jadi Ruang Pernyataan Sikap atas Kondisi Bangsa

Fatha Annisa • 16 September 2025 12:51

Jakarta: ARTJOG 2025 - Motif: Amalan resmi ditutup tanpa perayaan. Malam penutupan ini tidak hanya menjadi akhir dari sebuah perhelatan seni, melainkan juga ruang refleksi atas kondisi bangsa yang semakin keruh.
 
Sebagai sebuah festival yang sejak awal berpijak pada semangat kebersamaan, ARTJOG kali ini menegaskan kembali peran seni sebagai medium ekspresi kritis. Malam penutupan diubah menjadi ruang berbagi pandangan, di mana seni tampil sebagai bagian tak terpisahkan dari kegelisahan sosial. 
 
“Ini adalah sebuah peristiwa dan momen untuk saling berbagi pandangan kritis melalui pendekatan seni, karena sejatinya seni tidak terpisah dan selalu menjadi bagian yang menyertai kegelisahan masyarakat secara luas,” tutur Direktur ARTJOG, Heri Pemad, dalam pernyataan resminya.

Tema “Amalan", sebagaimana disampaikan dalam berbagai karya yang ditampilkan, tidak dimaknai secara harfiah semata. Ia menjadi cermin bagi praktik-praktik artistik yang mempertanyakan hubungan antara manusia dengan lingkungan, serta realitas sosial yang dihadapi. 

 

Baca Juga: Kolaborasi Jogja Noise Bombing x Komunitas Inklusi Ba(wa)yang Tampilkan BunyI SUnyi


Dengan kata lain, tema 'Amalan' telah melampaui arti sempitnya sebagai 'klise' pahala, dan para seniman merupakan subjek aktif pada konteks yang lebih luas alih-alih terisolasi dalam konteks estetika belaka.
 
Malam itu juga menjadi penutup dari trilogi tema Motif yang dimulai sejak 2023. Kurator Hendro Wiyanto menjelaskan bahwa 
motif tidak hanya berfungsi sebagai kerangka untuk memahami proses kreatif para seniman, tetapi juga sebagai alat untuk menyelami dinamika sosial dan politik hari ini. 
 
“Melalui pergulatan untuk menghadirkan motif-motif yang baik, indah dan benar, para senimanlah yang pertama-tama akan memberi tahu kita, mana sesungguhnya pemimpin yang patut kita pilih, mereka yang sungguh-sungguh mengamalkan amanat politik untuk kebaikan hidup bersama, bukan melindas dan mempertontonkan arogansinya pada yang lemah. Tapi seniman, sesungguhnya hanyalah seorang kurir bagi pesan-pesan kebaikan dalam kehidupan bersama kita,” tegas Hendro.

 

Baca juga: ARTJOG MMXXII Hadirkan Kolaborasi Jogja Noise Bombing dan Komunitas Inklusi Ba(wa)yang


Salah satu momen menyentuh pada malam itu datang dari doa yang dilantunkan seniman Faisal Kamandobat. Dengan bahasa yang puitis dan penuh penyesalan, Faisal mengajak hadirin untuk merenungkan kembali arah kehidupan manusia. 
 
Acara penutupan ini juga menampilkan Sirin Farid Stevy bersama grup musik Prontaxan menutup rangkaian acara dengan penuh semangat dan harapan. “Kesadaran untuk saling merawat kekuatan merupakan pondasi penting dalam memperjuangkan hak-hak kita sebagai masyarakat,” menjadi pesan utama yang menggema dari panggung.
 
Sementara itu, ARTJOG berikutnya dijadwalkan berlangsung pada 19 Juni 2026 dengan tema dan kurator baru.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan