Cirebon: Ancaman Pemprov DKI Jakarta untuk memulangkan pengayuh becak dari daerah lain tidak menyurutkan antusiasme tukang becak di Cirebon. Mereka mengaku sudah mengirimkan becak mereka ke Ibu Kota.
"Teman-teman sesama penarik becak berkumpul dan sepakat untuk kembali ke Jakarta," ujar Herman, pengayuh becak yang mangkal di Pasar Pagi Cirebon dilansir dari Media Indonesia, Minggu, 28 Januari 2018.
Herman yang tujuh-delapan tahun lalu menarik becak di Jakarta, berencana kembali dalam waktu dekat. "Dulu zaman Pak Foke saya narik di Muara Angke bisa dapat Rp150 ribu sehari. Sekarang belum tentu, tapi namanya juga nyoba," ujar pria asal Kelurahan Cangkol.
Dedi, tukang becak asal Pesisir, Cirebon, mengaku sebanyak 40 becak sudah dikirimkan ke Jakarta. "Becaknya sudah berangkat, diangkut pakai trailer. Dibongkar dulu, dikemas dalam dus. Biasanya trailer dari Surabaya kan kosong. Nah diangkut pakai itu," ungkap Dedi.
Becak-becak itu, lanjut dia, milik para tukang becak di Pasar Pagi Cirebon. "Kami baru menyusul besok atau lusa," imbuh dia.
(Baca juga: 286 Becak Legal Beroperasi di Pejagalan dan Kapuk)
Padahal, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sudah menegaskan akan memulangkan becak dari luar Jakarta. "Becak yang datang dari daerah lain ke Jakarta tidak diperbolehkan. Jadi, akan dipulangkan," tegasnya di Jakarta Utara, kemarin.
Sebelumnya, Gubernur Anies Baswedan menyatakan tidak ada becak asal daerah yang mangkal di Jakarta. "Begini, Satpol PP itu sempat mendapatkan ada beberapa becak yang belum sempat turun (dari) truknya, sudah disuruh kembali," tutur Anies, Jumat, 26 Januari 2018.
Namun, ia menyangkal becak di Bandengan Utara, Kelurahan Pekojan, Tambora yang didata pada Kamis, 25 Januari itu ialah becak dari Indramayu. "Jadi, itu bukan becak berbondong-bondong datang. Itu memang becak-becak yang (sudah) ada, kalau enggak salah di Pekojan," ujarnya.
Belakangan Lurah Pekojan Tri Prasetyo Utomo ikut membantah ada pengayuh becak pendatang dari Indramayu. "Dari Kamis sampai hari ini, becak dari Indramayu itu tidak ada. Cuma mungkin ada orang dari Indramayu, tapi becaknya tidak ada," ujar Tri saat dihubungi, kemarin.
(Baca juga: DKI Usir Truk Pengangkut Becak dari Jawa)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini punya cara yang patut dicontoh dalam mengatasi problem becak di 'Kota Buaya'. Untuk meningkatkan kesejahteraan, para tukang becak diangkat menjadi petugas di lingkungan Pemkot Surabaya.
"Seribu lebih tukang becak di Surabaya ini dengan pendapatan sekitar Rp600 ribu. Dengan menjadi pegawai di lingkup pemkot, penghasilan mereka sesuai UMK, yakni Rp3,5 juta," kata Risma.
Sebagian tukang becak yang enggan menjadi pegawai pemkot, Risma akan mengusulkan becak sebagai alat promosi wisata di Surabaya. "Namun, itu masih dibahas di internal pemkot," tutur dia.
Cirebon: Ancaman Pemprov DKI Jakarta untuk memulangkan pengayuh becak dari daerah lain tidak menyurutkan antusiasme tukang becak di Cirebon. Mereka mengaku sudah mengirimkan becak mereka ke Ibu Kota.
"Teman-teman sesama penarik becak berkumpul dan sepakat untuk kembali ke Jakarta," ujar Herman, pengayuh becak yang mangkal di Pasar Pagi Cirebon dilansir dari Media Indonesia, Minggu, 28 Januari 2018.
Herman yang tujuh-delapan tahun lalu menarik becak di Jakarta, berencana kembali dalam waktu dekat. "Dulu zaman Pak Foke saya narik di Muara Angke bisa dapat Rp150 ribu sehari. Sekarang belum tentu, tapi namanya juga nyoba," ujar pria asal Kelurahan Cangkol.
Dedi, tukang becak asal Pesisir, Cirebon, mengaku sebanyak 40 becak sudah dikirimkan ke Jakarta. "Becaknya sudah berangkat, diangkut pakai trailer. Dibongkar dulu, dikemas dalam dus. Biasanya trailer dari Surabaya kan kosong. Nah diangkut pakai itu," ungkap Dedi.
Becak-becak itu, lanjut dia, milik para tukang becak di Pasar Pagi Cirebon. "Kami baru menyusul besok atau lusa," imbuh dia.
(Baca juga:
286 Becak Legal Beroperasi di Pejagalan dan Kapuk)
Padahal, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sudah menegaskan akan memulangkan becak dari luar Jakarta. "Becak yang datang dari daerah lain ke Jakarta tidak diperbolehkan. Jadi, akan dipulangkan," tegasnya di Jakarta Utara, kemarin.
Sebelumnya, Gubernur Anies Baswedan menyatakan tidak ada becak asal daerah yang mangkal di Jakarta. "Begini, Satpol PP itu sempat mendapatkan ada beberapa becak yang belum sempat turun (dari) truknya, sudah disuruh kembali," tutur Anies, Jumat, 26 Januari 2018.
Namun, ia menyangkal becak di Bandengan Utara, Kelurahan Pekojan, Tambora yang didata pada Kamis, 25 Januari itu ialah becak dari Indramayu. "Jadi, itu bukan becak berbondong-bondong datang. Itu memang becak-becak yang (sudah) ada, kalau enggak salah di Pekojan," ujarnya.
Belakangan Lurah Pekojan Tri Prasetyo Utomo ikut membantah ada pengayuh becak pendatang dari Indramayu. "Dari Kamis sampai hari ini, becak dari Indramayu itu tidak ada. Cuma mungkin ada orang dari Indramayu, tapi becaknya tidak ada," ujar Tri saat dihubungi, kemarin.
(Baca juga:
DKI Usir Truk Pengangkut Becak dari Jawa)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini punya cara yang patut dicontoh dalam mengatasi problem becak di 'Kota Buaya'. Untuk meningkatkan kesejahteraan, para tukang becak diangkat menjadi petugas di lingkungan Pemkot Surabaya.
"Seribu lebih tukang becak di Surabaya ini dengan pendapatan sekitar Rp600 ribu. Dengan menjadi pegawai di lingkup pemkot, penghasilan mereka sesuai UMK, yakni Rp3,5 juta," kata Risma.
Sebagian tukang becak yang enggan menjadi pegawai pemkot, Risma akan mengusulkan becak sebagai alat promosi wisata di Surabaya. "Namun, itu masih dibahas di internal pemkot," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)