Pedagang Lenggang Jakarta mendapat pelatihan untuk menciptakan dan menjual jajanan yang baik. Foto: Dok. Menko PMK
Pedagang Lenggang Jakarta mendapat pelatihan untuk menciptakan dan menjual jajanan yang baik. Foto: Dok. Menko PMK

Pedagang Lenggang Jakarta Dilatih Hasilkan Kuliner Sehat, Bersih & Lezat

Pelangi Karismakristi • 24 November 2016 12:53
medcom.id, Jakarta: Makanan yang bersih, lezat dan sehat merupakan harapan dari setiap konsumen. Maka dari itu, Sekretariat Kelompok Kerja (Pokja) Gerakan Nasional Revolusi Mental bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta, Badan POM, Bank Indonesia, Indonesia Chef Association (ICA), dan Indonesia Gastronomy Association (IGA) menyelenggarakan Pelatihan Pedagang Makanan Lenggang Jakarta. 
 
Acara yang dihadiri sebanyak 106 pedagang Lenggang ini dibuka langsung oleh Asisten Deputi Nilai ddan Kreativitas Budaya pada Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan yang juga Ketua Pokja Gerakan Nasional Revolusi  Mental Iwan Eka Setiawan. Dirinya mengatakan bahwa pelatihan tersebut bertujuan untuk ajang diskusi dengan para pakar agar berbagai makanan yang dijual di Lenggang Jakarta lebih sehat, bersih dan lebih enak ke depannya.
 
"Indonesia akan siap dengan kuliner bersih, enak dan sehat untuk menyambut wisatawan khususnya mendukung kenyamanan saat Indonesia menjadi tuan rumah pada Asian Games 2018," tutur Iwan di Kantor Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta.

Salah satu pakar yang didatangkan adalah Rismana Adji dari Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta yang berbicara mengenai hygiene sanitation makanan jajanan. Menurutnya, kondisi saat ini di tengah masyarakat adalah masih tingginya masalah kesehatan dan kesakitan bahkan kematian yang penyebabnya berkaitan dengan makanan dan minuman yang tidak memenuhi syarat kesehatan. 
 
Upaya untuk mengendalikan hygiene sanitation itu antara lain mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Para pedagang makanan sebaiknya berlokasi di tempat yang cukup jauh dari sumber pencemaran seperti lokasi pembuangan sampah terbuka, lokasi pengolahan limbah, jalan, dan lainnya.
 
"Sentra pedagang makanan jajanan juga harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yang meliputi air bersih, tempat penampungan sampah, saluran pembuangan air limbah, toilet, dan fasilitas pengendalian lalat atau tikus. Para pedagang juga harus memiliki enam prinsip hygienic sanitation pangan (HSP) yaitu pemilahan bahan; penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyajian, distribusi/pengangkutan, dan  penyimpanan produk," papar Rismana.
 
Pedagang Lenggang Jakarta Dilatih Hasilkan Kuliner Sehat, Bersih & Lezat
 
Narasumber lain yang juga mengisi acara tersebut adalah  Direktur Surveillance dan Penyuluhan Keamanan Pangan Badan POM, Yayan Cahyani, yang membicarakan tentang lima kunci keamanan pangan untuk pedagang kreatif lapangan (PKL), yang kini bukan lagi disebut pedagang kaki lima. Adapun lima kunci keamanan pangan adalah sedaiakan bahan baku yang aman, olah pangan secara seksama, pajang/sajikan dengan aman, jual dengan aman dan jaga kebersihan.
 
Sementara  Lucky dari ICA memaparkan tentang keracunan makanan, time temperature relationship atau hubungan suhu, kuman dalam bahan mkanan dengan waktu pemanasan, dan bakteri-bakteri yang terkandung dalam makanan.
 
Penjelasan yang tak kalah menarik pun datang dari salah satu Pesohor Boga, Sisca Soewitomo, dirinya memaparkan seputar sejarah kuliner Indonesia yang kaya akan rempah-rempah dan sudah mendunia sejak abad ke-15. Sisca mengatakan bahwa  rempah memegang peranan penting dalam peta kulinar Indonesia karena menjadi salah satu ciri khas cita rasa masakan Indonesia.
 
Akibatnya, banyak bangsa yang memperebutkan pala, merica, dan cengkih yang merupakan komoditas utama Nusantara. Dari jejak budaya inilah lahir budaya saling yang memperkaya khasanah kulinari Indonesia.
 
"Meski jumlah bumbu dan rempah yang dipakai jenisnya banyak tetapi jenis bumbu untuk dapur dapat dibakukan menjadi bumbu dasar yang bisa dikategorikan berdasarkan warnanya yaitu bumbu dasar putih (memakai kemiri), bumbu dasar merah (cabaimerah), dan bumbu dasar kuning (kunyit atau kari)," jelas Sisca.
 
Tak hanya itu saja, dalam event tersebut pedagang juga diberikan diperkenalkan dengan aplikasi teknologi informasi Siapik, atau sistem administrasi pencatatan keuangan oleh Konsultan Mitra Bank, Bank Indonesia. Aplikasi yang bisa diunduh melalui Play Store Android ini berfungsi untuk meningkatkan kapasitas dan mempermudah mengakses perbankan dan bisa digunakan untuk membantu melakukan pembukuan dengan mencatat jenis transaksi sederhana bagi usaha perorangan (usaha mikro) maupun usaha kecil. 
 
Acara yang mengusung tema  Bersih, Enak dan Sehat Sajian Indonesia ini berlangsung ramai dan interaktif, bukan hanya karena narasumber yang terlihat semangat memberikan paparan saja, namun juga para peserta yang terlihat sangat antusias. Pelatihan pedagang tersebut dibagi menjadi dua sesi, yaitu pagi pukul 08.00-12.00 WIB, sedangkan siangnya pada pukul 13.00-16.00 WIB.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ROS)


BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan