Ratusan siswa terlantar di SMAN 11 Depok. Mereka diduga sebagai siswa titipan yang menjadi korban praktik percaloan oknum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) -- MTVN/Damar Iradat
Ratusan siswa terlantar di SMAN 11 Depok. Mereka diduga sebagai siswa titipan yang menjadi korban praktik percaloan oknum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) -- MTVN/Damar Iradat

Belasan Siswa 'Titipan' SMAN 11 Depok Daftar ke Sekolah Swasta

Achmad Zulfikar Fazli • 02 September 2016 08:27
medcom.id, Jakarta: Sejumlah siswa 'titipan' SMAN 11 Depok telah mendaftarkan dirinya ke SMA swasta. Tercatat ada sekitar 15 siswa yang telah membeli formulir pendaftaran di SMA PGRI 1 Depok.
 
Kepala Sekolah PGRI 1 Depok Syamsuddin Azhari mengatakan, sekolahnya masih membuka kesempatan bagi siswa 'titipan' SMAN 11 Depok yang ingin masuk ke SMA PGRI 1. Tapi, kuota yang tersedia hanya untuk satu kelas atau 40 siswa.
 
"Saya di SMA PGRI 1 mau menampung, masih menerima pendaftaran (untuk siswa yang gagal masuk di SMAN 11) tapi untuk satu kelas saya terima, karena kita sudah ada tiga kelas," kata Syamsuddin di SMA PGRI, Jalan Pemuda, Depok, Jawa Barat, Kamis (1/9/2016).

Syamsuddin mengatakan, pihaknya memberikan waktu kepada orangtua siswa hingga Jumat, 2 September untuk mendaftarkan anaknya. Sebab, tambah dia, sekolahnya harus mengikuti aturan Data Pokok Pendidikan.
 
"Tadinya hari ini terakhir, tapi bu Tatik minta tambah sehari (Kabid Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dinas Pendidikan Kota Depok, Tatik Wijaya). Jadi besok (Jumat, 2 September) terakhir," kata dia.
 
(Baca: Siswa 'Titipan' Selalu Ada di Depok dari Tahun ke Tahun)
 
Selain SMA PGRI 1, Syamsuddin menambahkan, pihaknya juga telah menyiapkan SMA PGRI 2 Depok untuk menampung siswa 'titipan'. Syamsuddin bilang masih ada dua kelas yang tersedia di SMA PGRI 2.
 
"PGRI 2 masih bisa menampung dua kelas, karena di situ baru satu kelas," ucap dia.
 
Syamsuddin menuturkan, pihaknya juga akan memberikan keringanan kepada siswa 'titipan'. Tahap awal, kata dia, para siswa hanya dibebankan uang formulir pendaftaran sebesar Rp100 ribu.
 
Sementara untuk uang gedung, pihak sekolah memberikan kelonggaran kepada orangtua siswa untuk melunasinya sebesar Rp2 juta hingga bulan Desember 2016. Selain itu, siswa juga harus membeli seragam sebesar Rp1,5 juta dan uang bayaran sebesar Rp175 ribu.
 
"Tapi sampai sekarang juga masih ada yang belum lunas uang gedungnya. Kita mah biarin sajalah," kata dia.
 
Terkait kasus siswa 'titipan', Syamsuddin berharap ke depan tidak ada lagi pandangan berbeda antara sekolah swasta dan negeri. Menurut dia, kualitas pendidikan di sekolah swasta saat ini tidak kalah dengan sekolah negeri.
 
Seperti diketahui, sekitar 148 siswa 'titipan' di SMAN 11 Depok terlantar pada dua hari lalu. Mereka terpaksa belajar di lantai kelas yang tengah direnovasi, lantaran ulah LSM yang bersikeras memasukan para siswa tersebut.
 
Para orangtua siswa merasa tertipu dengan praktik percaloan tersebut. Mereka telah mengeluarkan uang sebesar Rp7 juta hingga Rp15 juta untuk memasukan anak mereka ke sekolah negeri.
 
(Baca: Analisis Dinas Pendidikan Depok Terkait Kasus Ratusan Murid 'Titipan')
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan