Ratusan siswa terlantar di SMAN 11 Depok. Mereka diduga sebagai siswa titipan yang menjadi korban praktik percaloan oknum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). --Foto:MTVN/Damar--
Ratusan siswa terlantar di SMAN 11 Depok. Mereka diduga sebagai siswa titipan yang menjadi korban praktik percaloan oknum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). --Foto:MTVN/Damar--

Analisis Dinas Pendidikan Depok Terkait Kasus Ratusan Murid 'Titipan'

Damar Iradat • 01 September 2016 02:14
medcom.id, Depok: Kasus ratusan murid 'titipan' di SMAN 11 Depok jadi pelajaran masyarakat, khususnya orang tua di Kota Depok. Orang tua diimbau agar tidak mudah percaya bujuk rayu untuk dapat memasukan anaknya ke sekolah negeri lewat lembaga swadaya masyarakat (LSM) abal-abal. 
 
Kepada Metrotvnews.com, Kabid Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dinas Pendidikan Kota Depok, Tatik Wijaya mengatakan, kasus yang menimpa ratusan murid 'titipan' di SMAN 11 Depok disebabkan adanya celah yang dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Orang tua pun tergiur dengan ajakan para oknum dari LSM abal-abal tersebut.
 
"Padahal kebijakan sudah menyatakan jumlah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) harus dipatuhi. Kami tidak sembarangan menerima siswa. Sudah ditetapkan lewat jalur akademis dan non-akademis, tapi karena ada yang menawarkan, orang tua akhirnya mau," ungkap Tatik di Komplek Balai Kota Depok, Rabu (31/8/2016). 

Ia melanjutkan, para oknum yang tidak bertanggung jawab itu memanfaatkan celah proses pendaftaran penerimaan murid baru. Di Depok, saat ini penerimaan murid baru melalui jalur online dan NEM hanya 75 persen, sementara 25 persen diambil dari jalur non-akademis. 
 
Sistem penerimaan lewat jalur non-akademis, jelasnya, ditujukan kepada para murid kurang mampu yang memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP) maupun para murid berprestasi di sekolah sebelumnya. Sayangnya, hal ini disalahartikan oleh masih banyak pihak. 
 
"Masih banyak orang tua yang berpikiran seperti ini 'Itu NEM-nya lebih kecil dari anak saya, tapi bisa masuk'. Padahal, anak yang dibilang itu bisa jadi masuk lewat jalur murid yang kurang mampu dan berprestasi. Akhirnya mereka ditawar-tawarin oleh oknum terus mau, disangkanya yang masuk (NEM-nya lebih kecil) nyogok, padahal kan tidak," tutur dia.
 
Ke depannya, pihak Dinas Pendidikan Kota Depok bakal menyiasati agar hal serupa tidak terulang. Salah satunya dengan memberi penyuluhan kepada orang tua terkait sistem PPDB yang berlaku dengan menggandeng kelurahan dan sekolah-sekolah untuk mensosialisasikan kepada orang tua.
 
Tidak hanya itu, mereka juga mempertimbangkan 100 persen PPDB lewat sistem online. "Jadi, tidak ada lagi penerimaan seperti yang tadi saya jelaskan. Namun, hal itu perlu dikaji lagi," tutur Tatik. 
 
Seperti diketahui, sekitar 148 murid 'titipan' di SMAN 11 Depok terlantar pada dua hari kemarin. Mereka terpaksa belajar di lantai kelas yang tengah direnovasi, lantaran ulah LSM gadungan yang bersikeras memasukan para murid tersebut. 
 
Para orang tua murid merasa tertipu dengan praktik percaloan tersebut. Mereka telah mengeluarkan uang sebesar Rp7 juta hingga Rp15 juta untuk memasukan anak mereka ke sekolah negeri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan