Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD (kedua dari kiri) dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (kedua dari kanan) dalam rakorsus pengendalian karhutla. Dok Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD (kedua dari kiri) dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (kedua dari kanan) dalam rakorsus pengendalian karhutla. Dok Istimewa

Mahfud Sebut Tak Ada Transboundary Haze Asap Karhutla Selama 2020

Achmad Zulfikar Fazli • 10 Februari 2021 13:04

Beberapa hal secara teknis dalam pengendalian karhutla terus dikembangkan. Misalnya, monitoring dan penyebarluasan keberadaan titik hotspot, patroli pencegahan karhutla (mandiri atau terpadu), serta perbaikan dan penataan ekosistem gambut dengan meningkatkan sistem pemantauan tinggi muka air tanah (TMAT).
 
Kemudian, peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian karhutla melalui pembinaan masyarakat peduli api berkesadaran hukum (MPA-Paralegal). Kegiatan ini merupakan kerja bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), BNPB, TNI, Polri, pemerintah daerah, unsur desa, serta anggota masyarakat.
 
Prospek iklim Indonesia hingga semester satu 2021, La Nina akan bertahan dengan intensitas moderat hingga melemah. Pada semester kedua, La Nina diprediksi hilang.

Baca: Pemprov Sumsel Anggarkan Rp30 Miliar Atasi Karhutla 2021
 
Sementara itu, curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi akan mengguyur sebagian wilayah Indonesia pada Maret-April 2021. Namun, ada beberapa wilayah yang perlu diwaspadai lantaran mengalami hujan intensitas rendah, seperti Riau.
 
“Oleh karena itu, saya meminta agar Gubernur Riau (Syamsuar) untuk menetapkan siaga darurat lebih awal, agar pencegahan karhutla di sana segera dapat ditanggulangi,” kata Mahfud.
 
Sejumlah kepala daerah juga memberikan penjelasan dan laporan pengendalian Karhutla di wilayah masing-masing. Yakni, kepala daerah dari Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur.
 
Menteri LHK Siti Nurbaya mengapresiasi kinerja seluruh pejabat pusat dan daerah serta masyarakat karena tidak terjadi bencana asap pada 2020. Hal tersebut salah satunya akibat keberhasilan penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
 
“TMC ini harus betul-betul kita persiapkan dan kita harus berhati-hati juga, karena di bulan April-Mei akan menghadapi bulan puasa dan lebaran, serta masih dalam situasi pandemi covid-19,” tutur Siti.
 
Terobosan lain yang mendukung keberhasilan pencegahan karhutla, yaitu peran masyarakat peduli api (MPA) paralegal. Siti menyampaikan konsep ini dapat diintegrasikan dengan desa tangguh bencana dan desa mandiri.
 
“Untuk itu, perlu dikembangkan mekanisme kompensasi kebijakan insentifnya bagi daerah melalui Dana Alokasi Khusus,” ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan