Ilustrasi Webinar The Road to COP26, bertajuk ‘Peatland Conservation Through Sustainable Fisheries’. Dok Tangkapan Layar.
Ilustrasi Webinar The Road to COP26, bertajuk ‘Peatland Conservation Through Sustainable Fisheries’. Dok Tangkapan Layar.

Cegah Karhutla, Masyarakat Siak Budi Daya Gabus di Lahan Gambut

Achmad Zulfikar Fazli • 26 Oktober 2021 17:32

ASL adalah perusahaan yang pemegang sahamnya merupakan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dari Buantan Besar dan Dayun. ASL dikelola sekumpulan anak muda setempat, sehingga masyarakat dapat merasakan langsung manfaat budidaya. Mereka juga bertanggung jawab menjamin kualitas albumin yang dihasilkan dari proses ekstraksi.
 
Dampak dari budi daya ikan gabus juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Penghasilan masyarakat yang terlibat dalam budi daya gabus, bahkan dua kali lipat lebih tinggi dibanding penghasilan saat menjadi petani sawit.
 
Perhitungan kasarnya, 1 kilogram (kg) ikan gabus dijual Rp45 ribu. Sementara itu, 1 kg gabus dapat menghasilkan 10 gram ekstrak albumin yang dapat dijual hingga Rp70 ribu. Artinya ada nilai tambah sampai 56 persen.

Hasil ekstrak albumin yang dihasilkan diprioritaskan untuk memasok kebutuhan lokal. Yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan apotek di Kabupaten Siak.
 
“Saat ini produk kita dalam proses izin BPOM, jadi produknya sudah siap, jadi sebenarnya tinggal satu langkah lagi, sebelum produknya dilepas ke pasar,” kata Musrahmad.
 
Selain ekstraksi albumin, bagian ikan gabus lain tetap dimanfaatkan secara maksimal. Dagingnya diproduksi menjadi tepung ikan dan selebihnya dijadikan pupuk cair.
 
Pemanfaatan secara maksimal ini juga dapat mendorong produksi secara zero waste. Budi daya gabus ini juga membuat masyarakat semakin peduli dengan kondisi gambut. Mereka berusaha menjaga agar lahan gambut tetap basah, sehingga kolam gabus yang merupakan sumber mata pencaharian terhindar dari kekeringan.
 
Praktik budidaya ikan gabus di Kabupaten Siak juga menjadi salah satu contoh kolaborasi yang melibatkan berbagai stakeholder. Pemerintah desa mengambil peran dalam pembuatan aturan dan persiapan kolam, pembelian pakan dan bibit, serta operasional. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Siak menyalurkan anggaran lewat program dana Transfer Anggaran Kabupaten Berbasis Ekologi (TAKE).
 
Aktivitas ekstraksi dan pengembangan menjadi tanggung jawab ASL. Selain itu, ada dukungan dari Agrapana Bio Indoneisa mitra riset dan investor dari program ini.
 
Direktur Agrapana Bio, Dicky Asmoro menekankan upaya yang mereka lakukan ini dapat menjadi contoh baik dalam peningkatan ekonomi masyarakat berlandaskan pelesaraian lingkungan. “Kita ingin menjaga kelestarian alam secara berkelanjutan, bagiamana kita bisa meningkatkan taraf hidup masyarkat daerah berbasiskan ekosistem. Dan ini kita awali dengan albumin dari ikan gabus (di Siak) jadi kita sambil menjaga lahan gambutnya, kita membudidayakan,” tutur dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AZF)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan