"Jika bisa dikonsolidasi maka Muhammadiyah bisa menjadi sebuah kekuatan ekonomi dan menjadi lokomotif ekonomi umat," kata Gobel dalam ceramah umum di Masjid At Taqwa, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Sabtu, 21 Januari 2023.
Acara yang bertajuk Hari Bermuhammadiyah 4 itu mengambil tema Muhammadiyah dan Penguatan Ekonomi Umat. Dalam acara itu hadir Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti dan Rektor UMJ Dr Makmun Murod Al Barbasy.
Saat ini Muhammadiyah memiliki sekitar 170 perguruan tinggi dan sekitar 80 rumah sakit. Konsolidasi itu akan memudahkan dalam menggerakkan ekonomi pendukungnya, yang bisa melibatkan warga Muhammadiyah dan umat Islam pada umumnya.
"Untuk itu perlu ada wadah koperasi yang akan menyatukan berbagai kepentingan. Seperti lidi, jika bersatu akan kuat," kata Gobel.
Baca: Panen Padi Organik, Gobel: Jalan Menyejahterakan Petani |
Selain itu, kata Gobel, jemaah Muhammadiyah juga bisa dikonsolidasikan dalam wadah koperasi, sesuai dengan bidang ekonomi yang ditekuninya. Antara lain sektor pertanian, kelautan dan perikanan, dan UMKM.
"Jangan tergantung pada pemerintah. Solusinya ada pada kita sendiri. Harus mandiri," ungkap Gobel.
Menurut dia, pertanian nonsubsidi justru meningkatkan produktivitas hingga dua kali lipat. Hal itu sangat menguntungkan petani. Petani, biasanya akan menghadapi masalah saat musim tanam dan musim panen.
"Melalui koperasi maka masalah pupuk, bibit, pascapanen, pergudangan, dan penjualan akan menjadi urusan koperasi. Petani bercocok tanam saja. Jangan dibebani hal-hal lainnya. Tapi mereka semua pemilik koperasinya," jelas dia.
Gobel menerangkan dirinya sudah melakukan uji coba pertanian nonsubsidi di Gorontalo dan hasilnya sesuai kalkulasi. Selain itu, ia juga telah menginisiasi pendirian koperasi petani di semua kabupaten/kota di Gorontalo.
Baca: Tanam Singkong Organik, Gobel Ingin Sejahterakan Warga Gorontalo |
Gobel juga mengingatkan tentang pentingnya menekuni sektor herbal. Menurut dia, pasar herbal dunia mencapai Rp2 ribu triliun lebih. Namun Indonesia baru bisa berkontribusi kurang dari satu persennya.
"Padahal dulu penjajah datang ke Nusantara untuk mencari herbal ini, bukan mencari tambang. Mengapa sekarang justru kita meninggalkan berkah Tuhan ini pada kita?" kata dia.
Pada bagian lain, Gobel juga mengajak warga Muhammadiyah dan umat Islam pada umumnya untuk menekuni ekonomi berbasis budaya. Gobel menekankan bahwa budaya adalah kekuatan yang dimiliki Indonesia sera punya potensi ekonomi yang besar.
Baca: Rachmat Gobel Yakin Film Uti Deng Keke Menginspirasi Anak-Anak Muda |
Dia menekankan hal itu jangan sampai punah. Seperti kebudayaan batik, songket, tenun, mebel, ukir, rajut, anyam, kuliner, dan sebagainya.
"Karena itu saat saya menjadi menteri perdagangan, saya melarang impor tekstil bermotif batik. Jika itu dibiarkan, industri batik kita bisa mati, dan dalam dua generasi anak cucu kita sudah tidak tahu bahwa batik adalah warisan nenek moyang karena yang mereka tahu kain itu impor dari negara lain. Saya dapat perlawanan yang luar biasa," tutur Gobel.
Untuk itu, Gobel mengajak warga Muhammadiyah untuk bersatu, bersikap mandiri, dan berpijak pada kekuatan yang diwariskan alam maupun nenek moyang. "Mulai dari yang ada, yaitu mengkonsolidasikan aset ekonomi yang dimiliki Muhammadiyah, yaitu lembaga pendidikan dan rumah sakit," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News