Jakarta: Buku berjudul ‘When I Was a Kid 3: Childhood Stories by Boey’ karya seniman Malaysia, Cheeming Boey, dilarang beredar oleh pemerintah Malaysia. Pasalnya, buku itu menyebut asisten rumah tangga (ART) dari Indonesia sebagai monyet.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Lalu Muhammad Iqbal, membenarkan adanya penggunaan sebutan monyet untuk pekerja Indonesia dalam buku itu. Namun, Iqbal menyampaikan bahwa pihak Kemenlu mengapresiasi langkah yang diambil pemerintah Malaysia.
“itu adalah seorang ayah mengajarkan anaknya dan menyebut pekerja manusia dengan monyet. Dari perspektif edukasi itu sangat tidak edukatif dan human degrading (merendahkan martabat manusia,” ujar Iqbal dalam konferensi pers di kantornya, Jumat, 29 September 2023.
Penjelasan Cheeming Boey
Sementara itu, Cheeming Boey melalui akun Instagramnya menjelaskan bahwa halaman buku yang menjadi sumber kesalahpahaman belakangan ini adalah cerita pengalaman masa kecilnya ketika tinggal di Johor, Malaysia. Ia menunjukkan bagian yang menjadi perdebatan.
Foto: Instagram @iamboey
Di sana Boey bercerita keluarganya pernah mempunyai ART perempuan asal Indonesia berperawakan kurus, tinggi, dan lebih tua darinya. Suatu hari, ayah Boey mengajaknya ke halaman belakang untuk ‘melihat monyet’.
Tetapi, Boey hanya melihat ART Indonesia itu di sana. Ayah Boey kemudian meminta sang anak melihat ART Indonesia itu memanjat pohon kelapa. Boey pun terperangah saat melihat kemampuan memanjat ART-nya.
“Ayah saya bilang, ‘kamu harus lihat dia memanjat pohon kelapa. Dia sangat cepat’. Dan, memang benar, sangat luar biasa. Dia tampak melawan gravitasi dan berjalan di pohon. Saya bahkan tidak bisa memanjat pohon yang memiliki cabang,” demikian tulisan dalam salah satu halaman di buku milik Boey.
Cerita tersebut dilanjutkan dengan penggambaran Boey yang melihat ayahnya sangat terpukau dengan kemampuan memanjat sang ART. Ia pun ingin membuat sang ayah terpukau dengan mencoba memanjat pohon kelapa, namun tidak bisa.
Cheeming Boey Minta Maaf
Masih dalam unggahan yang sama, Boey menyampaikan bahwa dirinya tidak pernah bermaksud merendahkan siapapun. Ia hanya ingin menunjukkan kekagumannya terhadap ART Indonesia itu.
“Saya minta maaf untuk pihak yang merasa tersinggung akan hal ini dan orang-orang yang tanpa sengaja saya sakiti,” tulis Boey.
Foto: Instagram @iamboey
Boey juga mengatakan, ia sangat menyayangkan bahwa buku yang telah terbit sejak 2014 dan mendapatkan penghargaan dalam Reader’s Choice Awards harus dilarang peredarannya saat ini.
Jakarta: Buku berjudul ‘When I Was a Kid 3: Childhood Stories by Boey’ karya seniman Malaysia, Cheeming Boey, dilarang beredar oleh pemerintah
Malaysia. Pasalnya, buku itu menyebut asisten rumah tangga (ART) dari Indonesia sebagai monyet.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (
Kemenlu) RI, Lalu Muhammad Iqbal, membenarkan adanya penggunaan sebutan monyet untuk pekerja Indonesia dalam buku itu. Namun, Iqbal menyampaikan bahwa pihak Kemenlu mengapresiasi langkah yang diambil pemerintah Malaysia.
“itu adalah seorang ayah mengajarkan anaknya dan menyebut pekerja manusia dengan monyet. Dari perspektif edukasi itu sangat tidak edukatif dan
human degrading (merendahkan martabat manusia,” ujar Iqbal dalam konferensi pers di kantornya, Jumat, 29 September 2023.
Penjelasan Cheeming Boey
Sementara itu, Cheeming Boey melalui akun Instagramnya menjelaskan bahwa halaman buku yang menjadi sumber kesalahpahaman belakangan ini adalah cerita pengalaman masa kecilnya ketika tinggal di Johor, Malaysia. Ia menunjukkan bagian yang menjadi perdebatan.
Foto: Instagram @iamboey
Di sana Boey bercerita keluarganya pernah mempunyai ART perempuan asal Indonesia berperawakan kurus, tinggi, dan lebih tua darinya. Suatu hari, ayah Boey mengajaknya ke halaman belakang untuk ‘melihat monyet’.
Tetapi, Boey hanya melihat ART Indonesia itu di sana. Ayah Boey kemudian meminta sang anak melihat ART Indonesia itu memanjat pohon kelapa. Boey pun terperangah saat melihat kemampuan memanjat ART-nya.
“Ayah saya bilang, ‘kamu harus lihat dia memanjat pohon kelapa. Dia sangat cepat’. Dan, memang benar, sangat luar biasa. Dia tampak melawan gravitasi dan berjalan di pohon. Saya bahkan tidak bisa memanjat pohon yang memiliki cabang,” demikian tulisan dalam salah satu halaman di buku milik Boey.
Cerita tersebut dilanjutkan dengan penggambaran Boey yang melihat ayahnya sangat terpukau dengan kemampuan memanjat sang ART. Ia pun ingin membuat sang ayah terpukau dengan mencoba memanjat pohon kelapa, namun tidak bisa.
Cheeming Boey Minta Maaf
Masih dalam unggahan yang sama, Boey menyampaikan bahwa dirinya tidak pernah bermaksud merendahkan siapapun. Ia hanya ingin menunjukkan kekagumannya terhadap ART Indonesia itu.
“Saya minta maaf untuk pihak yang merasa tersinggung akan hal ini dan orang-orang yang tanpa sengaja saya sakiti,” tulis Boey.
Foto: Instagram @iamboey
Boey juga mengatakan, ia sangat menyayangkan bahwa buku yang telah terbit sejak 2014 dan mendapatkan penghargaan dalam Reader’s Choice Awards harus dilarang peredarannya saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)