Jakarta: Ada beberapa hal yang kerap menjadi pertanyaan saat bepergian dengan pesawat terbang, salah satunya mengapa penutup jendela pesawat harus dibuka ketika lepas landas (take off) atau mendarat (landing).
Aturan tersebut mungkin terdengar sederhana, namun nyatanya bukan sekadar prosedur estetika atau kebiasaan maskapai, lho! Membuka penutup jendela saat take off dan landing merupakan bagian penting dari standar keselamatan penerbangan.
Alasan Penutup Jendela Pesawat Harus Dibuka saat Take Off dan Landing
1. Agar Kru dan Penumpang Bisa Menilai Kondisi Luar
Ketika penutup jendela dibuka, cahaya alami masuk ke kabin. Ini membantu mata penumpang dan kru menyesuaikan diri dengan kondisi cahaya luar. Jika terjadi keadaan darurat, penumpang dapat bereaksi lebih cepat karena penglihatan sudah siap dan tidak perlu beradaptasi dalam kondisi gelap atau terlalu terang.
Selain itu, membuka jendela memungkinkan awak kabin menilai kondisi di luar pesawat. Apakah ada api, asap, puing, atau hambatan lain? Informasi ini sangat penting untuk menentukan pintu darurat mana yang aman digunakan.
2. Membantu Petugas Darurat dari Luar
Jika terjadi insiden, petugas penyelamat di darat juga dapat melihat kondisi kabin melalui jendela. Dengan begitu, mereka bisa mengetahui bagian pesawat mana yang aman untuk evakuasi dan di mana terdapat penumpang yang membutuhkan bantuan.
3. Mempercepat Respons Evakuasi
Dalam keadaan darurat, setiap detik sangat berharga. Regulasi internasional mensyaratkan bahwa seluruh penumpang harus dapat dievakuasi dalam waktu kurang dari 90 detik.
Nah, membuka jendela dapat memastikan bahwa penumpang waspada terhadap situasi sekitar, kru dapat mengambil keputusan lebih cepat, serta tidak ada hambatan visual ketika pintu darurat dibuka.
4. Penyesuaian Cahaya untuk Menghindari Disorientasi
Saat take off dan landing, lampu kabin biasanya diredupkan. Penyesuaian pencahayaan ini dibuat agar mata penumpang mudah melihat jalur evakuasi jika terjadi insiden. Dengan jendela terbuka, pencahayaan luar membantu menjaga keseimbangan cahaya dan mengurangi risiko disorientasi visual.
5. Deteksi Dini Jika Ada Masalah Teknis
Kadang, penumpang sendiri bisa melihat hal-hal yang janggal seperti percikan api di mesin, panel yang kendur, atau asap. Beberapa laporan keselamatan menunjukkan bahwa penumpang sering menjadi pihak pertama yang mendeteksi keanehan di luar pesawat dan melaporkannya kepada awak kabin. Dengan jendela terbuka, peluang deteksi dini ini lebih besar.
Jakarta: Ada beberapa hal yang kerap menjadi pertanyaan saat bepergian dengan
pesawat terbang, salah satunya mengapa penutup jendela pesawat harus dibuka ketika lepas landas (take off) atau mendarat (landing).
Aturan tersebut mungkin terdengar sederhana, namun nyatanya bukan sekadar prosedur estetika atau kebiasaan maskapai, lho! Membuka penutup jendela saat take off dan landing merupakan bagian penting dari standar keselamatan penerbangan.
Alasan Penutup Jendela Pesawat Harus Dibuka saat Take Off dan Landing
1. Agar Kru dan Penumpang Bisa Menilai Kondisi Luar
Ketika penutup jendela dibuka, cahaya alami masuk ke kabin. Ini membantu mata penumpang dan kru menyesuaikan diri dengan kondisi cahaya luar. Jika terjadi keadaan darurat, penumpang dapat bereaksi lebih cepat karena penglihatan sudah siap dan tidak perlu beradaptasi dalam kondisi gelap atau terlalu terang.
Selain itu, membuka jendela memungkinkan awak kabin menilai kondisi di luar pesawat. Apakah ada api, asap, puing, atau hambatan lain? Informasi ini sangat penting untuk menentukan pintu darurat mana yang aman digunakan.
2. Membantu Petugas Darurat dari Luar
Jika terjadi insiden, petugas penyelamat di darat juga dapat melihat kondisi kabin melalui jendela. Dengan begitu, mereka bisa mengetahui bagian pesawat mana yang aman untuk evakuasi dan di mana terdapat penumpang yang membutuhkan bantuan.
3. Mempercepat Respons Evakuasi
Dalam keadaan darurat, setiap detik sangat berharga. Regulasi internasional mensyaratkan bahwa seluruh penumpang harus dapat dievakuasi dalam waktu kurang dari 90 detik.
Nah, membuka jendela dapat memastikan bahwa penumpang waspada terhadap situasi sekitar, kru dapat mengambil keputusan lebih cepat, serta tidak ada hambatan visual ketika pintu darurat dibuka.
4. Penyesuaian Cahaya untuk Menghindari Disorientasi
Saat take off dan landing, lampu kabin biasanya diredupkan. Penyesuaian pencahayaan ini dibuat agar mata penumpang mudah melihat jalur evakuasi jika terjadi insiden. Dengan jendela terbuka, pencahayaan luar membantu menjaga keseimbangan cahaya dan mengurangi risiko disorientasi visual.
5. Deteksi Dini Jika Ada Masalah Teknis
Kadang, penumpang sendiri bisa melihat hal-hal yang janggal seperti percikan api di mesin, panel yang kendur, atau asap. Beberapa laporan keselamatan menunjukkan bahwa penumpang sering menjadi pihak pertama yang mendeteksi keanehan di luar pesawat dan melaporkannya kepada awak kabin. Dengan jendela terbuka, peluang deteksi dini ini lebih besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)