Kepala Pusat Informasi dan Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. Foto: MTVN/Dheri
Kepala Pusat Informasi dan Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. Foto: MTVN/Dheri

Gunung Agung Masuk Fase Kritis

Dheri Agriesta • 25 September 2017 16:50
medcom.id, Jakarta: Gunug Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, mengalami peningkatan status menjadi awas pada 22 September 2017. Gunung yang terakhir kali meletus pada 1963 ini kini memasuki fase kritis.
 
Kepala Informasi dan Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, frekuensi gempa vulkanik baik dangkal maupun dalam cukup tinggi. Hal ini terus-terusan terjadi sejak menyandang status waspada hingga awas.
 
"Jadi Gunung Agung memasuki fase kritis," kata Sutopo saat konferensi pers di Graha BNPB, Jalan Pramuka Raya, Matraman, Jakarta Timur, Senin 25 September 2017.
 
Baca: Abu Serang Sejumlah Wilayah bila Gunung Agung Meletus
 
Sutopo menjelaskan, segala instrumen dan peralatan pemantauan telah terpasang sehingga memudahkan pengamatan terhadap aktivitas Gunung Agung. Pergerakan magma pun mulai menuju permukaan. Magma ini diketahui tersumbat material bebatuan.
 
Penyumbatan material ini menjadi penyebab seringnya gempa vulkanik dengan kekuatan kecil terjadi. Sutopo mengatakan, sumber gempa paling dalam berada di kedalaman 40-50 kilometer di bawah Gunung Agung. Suber gempa ini telah naik hinga di bawah 10 kilometer.
 
Peluang terjadinya letusan pun cukup besar. Apalagi, berdasarkan data satelit sentinel dari Agustus hingga September 2017, terjadi pembengkakan tubuh Gunung Agung. Namun, Sutopo tak dapat memastikan kapan letusan akan terjadi.
 
"Sampai saat ini belum meletus, meskipun status awas belum tentu meletus. Tapi potensi meletusnya sangat tinggi," jelas Sutopo.

Baca: Gunung Agung Pernah Menewaskan 1500 Orang
 
Radius bahaya sudah ditetapkan. Masyarakat tak boleh berada di radius 9 kilometer dari puncak Gunung Agung. Sebanyak 48.540 jiwa sudah mengungsi ke 301 titik pengungsian yang berada di 9 kabupaten dan kota.
 
Namun, sekitar 62 ribu jiwa yang berada di radius 9 hingga 12 kilometer masih enggan meninggalkan rumah mereka. Alasan mereka, Gunung Agung belum meletus. Beberapa di antara masyarakat juga mengkhawatirkan ternak mereka.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan