Monumen Pancasila Sakti. Foto: Medcom.id/Faisal Abdalla.
Monumen Pancasila Sakti. Foto: Medcom.id/Faisal Abdalla.

G30S/PKI: Ini Profil 10 Pahlawan Revolusi

Muhammad Syahrul Ramadhan • 24 September 2021 11:06
Jakarta: Peristiwa Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (PKI) atau dikenal G30S/PKI adalah sejarah kelam Indonesia yang terjadi 56 tahun silam. Banyak peristiwa mengenaskan terjadi pada saat itu.
 
Salah satunya adalah pembunuhan terhadap enam Jenderal TNI AD dan satu perwira kebanggan Indonesia. Ketujuh Mereka sering disebut sebagai 7 Pahlawan Revolusi yakni Letjen. Ahmad Yani, Mayjen. R. Soeprapto, Mayjen. Harjono, Mayjen. S. Parman, Brigjen D.I. Panjaitan, Brigjen Sutoyo, dan Lettu CZI Pierre Andries Tendean.
 
Selain ketujuh Pahlawan Revolusi tersebut, terdapat tiga Pahlawan Revolusi lainnya. Mereka adalah Bripka Karel Satsuit Tubun, Brigjen Katamso Darmokusumo,dan  Kolonel Sugiono Mangunwiyoto.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini profil  10 Pahlawan Revolusi:

1. Ahmad Yani

Jenderal Ahmad Yani lahir di Purworejo pada 19 Juni 1922. Ahmad Yani diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Panglima Angkatan Darat keenam menggantikan Abdul Haris Nasution.
 
Ahmad Yani sempat mengenyam pendidikan di Kansas, Amerika Serikat. Dihimpun dari beberapa sumber, Ahmad Yani dikenal sebagai perwira cerdas. Ia menjadi otak keberhasilan TNI menumpas Permesta di Sumatera Barat.
 
Dalam peristiwa G30S/PKI, Ahmad Yani gugur di usia 43 tahun. Gelar Pahlawan Revolusi dinobatkan untuk Ahmad Yani pada 5 Oktober 2021. Selain itu, pangkatnya juga dinaikkan.

2. S Parman

Mayjen Siswondo Parman (S Parman) lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, pada 4 Agustus 1918. Ia juga pernah bersekolah di Amerika Serikat pada tahun 1951.
 
Dalam karier militernya, S Parman pernah menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi Tengara di Yogyakarta (Desember 1945), Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta Raya (1949), Kepala Staf G (1950), hingga Atase Militer RI di London (1959).
 
S Parman gugur dalam pemberontakan G30S/PKI dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

3. R Soeprapto

Letjen R Soeprapto lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, pada 20 Juni 1920. Pada masa pemerintahan Jepang di Indonesia, ia sempat ditawan dan dimasukkan ke dalam penjara. Namun dia berhasil kabur.
 
Jabatan terakhir R. Soeprapto adalah sebagai Kepala Staf Angkatan Darat untuk wilayah Sumatra. R Soeprapto didatangi rombongan Cakrabirawa di rumahnya pada pukul 04.30 WIB. Pasukan Cakrabirawa sempat meminta Soeprapto untuk segera menemui Presiden Soekarno sebelum beliau ahirnya dieksekusi.

4. MT Haryono

Mas Tirtodarmo (MT) Haryono lahir di Surabaya, 20 Januari 1924. MT Haryono dikenal sebagai perwira berpendidikan tinggi yang menguasai beberapa bahasa asing seperti Inggris, Jerman, dan Belanda.
 
Berkat kemampuan tersebut, MT Haryono sering dilibatkan dalam banyak perundingan dengan pihak Belanda maupun Inggris.
 
MT Haryono sempat bertugas di Belanda sebagai Atase Militer Indonesia. Ia kembali ke Indonesia untuk beragam tugas hingga akhirnya pada 1964 diangkat Presiden Soekarno sebagai Deputy III Menteril Panglima Angkatan Darat.
 
MT Haryono gugur setelah diberondong peluru di rumahnya. Jasadnya diseret dan dibawa dengan truk oleh rombongan penculik.
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan