Ilustrasi Garuda Pancasila. Antara/Irfan Anshori
Ilustrasi Garuda Pancasila. Antara/Irfan Anshori

Peristiwa 18 September, Membumihanguskan PKI Madiun

Juven Martua Sitompul • 18 September 2020 16:33

Gerakan komunis berhasil merebut kota-kota dan ibu kota karesidenan Madiun. Semua alat-alat pemerintah, militer, dan sipil pada waktu itu lumpuh serta mampu dikuasai.
 
Ambisi kelompok komunis semakin besar. Mereka ingin memegang penuh pimpinan pemerintahan dan mendirikan front nasional. Kaum komunis beranggapan bawah dunia terbelah dua, yaitu blok kapitalis imperialis di bawah pimpinan Amerika Serikat dan blok anti imperialis di bawah Rusia.
 
Indonesia yang anti-imperialis maka harus berada di pihak Rusia. Melihat gerakan komunis yang kian bringas, Presiden Sukarno selaku panglima tertinggi akhirnya mengambil langkah tegas.

Pada 19 September 1948, Presiden Sukarno lewat corong radio Yogyakarta meminta Kolonel Sungkono sebagai Gubernur Militer Jawa Timur menindas pemberontakan dan merebut kembali Kota Madiun. Penangkapan pimpinan PKI di berbagai daerah, termasuk Ibu Kota Yogyakarta pun akhirnya mulai dilakukan pada malam harinya.
 
Tak hanya itu, Panglima Besar Jenderal Sudirman saat itu memerintahkan pengepungan terhadap Kota Madiun. Gerakan pasukan pemerintah memburu pemberontak dilakukan sejak 21 September 1948 hingga 31 Oktober 1948.
 
Pada waktu itu Brigade Sudarsono (S) yang dipimpin Kapten Sunandar menembak mati Muso di Sumoroto. Selanjutnya tokoh-tokoh pemberontak tertangkap di Desa Girimarto dan menjalani hukuman militer pada 5 November 1948.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan