medcom.id, Jakarta: Lain dulu lain sekarang. Pepatah ini cocok betul kala memandang Kalijodo sekarang. Kawasan di sekitar Jalan Kepanduan II, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, dan di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat ini telah berubah wujud. Dulu seram, kini menyenangkan.
"Sejarah Kalijodo akan berbeda. Dulu kelam, sekarang menjanjikan perubahan," kata pengamat tata kota, Yayat Supriatna kepada Metro TV, Kamis (29/12/2016).
Kalijodo X Park, sebutan baru itu pun disematkan. Lokasi yang sebelumnya menjadi surga para hidung belang ini disulap menjadi taman bermain. Yang terbaru, anak-anak maupun dewasa bisa menggunakan skate park dan lintasan sepeda BMX yang dibuka untuk umum, seharian.
Anak-anak bermain di Taman Kalijodo, Kamis (29/12/2016). Foto: MTVN/Wanda Indana
Area hijau di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, telah dilengkapi fasilitas taman monumen, lintasan lari, lintasan sepeda, skate park, amphitheater, dan musala. Sementara untuk yang masuk wilayah Tambora dibangun ruang publik terbuka ramah anak dengan fasilitas arena bermain, sarana olahraga, sarana pendidikan dan jalur refleksi, taman yoga, dan pos kemanaan.
"(Konon) orang Jakarta sudah sulit tersenyum. Ini tempatnya," kata Yayat.
Baca: Menikmati Taman Kalijodo
Membangun karakter positif
Merujuk Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria, sebuah kota wajib memiliki ruang hijau 30 persen dari total luas wilayah yang ada. Sementara Jakarta hari ini hanya memiliki sekitar 9,98 persen, alias 6.487 hektare. Masih jauh dari predikat ideal.
Taman Kalijodo telah ditanami pepohonan/MTVN/Wanda Indana
Wajah baru Kalijodo menumbuhkan harapan positif warga Ibu Kota. Pembangunan kawasan seluas 4 hektare ini diharap bisa mendorong proyek ruang terbuka hijau di titik lainnya.
"Ini bisa jadi sinyal untuk membuat ruang yang sama di lokasi berbeda," ujar Yayat.
Baca: Heboh Penertiban Kalijodo
Keberadaan taman bermain dan ruang terbuka hijau di tengah kota yang sibuk tidak hanya berfungsi sebagai penghias. Melampaui itu, kata Yayat, ia bisa hadir sebagai sarana pembentukan karakter positif warga.
Dengan sekian banyak fasilitas yang disediakan, Kalijodo bisa juga digerakkan sebagai media promosi sekaligus penguatan tradisi dan budaya baik modern maupun tradisional. "Kita bangun karakter positif warga Jakarta, dimulai dari anak-anak," ujar dia.
Tak hanya tradisi dan budaya, Kalijodo juga bisa menjadi kiblat pelestarian lingkungan. Setiap warga yang berkunjung bisa melakukan internalisasi nilai melalui bagaimana pemerintah DKI Jakarta merawat kelestarian sungai maupun penataan pohon dan tanaman.
"Pemerintah harus tampil sebagai pemandu. Taman tidak boleh kosong dari nilai-nilai positif," kata Yayat.
Tantangan
Taman Kalijodo rencananya diresmikan awal 2017. Usai itu, ia bakal menjadi primadona baru di Ibu Kota.
Perubahan yang terjadi di Kalijodo diharap bisa menekan dampak buruk kurangnya media interaksi warga Ibu Kota. Terlebih bagi anak-anak, Kalijodo berpeluang dijadikan sebagai sekolah alam tempat menghimpun setiap nilai positif yang dihasilkan.
"Kalijodo harus dijadikan tempat mendidik orang agar kreatif dan memiliki kemampuan," kata Yayat.
Yayat berharap, pihak Pemerintah DKI Jakarta ke depannya mampu menjaga keberadaan taman ini agar tetap berjalan sebagaimana tujuan awal. Pengelolaan dan perawatan mesti diprioritaskan agar ketertarikan warga tidak hanya di permulaan.
Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Jafar Muchlisin, mengatakan seiring proses pembangunan rampung, pihaknya kini tengah menyiapkan penunjang lain guna menyempurnakan fungsi Kalijodo. Menurut Jafar, dengan disediakannya panggung di beberapa titik, Kalijodo tidak hanya berperan sebagai taman terbuka, namun juga pusat kreatifitas beragam komunitas.
"Ke depan penuh dengan jadwal sajian positif," kata Jafar kepada Metro TV, Kamis (29/12/2016).
Dalam segi pengamanan dan perawatan taman, Jafar mengatakan, tengah disiapkan pekerja harian lepas, serta manajemen dan pengelolaan sumberdaya manusia dan lingkungan. "Semuanya menjadi tanggung jawab dinas (Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta)," kata dia.
Warga berfoto di salah satu lokasi di Taman Kalijodo.MTVN/Wanda Indana
Dibangun dengan arsitektur bergaya futuristik dengan sentuhan budaya Betawi, Taman Kalijodo menjadi tempat baru warga mengekspresikan segenap kegiatan. Tak hanya bermain dan bersantai, beragam sudut dianggap menarik bagi penghobi fotografi atau sekadar selfi.
Baca: Taman Kalijodo Diburu Penggila Swafoto
"Enggak nyangka jadi kayak begini," kata Nana kepada Metrotvnews.com, di Taman Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (29/12/2016).
medcom.id, Jakarta: Lain dulu lain sekarang. Pepatah ini cocok betul kala memandang Kalijodo sekarang. Kawasan di sekitar Jalan Kepanduan II, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, dan di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat ini telah berubah wujud. Dulu seram, kini menyenangkan.
"Sejarah Kalijodo akan berbeda. Dulu kelam, sekarang menjanjikan perubahan," kata pengamat tata kota, Yayat Supriatna kepada
Metro TV, Kamis (29/12/2016).
Kalijodo X Park, sebutan baru itu pun disematkan. Lokasi yang sebelumnya menjadi surga para hidung belang ini disulap menjadi taman bermain. Yang terbaru, anak-anak maupun dewasa bisa menggunakan
skate park dan lintasan sepeda BMX yang dibuka untuk umum, seharian.
Anak-anak bermain di Taman Kalijodo, Kamis (29/12/2016). Foto: MTVN/Wanda Indana
Area hijau di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, telah dilengkapi fasilitas taman monumen, lintasan lari, lintasan sepeda,
skate park,
amphitheater, dan musala. Sementara untuk yang masuk wilayah Tambora dibangun ruang publik terbuka ramah anak dengan fasilitas arena bermain, sarana olahraga, sarana pendidikan dan jalur refleksi, taman yoga, dan pos kemanaan.
"(Konon) orang Jakarta sudah sulit tersenyum. Ini tempatnya," kata Yayat.
Baca: Menikmati Taman Kalijodo
Membangun karakter positif
Merujuk Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria, sebuah kota wajib memiliki ruang hijau 30 persen dari total luas wilayah yang ada. Sementara Jakarta hari ini hanya memiliki sekitar 9,98 persen, alias 6.487 hektare. Masih jauh dari predikat ideal.
Taman Kalijodo telah ditanami pepohonan/MTVN/Wanda Indana
Wajah baru Kalijodo menumbuhkan harapan positif warga Ibu Kota. Pembangunan kawasan seluas 4 hektare ini diharap bisa mendorong proyek ruang terbuka hijau di titik lainnya.
"Ini bisa jadi sinyal untuk membuat ruang yang sama di lokasi berbeda," ujar Yayat.
Baca: Heboh Penertiban Kalijodo
Keberadaan taman bermain dan ruang terbuka hijau di tengah kota yang sibuk tidak hanya berfungsi sebagai penghias. Melampaui itu, kata Yayat, ia bisa hadir sebagai sarana pembentukan karakter positif warga.
Dengan sekian banyak fasilitas yang disediakan, Kalijodo bisa juga digerakkan sebagai media promosi sekaligus penguatan tradisi dan budaya baik modern maupun tradisional. "Kita bangun karakter positif warga Jakarta, dimulai dari anak-anak," ujar dia.
Tak hanya tradisi dan budaya, Kalijodo juga bisa menjadi kiblat pelestarian lingkungan. Setiap warga yang berkunjung bisa melakukan internalisasi nilai melalui bagaimana pemerintah DKI Jakarta merawat kelestarian sungai maupun penataan pohon dan tanaman.
"Pemerintah harus tampil sebagai pemandu. Taman tidak boleh kosong dari nilai-nilai positif," kata Yayat.
Tantangan
Taman Kalijodo rencananya diresmikan awal 2017. Usai itu, ia bakal menjadi primadona baru di Ibu Kota.
Perubahan yang terjadi di Kalijodo diharap bisa menekan dampak buruk kurangnya media interaksi warga Ibu Kota. Terlebih bagi anak-anak, Kalijodo berpeluang dijadikan sebagai sekolah alam tempat menghimpun setiap nilai positif yang dihasilkan.
"Kalijodo harus dijadikan tempat mendidik orang agar kreatif dan memiliki kemampuan," kata Yayat.
Yayat berharap, pihak Pemerintah DKI Jakarta ke depannya mampu menjaga keberadaan taman ini agar tetap berjalan sebagaimana tujuan awal. Pengelolaan dan perawatan mesti diprioritaskan agar ketertarikan warga tidak hanya di permulaan.
Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Jafar Muchlisin, mengatakan seiring proses pembangunan rampung, pihaknya kini tengah menyiapkan penunjang lain guna menyempurnakan fungsi Kalijodo. Menurut Jafar, dengan disediakannya panggung di beberapa titik, Kalijodo tidak hanya berperan sebagai taman terbuka, namun juga pusat kreatifitas beragam komunitas.
"Ke depan penuh dengan jadwal sajian positif," kata Jafar kepada
Metro TV, Kamis (29/12/2016).
Dalam segi pengamanan dan perawatan taman, Jafar mengatakan, tengah disiapkan pekerja harian lepas, serta manajemen dan pengelolaan sumberdaya manusia dan lingkungan. "Semuanya menjadi tanggung jawab dinas (Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta)," kata dia.
Warga berfoto di salah satu lokasi di Taman Kalijodo.MTVN/Wanda Indana
Dibangun dengan arsitektur bergaya futuristik dengan sentuhan budaya Betawi, Taman Kalijodo menjadi tempat baru warga mengekspresikan segenap kegiatan. Tak hanya bermain dan bersantai, beragam sudut dianggap menarik bagi penghobi fotografi atau sekadar
selfi.
Baca: Taman Kalijodo Diburu Penggila Swafoto
"Enggak nyangka jadi kayak begini," kata Nana kepada
Metrotvnews.com, di Taman Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (29/12/2016).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SBH)