Kasus Mingguan Covid-19 Turun 35%
Atalya Puspa • 11 Agustus 2021 10:00
Jakarta: Penambahan kasus positif covid-19 turun 35 persen dalam 3 minggu terakhir. Penurunan ini sejalan dengan pengurangan kasus aktif hingga 17 persen dalam 2 minggu terakhir.
Perkembangan baik juga terjadi pada angka kesembuhan mingguan yang terus naik mencapai 5,54 persen dari titik terendah 3 minggu. Namun, angka kematian pasien juga naik 0,3 persen dari titik terendah kenaikan dalam 3 minggu. Jika dibandingkan rata-rata tingkat dunia sebesar 2,13 persen, Indonesia berada di angka hampir 3 persen.
"Penting untuk diingat penurunan kasus positif mingguan ini harus diikuti dengan penurunan positivity rate serta peningkatan testing," ujar juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan tertulis, Rabu, 11 Agustus 2021.
Melihat perkembangan secara nasional dalam periode 1-8 Agustus 2021, angka positivity rate menurun dari 25,81 persen menjadi 23,57 persen. Angka bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur juga menurun dari 62,68 persen menjadi 54,35 persen. Sementara itu, angka testing menunjukkan dari 402,96 persen menjadi 354,38 persen.
Meskipun adanya penurunan kasus covid-19, pemerintah merasa perlu melanjutkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2-4 yang sudah memasuki minggu ke-6. Penurunan kasus juga masih lebih tinggi daripada angka kasus sebelum terjadinya lonjakan dengan jumlah berkisar 5-7 ribu kasus per hari. Sedangkan penambahan kasus harian berkisar di angka 20-40 ribu kasus per hari.
Kasus positif mingguan secara nasional juga menurun dari 273.891 menjadi 225.635 atau turun sebesar 48.256. Melihat lebih rinci perkembangan per provinsi, ada 5 provinsi dengan angka kenaikan kasus tertinggi, yakni Nusa Tenggara Timur naik 2.303 kasus, Sulawesi Tengah naik 1.733 kasus, Bangka Belitung naik 982 kasus, Kalimantan Selatan naik 624 kasus, dan Sumatra Barat naik 587 kasus.
"Serta yang perlu diperhatikan bahwa kelima provinsi ini berada di luar Pulau Jawa-Bali," ujar Wiku.
Untuk kenaikan kasus aktif minggu ini, disumbangkan 5 provinsi dengan angka tertinggi mingguan. Yakni Sumatra Utara naik 5.425 kasus, Sulawesi Tengah naik 3.287 kasus, Kalimantan Selatan naik 2.659 kasus, Sumatra Barat naik 1.981 kasus, dan Sulawesi Selatan naik 1.786 kasus.
"Kenaikan kasus aktif minggu ini hampir sama dengan penyumbang kasus positif tertinggi, di mana Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sumatra Barat selain kasus positif juga menyumbang tertinggi kasus aktif," tegas Wiku.
Di sisi lain, kenaikan kesembuhan mingguan tertinggi ada di 5 provinsi. Yakni Banten naik 12,12 persen, Maluku Utara naik 7,48 persen, Bengkulu naik 6,54 persen, Jawa Barat naik 6,01 persen, dan Nusa Tenggara Timur naik 5,89 persen.
Melihat secara nasional, persentase kesembuhan terus meningkat setelah sempat menurun tajam pada periode lonjakan kasus beberapa waktu lalu. Persentase kenaikan minggu ini menjadi 84,4 persen dari sebelumnya 78,6 persen saat lonjakan.
Baca: Stok Vaksin Terbatas, Pemerintah Harus Prioritas Beberapa Daerah
Sayangnya, kasus kematian belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Masih ada kenaikan selama 3 minggu terakhir. Angka kematian tingkat nasional bisa dilihat dengan persentase agar tidak terpengaruh naik turunnya kasus positif. Sedangkan kenaikan kasus kematian di tingkat provinsi bisa dilihat agar bisa menilai provinsi mana yang perlu segera ditangani karena kenaikan kematiannya.
Pada perkembangan kematian mingguan ada 5 provinsi dengan angka kenaikan tertinggi, yakni Riau naik 59 kasus, Sumatra Utara naik 49 kasus, Sumatera Selatan naik 45 kasus, Bangka Belitung naik 44 kasus, dan Jawa Tengah naik 41 kasus. "Maka dari itu, selain berfokus penurunan kasus aktif, penurunan kematian juga menjadi fokus utama dalam perpanjangan PPKM ini. Karena kenaikan kematian yang telah berlangsung 3 minggu berturut-turut ini, kita telah kehilangan 24.496 nyawa dengan rata-rata kematian diatas 1000 orang per hari," ujar dia.
Fokus penanganan saat ini perlu ditekankan di semua provinsi, termasuk yang ada di luar Jawa-Bali. Untuk provinsi yang saat ini kenaikan kasusnya sangat tinggi, dimohon kepada gubernur, bupati dan wali kota setempat segera bergerak mempersiapkan fasilitas kesehatan. Para kepala daerah juga harus bisa membaca data dan segera menindaklanjuti adanya perkembangan yang kurang baik.
Sebagai contoh, apabila kenaikan angka positif, kepala daerah harus segera mengamati angka ketersediaan tempat tidur di rumah sakit. Dengan begitu, ketersediaan kapasitas tempat tidur di rumah sakit terus dipantau dan dapat melayani pasien positif covid-19.
"Dan kemampuan pemerintah daerah dalam membaca data sangat penting dalam penanganan covid-19," tegas Wiku.
Pemerintah daerah diminta bersungguh-sungguh menekan angka kematian dengan terus menekan ketersediaan tempat tidur, mencukupi obat-obatan, ventilator, dan alat kesehatan lainnya di rumah sakit rujukan covid-19. Penurunan angka BOR seharusnya bisa menekan kematian pasien secara maksimal karena pasien yang butuh rumah sakit menurun.
Lalu, bagi masyarakat yang menjalani isolasi mandiri harus dikontrol melalui posko desa/kelurahan hingga ke tingkat terkecil tingkat RT/RW. "Agar tidak terlambat ditangani dan pasien yang tidak memungkinkan isolasi mandiri di rumah segera dirujuk ke rumah sakit. Mengingat saat ini tingkat BOR menurun," kata Wiku.
Jakarta: Penambahan kasus positif
covid-19 turun 35 persen dalam 3 minggu terakhir. Penurunan ini sejalan dengan pengurangan kasus aktif hingga 17 persen dalam 2 minggu terakhir.
Perkembangan baik juga terjadi pada angka kesembuhan mingguan yang terus naik mencapai 5,54 persen dari titik terendah 3 minggu. Namun, angka kematian pasien juga naik 0,3 persen dari titik terendah kenaikan dalam 3 minggu. Jika dibandingkan rata-rata tingkat dunia sebesar 2,13 persen, Indonesia berada di angka hampir 3 persen.
"Penting untuk diingat penurunan kasus positif mingguan ini harus diikuti dengan penurunan positivity rate serta peningkatan testing," ujar juru bicara
Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan tertulis, Rabu, 11 Agustus 2021.
Melihat perkembangan secara nasional dalam periode 1-8 Agustus 2021, angka positivity rate menurun dari 25,81 persen menjadi 23,57 persen. Angka
bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur juga menurun dari 62,68 persen menjadi 54,35 persen. Sementara itu, angka testing menunjukkan dari 402,96 persen menjadi 354,38 persen.
Meskipun adanya penurunan kasus covid-19, pemerintah merasa perlu melanjutkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2-4 yang sudah memasuki minggu ke-6. Penurunan kasus juga masih lebih tinggi daripada angka kasus sebelum terjadinya lonjakan dengan jumlah berkisar 5-7 ribu kasus per hari. Sedangkan penambahan kasus harian berkisar di angka 20-40 ribu kasus per hari.
Kasus positif mingguan secara nasional juga menurun dari 273.891 menjadi 225.635 atau turun sebesar 48.256. Melihat lebih rinci perkembangan per provinsi, ada 5 provinsi dengan angka kenaikan kasus tertinggi, yakni Nusa Tenggara Timur naik 2.303 kasus, Sulawesi Tengah naik 1.733 kasus, Bangka Belitung naik 982 kasus, Kalimantan Selatan naik 624 kasus, dan Sumatra Barat naik 587 kasus.
"Serta yang perlu diperhatikan bahwa kelima provinsi ini berada di luar Pulau Jawa-Bali," ujar Wiku.
Untuk kenaikan kasus aktif minggu ini, disumbangkan 5 provinsi dengan angka tertinggi mingguan. Yakni Sumatra Utara naik 5.425 kasus, Sulawesi Tengah naik 3.287 kasus, Kalimantan Selatan naik 2.659 kasus, Sumatra Barat naik 1.981 kasus, dan Sulawesi Selatan naik 1.786 kasus.
"Kenaikan kasus aktif minggu ini hampir sama dengan penyumbang kasus positif tertinggi, di mana Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sumatra Barat selain kasus positif juga menyumbang tertinggi kasus aktif," tegas Wiku.