Deputi I Bidang Kedaulatan Kemaritiman Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Arief Havas Oegroseno (Foto: Sonya Michaella/Metrotvnews.com)
Deputi I Bidang Kedaulatan Kemaritiman Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Arief Havas Oegroseno (Foto: Sonya Michaella/Metrotvnews.com)

Kemenko Maritim Enggan Beberkan Kerugian Rusaknya Terumbu Karang

Sonya Michaella • 17 Maret 2017 15:06
medcom.id, Jakarta: Deputi I Bidang Kedaulatan Kemaritiman Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Arief Havas Oegroseno menegaskan, kapten kapal Caledonian Sky yang merusak terumbu karang di Raja Ampat, Papua Barat, seharusnya juga bertanggung jawab.
 
"Sisi lain, harus ada tanggung jawab dari kapten kapal. Ada dua aspek, pertama tanggung jawab pidana yang akan diproses oleh LHK, lalu yang kedua tanggung jawab profesi sebagai kapten," ujar Havas ketika ditemui di Kemenko Maritim, Jakarta, Jumat 17 Maret 2017.
 
 
Langkah hati-hati pun diambil Kemenko Maritim untuk kasus yang cukup rumit ini. Pasalnya, kapal Caledonian Sky ternyata dioperasikan oleh perusahaan Swedia di mana pembelian tiketnya dilakukan di Inggris. Kapal ini pun dikemudikan oleh kapten asal Inggris yang tinggal di Florida, Amerika Serikat.
 
"Pihak asuransi sudah saya panggil, pemilik kapal juga sudah pada 15 Maret kemarin. Keputusannya adalah joint survey yang dilakukan hari ini. Tapi cuaca kurang bagus. Kalau enggak hari ini, ya besok," tutur Havas lagi.
 
 
Namun, Havas belum mau mengutarakan berapa total kerugian dari terumbu karang yang rusak ini pun panjang dari terumbu karang itu sendiri.
 
"Belum lah. Kalau kita nyebut angka misalnya 10, tapi ternyata yang rusak 20, lalu gimana?" imbuhnya.
 
"Jangan sampai kita menyebutkan angka karena tekanan publik ternyata angka itu tidak sesuai dengan kondisi dilapangan. Apalagi nanti valuasi dari ganti rugi itu faktornya banyak sekali, seperti kerugian aktual, kemudian biota yang mati, ekosistem di kawasan itu, keanekaragaman hayati juga."
 
Menurut penurutan Havas, sebelum kejadian ini kapal pesiar dari negara-negara lain jarang ada yang mau masuk ke Indonesia karena proses izin yang cukup sulit.
 
"Izinnya berbelit-belit, jadi kapal-kapal pesiar biasanya berhenti di Singapura. Enggak ke tempat kita. Kalau sekarang kan sudah mudah izinnya. Ya gimana pengelolaannya supaya tidak terjadi lagi seperti ini," pungkasnya.
 
Rusaknya terumbu karang di Raja Ampat diawali masuknya MV Caledonian Sky yang dinakhodai Kapten Keith Michael Taylor, Jumat 3 Maret. Kapal berbobot 4.200 gross tonase, membawa 102 turis dan 79 anak buah kapal (ABK).
 
Setelah mengelilingi pulau untuk mengamati keanekaragaman burung serta menikmati pementasan seni, para penumpang kembali ke kapal pada siang hari itu. Kapal pesiar itu kemudian melanjutkan perjalanan ke Bitung pada pukul 12.41 WIT.
 
Di tengah perjalanan menuju Bitung, MV Caledonian Sky kandas di atas sekumpulan terumbu karang di Raja Ampat. Untuk mengatasi hal ini Kapten Keith Michael Taylor merujuk pada petunjuk GPS dan radar tanpa mempertimbangkan faktor gelombang dan kondisi alam lainnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan