Ilustrasi Medcom.id.
Ilustrasi Medcom.id.

Wilayah NTT yang Terdampak Siklon Tropis Surigae

Juven Martua Sitompul • 17 April 2021 13:37

Dia menyebut wilayah ini berpotensi terkena material hasil pengikisan jika terjadi curah hujan merata dan ekstrem. Wilayah kipas alluvial berbahaya bagi bangunan dan aktifitas manusia.
 
Lokasi terdampak lain, yaitu Ile Boleng, Kabupaten Flores. Lokasi berupa kipas alluvial di kaki lereng gunung api. Sistem lahan di lokasi tersebut adalah Norabeleng (NBG), yaitu moderately sloping volcanic alluvial fans in dry areas.
 
Baca: Tetap Harus Diwaspadai, Siklon Tropis Surigae Menjauhi Indonesia

Lokasi ini berada tepat pada tekuk lereng gunung api Ile Boleng yang merupakan gunung api muda dengan material endapan lepas-lepas. Lokasi yang berada pada tekuk lereng mengakibatkan bertemunya beberapa alur sungai.
 
Pertemuan alur sungai yang memiliki hulu di kerucut gunung api sangat berpotensi terjadinya banjir lahar apabila di wilayah puncak terjadi hujan dengan intensitas tinggi hingga ekstrem. Hal ini karena lereng atas gunung api adalah area yang memiliki bahan material endapan unconsolidated atau lepas.
 
Ferrari mengatakan endapan material lepas dari hasil aktivitas proses gunung api tersebut akan sangat mudah jatuh atau terbawa aliran air yang deras. Aliran air dapat berperan sebagai tenaga pengikis yang melepaskan ikatan antarmaterial. Sehingga, material lepas tersebut akan meluncur mengikuti alur yang tersedia (transport zone).
 
Alur sungai yang membawa material lepas dari lereng atas berpotensi mengakibatkan terjadinya aliran rombakan atau debris yang akan terendapkan pada wilayah bawah (deposition zone). Dengan tingkat kecuraman 26 - 40 % (curam hingga sangat curam) aliran rombakan yang terjadi bisa sangat cepat dan menyapu daerah yang ada di bawahnya.
 
“Tentunya akan sangat berisiko apabila daerah yang berada dijalur aliran rombakan atau debris ini berdiri bangunan dan aktifitas manusia, yang tentunya akan berdampak terhadap kerusakan yang terjadi,” kata Ferrari.
 
Lokasi terdampak terakhir, yaitu Ile Ape, Kabupaten Lembata. Ferrari mengungkapkan kondisi geomorfologi wilayah terdampak Ile Ape tidak jauh berbeda dengan wilayah terdampak di Ile Boleng. Sehingga, proses aliran rombakan juga mendominasi wilayah ini ketika terjadi siklon seroja saat itu.
 
Lokasi di Ile Ape berupa gently sloping volcanic alluvial fans in arid areas yang merupakan sistem lahan Wai Pukang (WPK). Berada pada kaki lereng gunung api Ile Ape yang berupa sistem lahan young stratovolcanoes on intermediate atau basic volcanics in dry areas, menjadikan kipas alluvial ini rawan terhadap aliran rombakan atau debris flow.
 
Lokasi yang rawan longsor atau bandang adalah lokasi pada tekuk lereng yang berhubungan secara langsung dengan alur sungai yang berhulu pada lereng atas gunung pai. Gunung api Ile Ape adalah gunung api strato yang masih aktif. Endapan lepas banyak terendapkan di lereng atas.
 
“Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi di lereng atas, maka material vulkan yang lepas-lepas berpotensi turun melewati alur sungai dan menumbuk area tekuk lereng di lereng kaki gunung api,” tegas Ferrari.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan