Ilustrasi Medcom.id.
Ilustrasi Medcom.id.

Wilayah NTT yang Terdampak Siklon Tropis Surigae

Juven Martua Sitompul • 17 April 2021 13:37
Jakarta: Sejumlah lokasi di Nusa Tenggara Timur (NTT) terdampak Siklon Tropis Surigae, salah satunya Kabupaten Sumba Timur (Pulau Sumba). Lokasi terdampak berada pada cekungan dataran banjir yang dikelilingi pegunungan dan perbukitan.
 
Koordinatir Informasi Geospasial Tematik Bidang Kebencanaan Badan Informasi Geospasial (BIG), Ferrari Pinem, mengatakan dataran banjir ini terbentuk pada lembah di antara pegunungan berbatuan vulkanik di sebelah utara dan perbukitan berbatuan sedimen di sebelah selatannya. Material yang terendapkan pada lembah ini berasal dari proses pengikisan material lereng pegunungan di sekelilingnya.
 
Proses sedimentasi mengendapkan material alluvium, lempung, serta berbagai batuan endapan kipas yang berasal dari lereng kaki bukit. Pegunungan vulkanik di sebelah utara wilayah terdampak memiliki material dari Gunung Silo (GSO) dengan batuan berupa andesit, basalt, diorite, dan abbro.

Secara visual, kata dia, pegunungan ini sudah mengalami proses torehan atau pengikisan yang intensif. Hal ini terlihat dari banyaknya daerah aliran sungai (DAS) kecil yang terbentuk di lereng sebelah selatan yang langsung menghadap lembah.
 
Material pegunungan ini terkikis dan terendapkan secara gravitasional di lereng kaki dan lembah yang ada di bawahnya. Beberapa outlet DAS bertemu di kaki lereng dan masuk ke area lembah. Pertemuan outlet beberapa DAS menjadi area yang rawan terkena akumulasi limpasan air jika hujan turun secara merata di seluruh area lereng pegunungan.
 
“Jika intensitas hujan yang turun sangat tinggi (ekstrem) maka area-area pertemuan outlet DAS menjadi area yang rawan terkena imbas limpasan air yang berpotensi terjadinya banjir dan banjir bandang. Hal inilah yang kemungkinan terjadi pada daerah terdampak di Kab. Sumba Timur,” kata Ferarri melalui keterangan tertulis, Jakarta, Sabtu, 17 April 2021.
 
Lokasi terdampak lainnya, yakni Pulau Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur. Lokasi ini berupa lembah-lembah sungai sempit dengan tebing sungai yang tinggi.
 
Ferrari menyebut lembah sungai terbentuk dari batuan lava yang sudah melapuk dan tererosi sangat kuat. Lembah-lembah sungai tersebut memiliki hulu pada sungai-sungai yang terbentuk dari proses erosi pegunungan di atasnya.
 
Beberapa lembah sungai yang terbentuk merupakan pertemuan dari beberapa sungai dalam satu DAS. Bahkan dengan kondisi lembah sungai yang sempit dan tebing dinding sungai yang tinggi, kata dia, batuan andesit dan basalt yang tererosi dari lereng pegunungan akan mengalir dan terkonsentrasi pada lembah sungai jika terjadi curah hujan ekstrem.
 
“Kondisi ini sangat berbahaya jika pada lembah sungai tersebut terdapat permukiman atau aktivitas manusia yang bernilai ekonomi,” kata Ferrari.
 
Baca: Intensitas Siklon Tropis Surigae Meningkat, 9 Provinsi Ini Mesti Waspada
 
Kemudian, Adonara Barat juga terdampak Siklon Tropis Surigae. Lokasi ini berupa kipas alluvial yang terbentuk di kaki lereng pegunungan.
 
Ferrari menyatakan kipas alluvial terbentuk pada wilayah peralihan dasar sungai yang curam ke dasar sungai yang datar. Adanya perubahan dasar sungai yang curam ke dasar sungai yang datar, akan terjadi proses pengendapan terhadap beban sedimen yang cukup banyak, dan selanjutnya akan mengakibatkan terbentuknya kipas alluvial.
 
Ferrari menjelaskan wilayah terdampak berada pada kaki lereng sistem lahan Gunung Beliling (GBG). Lokasi ini mengalami proses torehan intensif pada bagian hulu yang mengakibatkan wilayah kipas alluvial dibagian hilir mendapatkan material sedimen yang cukup banyak.
 
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan