Jakarta: Ribuan burung pipit berjatuhan dalam keadaan sayap basah di di kuburan Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali. Kejadian yang viral di media sosial tersebut terjadi setelah hujan deras.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Prawono Meruanto menduga fenomena tersebut dipengaruhi hujan asam. Sehingga, menyebabkan burung-burung pipit itu terjatuh dan mati.
"Kalau kita bicara kondisi dan kejadian alam bisa dikatakan, bisa saja mungkin waktu hujan itu mengandung asam yang cukup tinggi," ujar dia.
Namun, untuk memastikan penyebab peristiwa tersebut BKSDA Bali telah mengambil sampel bangkai burung pipit yang mati mendadak di kuburan Banjar Sema. BKSDA Bali akan meneliti penyebab kematian burung-burung tersebut.
"Ini juga untuk menjawab asumsi masyarakat terhadap penyebab matinya ribuan burung ini. Sebab banyak yang berasumsi ini mati karena diracun, kita akan cari penyebab pastinya," ucap dia.
Apa itu hujan asam?
Lalu apa itu hujan asam? Dilansir dari laman Hello Sehat hujan asam adalah fenomena alam akibat dari pencemaran udara yang sudah melewati abang batas atau kelewat buruk. Fenomena tersebut kemudian menyebabkan turunnya asam dari atmosfer ke bumi.
Hujan asam sendiri tidak selalu berbentuk butiran air. BIsa juga berbentuk es, gas, hingga debu yang mengandung asam.
Penyebab hujan asam
Fenomena alam ini disebabkan oleh pencemaran udara yang bisa dipicu oleh aktivitas manusia maupun alam. Dijelaskan sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NOx) merupakan senyawa kimia utama yang menyebabkan terbentuknya hujan asam.
Kedua senyawa tersebut kemudian bereaksi dengan air, oksigen, dan bahan kimia lainnya lain untuk membentuk larutan sulfurik dan asam nitrat, yaitu polutan yang memiliki sifat asam tinggi. Nah, polutan ini lah yang dikenal sebagai hujan asam.
Bahaya hujan asam
Hujan asam tidak bisa dianggap remeh karena dapat menimbulkan berbagai masalah. Bukan sekadar memberi efek buruk terhadap kesehatan, tapi fenomena ini juga mempengaruhi lingkungan.
Jakarta: Ribuan
burung pipit berjatuhan dalam keadaan sayap basah di di kuburan Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali. Kejadian yang viral di media sosial tersebut terjadi setelah hujan deras.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Prawono Meruanto menduga fenomena tersebut dipengaruhi hujan asam. Sehingga, menyebabkan burung-burung pipit itu terjatuh dan mati.
"Kalau kita bicara kondisi dan kejadian alam bisa dikatakan, bisa saja mungkin waktu hujan itu mengandung asam yang cukup tinggi," ujar dia.
Namun, untuk memastikan penyebab peristiwa tersebut BKSDA
Bali telah mengambil sampel bangkai burung pipit yang mati mendadak di kuburan Banjar Sema. BKSDA Bali akan meneliti penyebab kematian burung-burung tersebut.
"Ini juga untuk menjawab asumsi masyarakat terhadap penyebab matinya ribuan burung ini. Sebab banyak yang berasumsi ini mati karena diracun, kita akan cari penyebab pastinya," ucap dia.
Apa itu hujan asam?
Lalu apa itu hujan asam? Dilansir dari laman
Hello Sehat hujan asam adalah fenomena alam akibat dari pencemaran udara yang sudah melewati abang batas atau kelewat buruk. Fenomena tersebut kemudian menyebabkan turunnya asam dari atmosfer ke bumi.
Hujan asam sendiri tidak selalu berbentuk butiran air. BIsa juga berbentuk es, gas, hingga debu yang mengandung asam.