Jakarta: Pengecatan ulang pesawat kepresidenan Indonesia mendadak jadi sorotan publik. Sebab, pengecatan pesawat jenis Boeing 737-8U3 itu menelan biaya hingga Rp2 miliar.
Angka tersebut dinilai fantastis untuk pengecatan ulang sebuah pesawat yang semula dicat biru bercampur putih menjadi merah putih. Pesawat yang dibeli saat era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dicat ulang merah putih sekaligus merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-76.
"Pilihan warnanya adalah warna kebangsaan, merah putih, warna bendera nasional," ungkap Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono saat dikonfirmasi, Selasa, 3 Agustus 2021.
Selain dilakukan pengecatan ulang, pesawat berusia tujuh tahun itu juga menjalani perawatan besar. Alokasi perawatan dan pengecatan diklaim sudah dialokasikan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca: Sudah 7 Tahun, Pesawat Kepresidenan Memasuki Perawatan Besar
Lantas apa saja spesifikasi dan kecanggihan pesawat kepresidenan yang kini berubah warna merah putih? Simak ulasan selengkapnya!
1. Mampu terbang jauh
Pesawat Kepresidenan A-001 atau BBJ 2 mampu terbang antara 10-12 jam. Pasalnya, pesawat ini memiliki kapasitas bahan bahar mencapai 39.539 liter. Dengan bahan bakar itu, pesawat bisa menempuh jarak sejuah 10.334 kilometer (km).
Pesawat ini juga mampu menampung kapasitas penuh 50 orang. Jika kapasitas penuh, pesawat Kepresidenan ini bisa menemuh 8.630 km.
Pesawat ini memiliki dua mesin berjenis tubofan CFM 56-7 dengan kecepatan jelajah maksimum mencapai 0,785 mach atau setara 969,3 km/jam.
2. Mampu mendarat di landasan sempit
Pesawat ini juga mampu mendarat di bandara yang kecil karena memiliki panjang 39,5 meter, rentang sayap 35,8 meter, tinggi ekor 12,5 meter, dan diameter 3,75 meter.
Sementara, interior pesawat Kepresidenan memiliki panjang 29,97 meter, tinggi 2,16 meter, dan lebar 3,53 meter.
Baca: Pengecatan Ulang Pesawat Kepresidenan Ditaksir Menelan Biaya Rp2 Miliar
3. Fitur keamanan canggih
Pesawat kepresidenan sudah pasti memiliki fitur keamanan canggih. Fitur kemanaan ini menelan USD4,5 juta atau setara pada era SBY.
Pesawat kepresidenan yang dibeli dengan harga USD91,2 juta atau setara Rp820 miliar pada era SBY itu dilengkapi perangkat anti serangan rudal dan sensor pendeteksi panas. Sensor tersebut dapat mendeteksi benda asing atau rudal yang mendekati pesawat. Sehingga, pesawat dapat menghindari serangan tersebut.
4. Interior mewah
Layaknya pesawat kepresidenan pasti memiliki interior mewah, nyaman dan aman. Di dalam kabin pesawat terdapat kamar tidur, toilet dengan pancuran, ruang konferensi, ruang makan, dan ruang tamu.
Jika dirinci, di bagian kokpit pesawat memiliki dua tempat duduk bagi dua awak, enam monitor penerbangan, dual GPS Built-in, Traffic Collision Avoidance System (TCAS), Ground Proximity Warning System (GPWS), dan sistem panduan penerbangan Flight Dynamics. Berlanjut ke kabin depan, terdapat kamar dengan tempat tidur besar, ruang tamu, ruang istirahat kru, dan kamar mandi.
Sementara di bagian kabin belakang terdapat 12 kursi eksekutif dan 44 kursi staf dengan fasilitas penyanggah kaki yang berperan untuk menjadi tempat tidur. Selanjutnya ada ruang rapat, ruang olahraga dan toilet. Uang yang harus dikeluarkan untuk desain interior mencapai USD27 juta pada era SBY.
Jakarta: Pengecatan ulang
pesawat kepresidenan Indonesia mendadak jadi sorotan publik. Sebab, pengecatan pesawat jenis Boeing 737-8U3 itu menelan biaya hingga Rp2 miliar.
Angka tersebut dinilai fantastis untuk pengecatan ulang sebuah pesawat yang semula dicat biru bercampur putih menjadi merah putih. Pesawat yang dibeli saat era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dicat ulang merah putih sekaligus merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-76.
"Pilihan warnanya adalah warna kebangsaan, merah putih, warna bendera nasional," ungkap Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono saat dikonfirmasi, Selasa, 3 Agustus 2021.
Selain dilakukan pengecatan ulang, pesawat berusia tujuh tahun itu juga menjalani perawatan besar. Alokasi perawatan dan pengecatan diklaim sudah dialokasikan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca: Sudah 7 Tahun, Pesawat Kepresidenan Memasuki Perawatan Besar
Lantas apa saja spesifikasi dan kecanggihan pesawat kepresidenan yang kini berubah warna merah putih? Simak ulasan selengkapnya!
1. Mampu terbang jauh
Pesawat Kepresidenan A-001 atau BBJ 2 mampu terbang antara 10-12 jam. Pasalnya, pesawat ini memiliki kapasitas bahan bahar mencapai 39.539 liter. Dengan bahan bakar itu, pesawat bisa menempuh jarak sejuah 10.334 kilometer (km).
Pesawat ini juga mampu menampung kapasitas penuh 50 orang. Jika kapasitas penuh, pesawat Kepresidenan ini bisa menemuh 8.630 km.
Pesawat ini memiliki dua mesin berjenis tubofan CFM 56-7 dengan kecepatan jelajah maksimum mencapai 0,785 mach atau setara 969,3 km/jam.
2. Mampu mendarat di landasan sempit
Pesawat ini juga mampu mendarat di bandara yang kecil karena memiliki panjang 39,5 meter, rentang sayap 35,8 meter, tinggi ekor 12,5 meter, dan diameter 3,75 meter.
Sementara, interior pesawat Kepresidenan memiliki panjang 29,97 meter, tinggi 2,16 meter, dan lebar 3,53 meter.
Baca: Pengecatan Ulang Pesawat Kepresidenan Ditaksir Menelan Biaya Rp2 Miliar
3. Fitur keamanan canggih
Pesawat kepresidenan sudah pasti memiliki fitur keamanan canggih. Fitur kemanaan ini menelan USD4,5 juta atau setara pada era SBY.
Pesawat kepresidenan yang dibeli dengan harga USD91,2 juta atau setara Rp820 miliar pada era SBY itu dilengkapi perangkat anti serangan rudal dan sensor pendeteksi panas. Sensor tersebut dapat mendeteksi benda asing atau rudal yang mendekati pesawat. Sehingga, pesawat dapat menghindari serangan tersebut.
4. Interior mewah
Layaknya pesawat kepresidenan pasti memiliki interior mewah, nyaman dan aman. Di dalam kabin pesawat terdapat kamar tidur, toilet dengan pancuran, ruang konferensi, ruang makan, dan ruang tamu.
Jika dirinci, di bagian kokpit pesawat memiliki dua tempat duduk bagi dua awak, enam monitor penerbangan, dual GPS Built-in, Traffic Collision Avoidance System (TCAS), Ground Proximity Warning System (GPWS), dan sistem panduan penerbangan Flight Dynamics. Berlanjut ke kabin depan, terdapat kamar dengan tempat tidur besar, ruang tamu, ruang istirahat kru, dan kamar mandi.
Sementara di bagian kabin belakang terdapat 12 kursi eksekutif dan 44 kursi staf dengan fasilitas penyanggah kaki yang berperan untuk menjadi tempat tidur. Selanjutnya ada ruang rapat, ruang olahraga dan toilet. Uang yang harus dikeluarkan untuk desain interior mencapai USD27 juta pada era SBY.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id(MBM)