Jakarta: Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mendorong pemerintah segera memberikan vaksinasi booster bagi anak usia 16-18 tahun. Menurutnya, kebijakan ini akan meningkatkan capaian vaksinasi booster.
"Kita sambut positif BPOM (Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan) yang sudah mengizinkan vaksinasi usia 16-18 tahun. Apalagi capaian booster kita masih di bawah 25 persen secara nasional," kata Rahmad, Kamis, 4 Agustus 2022.
Menurutnya, izin pemberian booster kepada anak menjadi harapan baru bagi Indonesia untuk terus bisa mengendalikan penularan covid-19. Apalagi saat ini anak-anak sudah sekolah tatap muka 100 persen.
Rahmad mengatakan kondisi fisik anak mungkin lebih bagus sehingga bisa kuat melawan virus. Tapi, anak bertemu orang tua, kakek, dan nenek saat di rumah yang kondisi fisiknya belum tentu fit.
"Anak sudah 100 persen sekolah. Tentu potensi menularkan cukup besar. Saya rasa segera saja dilakukan vaksin booster," ujar dia.
Bisa jadi syarat sekolah
Menurut Rahmad, vaksinasi booster juga memungkinkan jadi syarat bagi anak yang ingin sekolah tatap muka. Namun, dia yakin mengajak anak-anak untuk mengikuti vaksinasi booster tidak sesulit menggerakkan orang dewasa.
"Justru yang di atas anak-anak butuh effort dan kreativitas pemerintah untuk menarik agar mau vaksin booster. Terutama pemerintah daerah, strateginya apa agar masyarakat sadar bahwa vaksin merupakan kekuatan menangkap covid-19," katanya.
BPOM izinkan booster anak
BPOM mengizinkan Pfizer dengan teknologi mRNA digunakan sebagai vaksin booster covid-19 untuk anak-anak berusia 16-18 tahun. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan ilmiah sejumlah aspek dan rekomendasi dari Komite Nasional Penilaian Obat dan Vaksin Covid-19, Indonesian Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI), serta asosiasi klinis.
"Bersama persetujuan perluasan EUA Vaksin Comirnaty untuk dosis booster anak usia 16-18 tahun ini, BPOM juga menerbitkan factsheet yang dapat diacu oleh tenaga kesehatan dan juga informasi produk yang dikhususkan bagi masyarakat," kata Kepala BPOM Penny K Lukito.
Baca: 128 Ribu Nakes Jabar Ditarget Vaksin Booster Kedua
BPOM telah mengevaluasi aspek keamanan dan khasiat pemberian dosis vaksin pada anak usia tersebut berdasarkan data studi klinik fase 3. Uji klinis tersebut pada usia 16 tahun atau lebih (C4591031 Sub A) dan data Real World Evidence dari studi pengamatan.
Kejadian efek samping setelah divaksin adalah reaksi lokal pada tempat penyuntikan 21 persen, gangguan jaringan sendi dan otot 6,7 persen, sakit kepala 5 persen, pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening 2,7 persen, dan gangguan saluran cerna 1,7 persen.
Untuk efikasi pada anak usia 16 tahun ke atas yang diberikan booster vaksin tersebut 95,6 persen untuk mencegah covid-19. Sedangkan, menurut Data Real World Evidence, sebesar 93 persen untuk menurunkan hospitalisasi. Data juga menunjukkan booster bagi anak memiliki efektivitas 92 persen dalam menurunkan risiko berat dan 91 persen untuk mencegah kematian.
Jakarta: Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mendorong pemerintah segera memberikan
vaksinasi booster bagi anak usia 16-18 tahun. Menurutnya, kebijakan ini akan meningkatkan capaian vaksinasi
booster.
"Kita sambut positif BPOM (Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan) yang sudah mengizinkan vaksinasi usia 16-18 tahun. Apalagi capaian
booster kita masih di bawah 25 persen secara nasional," kata Rahmad, Kamis, 4 Agustus 2022.
Menurutnya, izin pemberian
booster kepada anak menjadi harapan baru bagi Indonesia untuk terus bisa mengendalikan penularan covid-19. Apalagi saat ini anak-anak sudah sekolah tatap muka 100 persen.
Rahmad mengatakan kondisi fisik anak mungkin lebih bagus sehingga bisa kuat melawan virus. Tapi, anak bertemu orang tua, kakek, dan nenek saat di rumah yang kondisi fisiknya belum tentu fit.
"Anak sudah 100 persen sekolah. Tentu potensi menularkan cukup besar. Saya rasa segera saja dilakukan vaksin
booster," ujar dia.
Bisa jadi syarat sekolah
Menurut Rahmad, vaksinasi
booster juga memungkinkan jadi syarat bagi anak yang ingin sekolah tatap muka. Namun, dia yakin mengajak anak-anak untuk mengikuti vaksinasi
booster tidak sesulit menggerakkan orang dewasa.
"Justru yang di atas anak-anak butuh effort dan kreativitas pemerintah untuk menarik agar mau vaksin
booster. Terutama pemerintah daerah, strateginya apa agar masyarakat sadar bahwa vaksin merupakan kekuatan menangkap covid-19," katanya.
BPOM izinkan booster anak
BPOM mengizinkan Pfizer dengan teknologi mRNA digunakan sebagai vaksin
booster covid-19 untuk anak-anak berusia 16-18 tahun. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan ilmiah sejumlah aspek dan rekomendasi dari Komite Nasional Penilaian Obat dan Vaksin Covid-19, Indonesian Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI), serta asosiasi klinis.