medcom.id, Jakarta: Dodi Triono, 59, korban penyekapan di Pulomas Jakarta Timur, dikenal baik. Mendiang diketahui tak memiliki musuh ataupun pesaing bisnis semasa hidup.
Chris, 42, rekan kerja Dodi mengakui, perusahaan Dodi memenangkan tender proyek yang diperebutkan banyak pejabat. Proyek yang dimaksud adalah pembangunan mal dekat Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta Selatan.
Hal itu diketahui Chris dari cerita Dodi. Kata Chris, Dodi sempat tak percaya bisa memenangkan proyek tersebut.
"Dia (Dodi) cerita sama saya kenapa bisa menang, 'eh yang dapat saya' kata Pak Dodi begitu. Padahal, di belakangnya itu banyak pejabat yang ikut," kata Chris menirukan cerita Dodi, kepada Metrotvnews.com, Rabu (28/12/2016).
Chris menambahkan, Dodi memenangkan tender proyek mal melalui perusahaan bernama DA International. Perusahaan Dodi mengalahkan pesaingnya, termasuk perusahaan Kalla Group.
(Baca: Dodi Dikenal sebagai Penggagas Perumahan Elite Pulomas)
Selain itu, Dodi juga memenangkan tender proyek di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kendati demikian, Chris tak mau menghubungkan adanya persaingan bisnis dalam motif pembunuhan temannya.
"Itu saja dia cerita," tambah Chris.
Sebelumnya, Dodi Triono disebut-sebut sebagai pemimpin pemenang tender renovasi Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta. Manajemen Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPK-GBK) membantah informasi itu.
Melalui keterangan tertulis, Manajemen Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno menjelaskan, Dodi hanya mitra kerja lama PPK-GBK dalam proyek pengembangan sebagian areal GBK.
(Baca: Manajemen Bantah Dodi Triono Pemenang Tender GBK)
Dodi dan dua putrinya, Diona Arika Andra serta Dianita Gemma, tewas setelah disekap di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter di rumah di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, pada 27 Desember 2016. Mereka dikurung di dalam kamar mandi bersama delapan orang lainnya.
Enam dari 11 orang meninggal. Korban tewas lainnya adalah Amel, teman Gemma, dan dua orang sopir Dodi. Lima korban lainnya mengalami luka dan dirawat intensif di RS Kartika Pulomas, termasuk putri kedua Dodi, Zanette Kalila Azaria.
Kasus ini terungkap lewat laporan Sheila Putri, teman Diona. Dia melapor ke Pos Polisi Kayuputih sekitar pukul 09.25 WIB. Enam korban tewas diduga akibat kehabisan oksigen.
medcom.id, Jakarta: Dodi Triono, 59, korban penyekapan di Pulomas Jakarta Timur, dikenal baik. Mendiang diketahui tak memiliki musuh ataupun pesaing bisnis semasa hidup.
Chris, 42, rekan kerja Dodi mengakui, perusahaan Dodi memenangkan tender proyek yang diperebutkan banyak pejabat. Proyek yang dimaksud adalah pembangunan mal dekat Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta Selatan.
Hal itu diketahui Chris dari cerita Dodi. Kata Chris, Dodi sempat tak percaya bisa memenangkan proyek tersebut.
"Dia (Dodi) cerita sama saya kenapa bisa menang, 'eh yang dapat saya' kata Pak Dodi begitu. Padahal, di belakangnya itu banyak pejabat yang ikut," kata Chris menirukan cerita Dodi, kepada
Metrotvnews.com, Rabu (28/12/2016).
Chris menambahkan, Dodi memenangkan tender proyek mal melalui perusahaan bernama DA International. Perusahaan Dodi mengalahkan pesaingnya, termasuk perusahaan Kalla Group.
(Baca: Dodi Dikenal sebagai Penggagas Perumahan Elite Pulomas)
Selain itu, Dodi juga memenangkan tender proyek di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kendati demikian, Chris tak mau menghubungkan adanya persaingan bisnis dalam motif pembunuhan temannya.
"Itu saja dia cerita," tambah Chris.
Sebelumnya, Dodi Triono disebut-sebut sebagai pemimpin pemenang tender renovasi Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta. Manajemen Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPK-GBK) membantah informasi itu.
Melalui keterangan tertulis, Manajemen Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno menjelaskan, Dodi hanya mitra kerja lama PPK-GBK dalam proyek pengembangan sebagian areal GBK.
(Baca: Manajemen Bantah Dodi Triono Pemenang Tender GBK)
Dodi dan dua putrinya, Diona Arika Andra serta Dianita Gemma, tewas setelah disekap di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter di rumah di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, pada 27 Desember 2016. Mereka dikurung di dalam kamar mandi bersama delapan orang lainnya.
Enam dari 11 orang meninggal. Korban tewas lainnya adalah Amel, teman Gemma, dan dua orang sopir Dodi. Lima korban lainnya mengalami luka dan dirawat intensif di RS Kartika Pulomas, termasuk putri kedua Dodi, Zanette Kalila Azaria.
Kasus ini terungkap lewat laporan Sheila Putri, teman Diona. Dia melapor ke Pos Polisi Kayuputih sekitar pukul 09.25 WIB. Enam korban tewas diduga akibat kehabisan oksigen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(NIN)