Jakarta: Jumlah imigran di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kalideres diakui sudah melebihi kapasitas. Hal tersebut yang menjadi alasan ratusan imigran baru tak kebagian tempat, bahkan mereka rela membuka lapak di sepanjang trotoar Jalan Peta Selatan, Kalideres.
Kepala Rudenim Morina Harahap mengaku sempat mempersilakan imigran baru yang rela tidur di trotoar untuk masuk ke Rudenim. Meskipun sebenarnya jumlah imigran yang ada di dalam Rudenim pada saat itu sudah melebihi kapasitas yang ada.
"Kami mempunyai kamar atau tempat untuk mereka (imigran baru) hanya 51 kamar. Idealnya, kamar itu hanya cukup untuk 120 sementara saat ini ada 471 orang di dalam," ujar Morina kepada Medcom.id, Jumat, 16 Maret 2018.
(Baca juga: Rela Tidur di Trotoar Demi Masuk Rudenim)
Menurutnya, jumlah imigran yang ada di Rudenim Kalideres saat ini sudah terlalu dipaksakan. Bila dipaksa kembali untuk menampung imigran baru, Rudenim Kalideres tak akan sanggup.
Apalagi, lanjut dia, untuk mendapat tempat di Rudenim tidaklah mudah. Ada standar operasional prosedur (SOP) yang harus dipenuhi imigran baru untuk mendapat tempat penampungan di Rudenim.
"Ada SOP yang harus dipenuhi untuk bisa ditempatkan sementara. Karena fasilitas seutuhnya dari IOM (International Organization for Migration), bukan dari kami," jelas Morina.
(Baca juga: Imigran Ilegal di Kalideres Kerap Rebutan Sumbangan)
Di sisi lain, Rudenim punya tugas tambahan sebagai pengawas pengungsi imigran. Hal itu diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi Dari Luar Negeri.
"PP Nomor 125 kan ada kepolisian, TNI, Kemenlu, imigrasi, dan pemda. Kami dapat tugas tambahan sebagai pengawas. Pengawas ya, bukan yang bertanggung jawab langsung menangani," tukas Morina.
Sekitar 400 imigran tak bisa masuk Rudenim Kalideres. Mereka terpaksa tidur di trotoar hingga tinggal di depan rumah toko (ruko) sepanjang Jalan Peta Selatan, Kalideres.
Jakarta: Jumlah imigran di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kalideres diakui sudah melebihi kapasitas. Hal tersebut yang menjadi alasan ratusan imigran baru tak kebagian tempat, bahkan mereka rela membuka lapak di sepanjang trotoar Jalan Peta Selatan, Kalideres.
Kepala Rudenim Morina Harahap mengaku sempat mempersilakan imigran baru yang rela tidur di trotoar untuk masuk ke Rudenim. Meskipun sebenarnya jumlah imigran yang ada di dalam Rudenim pada saat itu sudah melebihi kapasitas yang ada.
"Kami mempunyai kamar atau tempat untuk mereka (imigran baru) hanya 51 kamar. Idealnya, kamar itu hanya cukup untuk 120 sementara saat ini ada 471 orang di dalam," ujar Morina kepada Medcom.id, Jumat, 16 Maret 2018.
(Baca juga:
Rela Tidur di Trotoar Demi Masuk Rudenim)
Menurutnya, jumlah imigran yang ada di Rudenim Kalideres saat ini sudah terlalu dipaksakan. Bila dipaksa kembali untuk menampung imigran baru, Rudenim Kalideres tak akan sanggup.
Apalagi, lanjut dia, untuk mendapat tempat di Rudenim tidaklah mudah. Ada standar operasional prosedur (SOP) yang harus dipenuhi imigran baru untuk mendapat tempat penampungan di Rudenim.
"Ada SOP yang harus dipenuhi untuk bisa ditempatkan sementara. Karena fasilitas seutuhnya dari IOM (International Organization for Migration), bukan dari kami," jelas Morina.
(Baca juga:
Imigran Ilegal di Kalideres Kerap Rebutan Sumbangan)
Di sisi lain, Rudenim punya tugas tambahan sebagai pengawas pengungsi imigran. Hal itu diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi Dari Luar Negeri.
"PP Nomor 125 kan ada kepolisian, TNI, Kemenlu, imigrasi, dan pemda. Kami dapat tugas tambahan sebagai pengawas. Pengawas ya, bukan yang bertanggung jawab langsung menangani," tukas Morina.
Sekitar 400 imigran tak bisa masuk Rudenim Kalideres. Mereka terpaksa tidur di trotoar hingga tinggal di depan rumah toko (ruko) sepanjang Jalan Peta Selatan, Kalideres.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)