Jakarta: Muhammad, imigran ilegal asal Sudan yang tinggal di trotoar depan Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kalideres, Jakarta Barat, merasa nyaman tinggal di Indonesia. Meski, ia serba kekurangan.
"Saya nyaman di sini karena di tempat tinggal saya (Sudan) tidak aman," ucap Muhammad saat berbincang dengan Medcom.id, Jumat, 16 Maret 2018.
Muhammad bilang, masyarakat Indonesia adalah orang-orang paling ramah dan baik hati yang pernah ditemuinya. Ia pun dapat mudah beradaptasi dan berinteraksi dengan warga sekitar.
Pria berusia 27 tahun ini sudah tinggal dua bulan di terpal biru di atas trotoar. Selain Muhammad, ada sekitar 400 imigran lain yang berasal dari Sudan, Somalia, dan Afghanistan yang senasib.
(Baca juga: Imigran Ilegal di Kalideres Kerap Rebutan Sumbangan)
Pengungsi asal sejumlah negara Timur Tengah tinggal di trotoar - Medcom.id/Sunnaholomi Halakrispen.
Untuk bertahan hidup di negeri orang tanpa pekerjaan, ia bergantung pada sumbangan yang diberikan para sukarelawan. Adapun, untuk keperluan buang air kecil, buang air besar, dan mandi, ia menumpang di masjid terdekat.
Sehari-hari, Muhammad dan imigran lain hanya bercengkrama dengan warga sekitar untuk membunuh waktu. Sambil berharap, mereka bisa masuk Rudenim.
"Ya, saya setiap hari menunggu agar mendapatkan giliran masuk ke sana (ke Rudenim). Di sini yang lainnya juga sangat ingin ke sana," ungkap Muhammad.
Pria lajang ini berharap mendapat perhatian dari pihak Rudenim Kalideres. Supaya, hidupnya tidak terlantung seperti saat ini.
Jakarta: Muhammad, imigran ilegal asal Sudan yang tinggal di trotoar depan Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kalideres, Jakarta Barat, merasa nyaman tinggal di Indonesia. Meski, ia serba kekurangan.
"Saya nyaman di sini karena di tempat tinggal saya (Sudan) tidak aman," ucap Muhammad saat berbincang dengan
Medcom.id, Jumat, 16 Maret 2018.
Muhammad bilang, masyarakat Indonesia adalah orang-orang paling ramah dan baik hati yang pernah ditemuinya. Ia pun dapat mudah beradaptasi dan berinteraksi dengan warga sekitar.
Pria berusia 27 tahun ini sudah tinggal dua bulan di terpal biru di atas trotoar. Selain Muhammad, ada sekitar 400 imigran lain yang berasal dari Sudan, Somalia, dan Afghanistan yang senasib.
(Baca juga:
Imigran Ilegal di Kalideres Kerap Rebutan Sumbangan)
Pengungsi asal sejumlah negara Timur Tengah tinggal di trotoar - Medcom.id/Sunnaholomi Halakrispen.
Untuk bertahan hidup di negeri orang tanpa pekerjaan, ia bergantung pada sumbangan yang diberikan para sukarelawan. Adapun, untuk keperluan buang air kecil, buang air besar, dan mandi, ia menumpang di masjid terdekat.
Sehari-hari, Muhammad dan imigran lain hanya bercengkrama dengan warga sekitar untuk membunuh waktu. Sambil berharap, mereka bisa masuk Rudenim.
"Ya, saya setiap hari menunggu agar mendapatkan giliran masuk ke sana (ke Rudenim). Di sini yang lainnya juga sangat ingin ke sana," ungkap Muhammad.
Pria lajang ini berharap mendapat perhatian dari pihak Rudenim Kalideres. Supaya, hidupnya tidak terlantung seperti saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)