Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Manajemen Landscape Fire, Raffles B Panjaitan. Foto: KLHK
Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Manajemen Landscape Fire, Raffles B Panjaitan. Foto: KLHK

Indonesia Beberkan Kisah Sukses Turunkan Karhutla di COP26

Media Indonesia.com • 07 November 2021 21:34
Jakarta: Indonesia membeberkan kisah sukses menurunkan angka kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP26). Sejak 2016, Indonesia berhasil menurunkan karhutla secara signifikan.
 
"Ini tak lain berkat perubahan kebijakan. Dari semula dengan pendekatan pemadaman, menjadi pencegahan. Perubahan kebijakan ini berhasil menurunkan jumlah karhutla dan hotspot sangat signifikan," kata Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Manajemen Landscape Fire, Raffles B Panjaitan, melalui keterangan tertulis dari arena COP26, Glasgow, Inggris, Minggu, 7 November 2021.
 
Jika dibandingkan dengan 2015, jumlah hotspot pada 2021 menurun hingga 98,47 persen. Atau turun sebanyak 87.845 hotspot. Sedangkan penurunan karhutla juga sangat drastis, dari 2,6 juta hektare pada 2015, menjadi 229 ribu hektare pada Oktober 2021.

Kisah sukses pemadaman ini juga didukung dengan penegakan hukum yang intensif. Juga ditunjang dengan data akurat mengenai peringatan, luas karhutla, dan deteksi dini yang terkoordinasi dan terintegrasi. 
 
Pemerintah juga membangun posko siaga satgas daerah, mengoptimalkan dana siap pakai (DSP) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat situasi darurat, juga menggencarkan patroli dan pemadaman udara.
 
"Kita juga terus melakukan operasi TMC (teknologi modifikasi cuaca) dan membentuk Masyarakat Peduli Api Berkesadaran Hukum (MPA-Paralegal)," kata Raffles.
 
Baca: Rayakan 20 Tahun Kerja Sama Lingkungan, Dubes Inggris Kunjungi Paviliun KLHK
 
Paling signifikan, lanjut dia, pemerintah melakukan pencegahan di tingkat tapak atau desa. Dengan strategi ini, pemerintah memiliki database potensi karhutla di 13 provinsi. 
 
"Dengan database yang pengerjaannya dibantu Kementerian Desa, maka penanganan karhutla jadi lebih efektif," ujar Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan periode 2013-2019 ini.
 
Langkah besar lain dalam upaya mengurangi karhutla, lanjut dia, adalah peluncuran aplikasi kebakaran dini hutan bernama SiPongi. Aplikasi yang bisa dilihat dalam laman web https://sipongi.menlhk.go.id/ itu disebut efektif mengurangi karhutla.
 
"Aplikasi ini membantu pemerintah mengurangi titik api yang berpotensi menyumbang karbon," kata Raffles.
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan