"Tahun 2021 akan menjadi catatan sejarah sebagai tahun pemulihan kehidupan kita semua."
Jakarta: Pernyataan tersebut dilontarkan Presiden Jokowi (Jokowi) di penghujung 2020. Sebuah harapan dan misi Indonesia pada 2021, sekaligus memberi sinyal perang Indonesia melawan covid-19 masuk babak baru.
Covid-19 yang dianggap hanya wabah lokal di Tiongkok berubah menjadi pagebluk yang menghantui seluruh dunia. Indonesia, mulai dari warga hingga pemerintah, terdampak parah akibat pandemi. Tak sedikit mengatakan, perang dunia melawan covid-19 pecah pada 2020.
Pada 2 Maret 2020, Indonesia yang masih sibuk mengevakuasi warganya dari Wuhan, Tiongkok, menyatakan telah menemukan kasus pertama. Pasien 01 dan pasien 02 ialah orang Indonesia pertama yang terpapar covid-19 di dalam wilayah.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan contact tracing (penelusuran kontak) klaster covid-19 pertama di Indonesia. Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kemenkes dan sejumlah institusi terkait, 11 dari 113 kontak dekat pasien 01 dinyatakan positif covid-19.
Temuan kasus ini membuat gaduh masyarakat. Covid-19 berhasil menyusup masuk Indonesia. Covid-19 menyebar cepat. Kasus harian covid-19 di Indonesia naik menjadi 107 pasien terkonfirmasi per 24 Maret 2020.
Wabah menyebar cepat dan semakin di luar kendali. Per 1 April 2020, virus korona telah menginfeksi 1.677 warga di Indonesia. Angka tersebut terus meningkat signifikan dari bulan ke bulan. Data Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19 menyatakan Indonesia telah mencatatkan 743.198 kasus covid-19 pada 31 Desember 2020.
Indonesia menyusun strategi
Pemerintah Indonesia awalnya sempat yakin masih bisa mengendalikan penyebaran covid-19 di dua pekan pertama. Bahkan Presiden Jokowi belum berencana menjalankan karantina wilayah (lockdown).
"Belum berpikir ke arah sana, tapi saya sangat menghargai kerja sama seluruh kementerian dan lembaga termasuk pemerintah daerah," kata Jokowi di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Jumat, 13 Maret 2020.
Temuan dan tren kasus covid-19 di Indonesia menjadi alarm. Pemerintah bersama seluruh elemen di Indonesia bergerak cepat melakukan penanganan serta menyusun strategi melawan pandemi. Pemerintah, industri, dan warga dipaksa beradaptasi.
Pemerintah memutuskan menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan penularan covid-19. Kebijakan ini memaksa semua kegiatan yang biasa digelar di luar rumah, harus dilakukan di kediaman masing-masing.
DKI Jakarta menjadi provinsi pertama yang menerapkan PSBB. Kebijakan itu mulai berlaku Jumat, 10 April 2020, setelah DKI mendapatkan restu dari Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. PSBB diterapkan selama 14 hari dan diperpanjang jika dibutuhkan.
Warga harus bekerja, belajar, dan ibadah di rumah. Industri harus beradaptasi dengan skema ini. Seluruh sektor harus beradaptasi dengan teknologi karena tatap muka menjadi tabu.
Apalagi, kasus covid-19 terus meningkat membuat pemerintah harus memperketat regulasi dan hukuman. Bahkan Indonesia memutuskan untuk menutup akses masuk dari warga asing per 1 Januari 2020.
Kebijakan gas dan rem dalam PSBB dilakukan karena kesehatan dan ekonomi menjadi taruhan. Sektor usaha yang diizinkan beroperasi diperluas. Hampir seluruh industri dibuka bertahap dengan protokol kesehatan ketat.
Kebijakan-kebijakan baru dikeluarkan karena akhirnya pemerintah sadar, Indonesia harus hidup berdampingan dengan pandemi hingga menemukan 'senjata' yang ampuh melawan virus.
Vaksin covid-19 hadir
Perang dunia melawan covid-19 menemukan secercah harapan saat vaksin bermunculan. Industri vaksin dari berbagai negara berlomba-lombang mengembangkan vaksin covid-19.
Berbagai lembaga dan industri vaksin Indonesia diberi mandat untuk mengembangkan Vaksin Merah Putih. Di saat yang bersamaan, Indonesia memesan ratusan juta vaksin covid-19 agar imunitas komunal (herd immunity) segera tercipta.
"Vaksinasi untuk mencapai herd immunity, kekebalan komunal, sehingga penyebaran covid-19 bisa kita hentikan," kata Jokowi secara virtual di akun YouTube Sekretariat Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 31 Desember 2020.
Indonesia telah meneken kontrak pengadaan 329 juta vaksin. Pengadaan vaksin ini melalui lima jalur pemesanan. Empat di antaranya bersifat bilateral dan satu bersifat multilateral.
Pemerintah berpotensi memesan tambahan 334 juta dosis vaksin jika uji klinis sukses. "Pada kontrak yang bersifat fix, maka vaksin akan pasti dibeli oleh pemerintah," kata juru bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta Timur, Kamis, 31 Desember 2020.
Rinciannya, 125 juta dosis dari Sinovac, 50 juta dari Novavax, dan 54 juta dosis dari Covax. Pemerintah juga dipastikan membeli 50 juta dosis vaksin masing-masing dari Astrazeneca dan Pfizer. Kontrak dengan Astrazeneca dan Pfizer dalam tahap finalisasi. Vaksinasi pun dinyatakan dimulai pada pertengahan Januari 2021.
Perang belum usai
Namun, perang melawan covid-19 jauh dari kata usai. Apalagi, temuan kasus covid-19 harian di penghujung 2021 berkisar di angkat 8.000. Bahkan, sejumlah pakar memperkirakan angka ini terus bertambah.
Belum lagi ancaman mutasi dan varian baru virus yang ditemukan. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan varian Inggris yang telah masuk Singapura dan Australia lebih cepat menyebar. Varian baru ini juga dapat menyebar ke anak-anak.
"Nomor satu, strain ini ada kemudian memang lebih cepat menular. Nomor dua, strain ini ada tapi tidak terbukti dia lebih parah, jadi walaupun tertular tapi tidak terbukti dia lebih parah ya," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 29 Desember 2020.
Presiden Jokowi, Satgas Covid-19, Kementerian Kesehatan, dan dokter mengingatkan warga tak abai protokol kesehatan. Pembuatan vaksin, vaksinasi, dan pembentukan herd immunity butuh waktu. Taat protokol 3M (memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir) masih cara terampuh mencegah penyebaran covid-19.
Ingat, mencegah lebih baik dari mengobati. Apalagi covid-19 yang belum ada obatnya.
Pemerintah melalui #satgascovid19 tak bosan-bosannya mengampanyekan #ingatpesanibu. Jangan lupa selalu menerapkan 3M, yakni #pakaimasker, #jagajarak dan #jagajarakhindarikerumunan, serta #cucitangandan #cucitanganpakaisabun.
"Tahun 2021 akan menjadi catatan sejarah sebagai tahun pemulihan kehidupan kita semua."
Jakarta: Pernyataan tersebut dilontarkan Presiden Jokowi (Jokowi) di penghujung 2020. Sebuah harapan dan misi Indonesia pada 2021, sekaligus memberi sinyal perang Indonesia melawan covid-19 masuk babak baru.
Covid-19 yang dianggap hanya wabah lokal di Tiongkok berubah menjadi pagebluk yang menghantui seluruh dunia. Indonesia, mulai dari warga hingga pemerintah, terdampak parah akibat pandemi. Tak sedikit mengatakan, perang dunia melawan covid-19 pecah pada 2020.
Pada 2 Maret 2020, Indonesia yang masih sibuk mengevakuasi warganya dari Wuhan, Tiongkok, menyatakan telah menemukan kasus pertama. Pasien 01 dan pasien 02 ialah orang Indonesia pertama yang terpapar covid-19 di dalam wilayah.
Kementerian Kesehatan (
Kemenkes) melakukan
contact tracing (penelusuran kontak) klaster covid-19 pertama di Indonesia. Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kemenkes dan sejumlah institusi terkait, 11 dari 113 kontak dekat pasien 01 dinyatakan positif covid-19.
Temuan kasus ini membuat gaduh masyarakat. Covid-19 berhasil menyusup masuk Indonesia. Covid-19 menyebar cepat. Kasus harian covid-19 di Indonesia naik menjadi 107 pasien terkonfirmasi per 24 Maret 2020.
Wabah menyebar cepat dan semakin di luar kendali. Per 1 April 2020, virus korona telah menginfeksi 1.677 warga di Indonesia. Angka tersebut terus meningkat signifikan dari bulan ke bulan. Data Satuan Tugas Penanganan (
Satgas) Covid-19 menyatakan Indonesia telah mencatatkan 743.198 kasus covid-19 pada 31 Desember 2020.
Indonesia menyusun strategi
Pemerintah Indonesia awalnya sempat yakin masih bisa mengendalikan penyebaran covid-19 di dua pekan pertama. Bahkan Presiden Jokowi belum berencana menjalankan karantina wilayah (
lockdown).
"Belum berpikir ke arah sana, tapi saya sangat menghargai kerja sama seluruh kementerian dan lembaga termasuk pemerintah daerah," kata Jokowi di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Jumat, 13 Maret 2020.
Temuan dan tren kasus covid-19 di Indonesia menjadi alarm. Pemerintah bersama seluruh elemen di Indonesia bergerak cepat melakukan penanganan serta menyusun strategi melawan pandemi. Pemerintah, industri, dan warga dipaksa beradaptasi.
Pemerintah memutuskan menerapkan pembatasan sosial berskala besar (
PSBB) untuk menekan penularan
covid-19. Kebijakan ini memaksa semua kegiatan yang biasa digelar di luar rumah, harus dilakukan di kediaman masing-masing.
DKI Jakarta menjadi provinsi pertama yang menerapkan PSBB. Kebijakan itu mulai berlaku Jumat, 10 April 2020, setelah DKI mendapatkan restu dari Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. PSBB diterapkan selama 14 hari dan diperpanjang jika dibutuhkan.
Warga harus bekerja, belajar, dan ibadah di rumah. Industri harus beradaptasi dengan skema ini. Seluruh sektor harus beradaptasi dengan teknologi karena tatap muka menjadi tabu.
Apalagi, kasus covid-19 terus meningkat membuat pemerintah harus memperketat regulasi dan hukuman. Bahkan Indonesia memutuskan untuk menutup akses masuk dari warga asing per 1 Januari 2020.