Jakarta: Sosok Ainun Albarr Qolby Mecca beberapa waktu lalu mencuri perhatian publik. Bukan tanpa sebab, remaja 15 tahun itu menjadi mahasiswa termuda di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga, Surabaya.
Lalu apa yang membuat SMA 2 Lamongan itu bisa menjadi mahasiswa FK termuda di Unair? Ternyata apa yang dicapai Albarr ini tidak lepas dari peran orang tua.
Belajar dari Albarr yang menjadi mahasiswa Unair, orang tua perlu mengambil peran dalam menstimulasi kecerdasan anak. Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga Novita Tandry mengatakan orang tua harus mengasah berbagai kecerdasan anak sejak dini.
"Orang tua tidak hanya mengasah (anak) satu kecerdasan saja, namun juga mengasah kecerdasan lainnya sehingga anak ini memiliki banyak kecerdasan dari kecil," ucap Novita dalam tayangan Newsline di Metro TV, Kamis, 30 September 2021.
Kecerdasan majemuk
Novita menjelaskan kecerdasan tidak hanya satu, tetapi majemuk. Ada delapan kecerdasan yang harus distimulasi sejak anak berusia dini.
Kedelapan kecerdasan tersebut adalah kognitif atau akademik, kinestetik, berbahasa, spiritual, interpersonal relationship, natural, logika dan matematika.
Berkaca dari Albarr, Novita mengatakan mahasiswa kelahiran Lamongan ini tidak hanya memiliki kecerdasan kognitif tapi juga kinestetik. Kecerdasan kinestetik terlihat dari Albarr yang tidak lupa untuk bergerak atau olahraga.
Selain itu, dari cara Albarr berkomunikasi di layar kaca juga menunjukkan kecerdasan berbahasa. Sedangkan, kecerdasan interpersonal adalah kecerdasan untuk punya social skill.
Baca: Kisah Anak Petani Jalani Perkuliahan di Kedokteran Unpad
Dukungan keluarga
Dalam mengasah kemampuan anak, lingkungan keluarga harus terus melatih minat anak agar bisa menjadi bakat. Novita mengatakan bakat memang diturunkan dari orangtua, namun akan sia-sia apabila tidak pernah dilatih.
"Kalau dia punya support system yang tepat, dilatih terus menerus, diperkenalkan pada keindahan daripada setiap aktivitas yang akan dilakukan, tetapi tidak mempunyai bakat yang besar, mungkin bisa menjadi bakat," jelas Novita. (Widya Finola Ifani Putri)
Jakarta: Sosok
Ainun Albarr Qolby Mecca beberapa waktu lalu mencuri perhatian publik. Bukan tanpa sebab, remaja 15 tahun itu menjadi mahasiswa termuda di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga, Surabaya.
Lalu apa yang membuat SMA 2 Lamongan itu bisa menjadi mahasiswa FK termuda di
Unair? Ternyata apa yang dicapai Albarr ini tidak lepas dari peran orang tua.
Belajar dari Albarr yang menjadi mahasiswa Unair, orang tua perlu mengambil peran dalam menstimulasi kecerdasan anak. Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga Novita Tandry mengatakan orang tua harus mengasah berbagai kecerdasan anak sejak dini.
"Orang tua tidak hanya mengasah (anak) satu kecerdasan saja, namun juga mengasah kecerdasan lainnya sehingga anak ini memiliki banyak kecerdasan dari kecil," ucap Novita dalam tayangan
Newsline di
Metro TV, Kamis, 30 September 2021.
Kecerdasan majemuk
Novita menjelaskan kecerdasan tidak hanya satu, tetapi majemuk. Ada delapan kecerdasan yang harus distimulasi sejak anak berusia dini.
Kedelapan kecerdasan tersebut adalah kognitif atau akademik, kinestetik, berbahasa, spiritual, interpersonal relationship, natural, logika dan matematika.
Berkaca dari Albarr, Novita mengatakan mahasiswa kelahiran Lamongan ini tidak hanya memiliki kecerdasan kognitif tapi juga kinestetik. Kecerdasan kinestetik terlihat dari Albarr yang tidak lupa untuk bergerak atau olahraga.
Selain itu, dari cara Albarr berkomunikasi di layar kaca juga menunjukkan kecerdasan berbahasa. Sedangkan, kecerdasan interpersonal adalah kecerdasan untuk punya
social skill.
Baca:
Kisah Anak Petani Jalani Perkuliahan di Kedokteran Unpad
Dukungan keluarga
Dalam mengasah kemampuan anak, lingkungan keluarga harus terus melatih minat anak agar bisa menjadi bakat. Novita mengatakan bakat memang diturunkan dari orangtua, namun akan sia-sia apabila tidak pernah dilatih.
"Kalau dia punya
support system yang tepat, dilatih terus menerus, diperkenalkan pada keindahan daripada setiap aktivitas yang akan dilakukan, tetapi tidak mempunyai bakat yang besar, mungkin bisa menjadi bakat," jelas Novita.
(Widya Finola Ifani Putri) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)