medcom.id, Jakarta: Kepala Korps Brimob Irjen Murad Ismail mengakui senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) yang diimpor dari Bulgaria pernah digunakan di Poso dan Papua. Senjata itu digunakan ketika terjadi huru-hara di kedua wilayah tersebut.
"Senjata ini ada yang kita oper ke Poso dan Papua," kata Murad di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Sabtu 30 September 2017.
(Baca juga: Brimob Impor Senjata untuk Pertempuran Dalam Kota)
Kata Murad, senjata SAGL sudah pernah diimpor sebelumnya pada 2015 dan 2016. Namun hingga kini, senjata tersebut belum pernah digunakan untuk wilayah Jakarta Raya.
"Di Jakarta kita belum pernah menggunakan, namun semua komandan-komandan yang memakai ini sudah kita jelaskan bagaimana kerjanya," ucap dia.
(Baca juga: Polri Bantah Senjata untuk Brimob Mematikan)
Jenderal bintang dua ini menyebut bahwa sebanyak 280 senjata ini akan disebar ke 33 Dansatbrimob. Senjata itu nantinya bakal digunakan untuk menjaga perbatasan dan daerah yang berpotensi konflik.
"Jadi ini digunakan di daerah-daerah operasi, pertempuran dalam kota," pungkas Murad.
medcom.id, Jakarta: Kepala Korps Brimob Irjen Murad Ismail mengakui senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) yang diimpor dari Bulgaria pernah digunakan di Poso dan Papua. Senjata itu digunakan ketika terjadi huru-hara di kedua wilayah tersebut.
"Senjata ini ada yang kita oper ke Poso dan Papua," kata Murad di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Sabtu 30 September 2017.
(Baca juga:
Brimob Impor Senjata untuk Pertempuran Dalam Kota)
Kata Murad, senjata SAGL sudah pernah diimpor sebelumnya pada 2015 dan 2016. Namun hingga kini, senjata tersebut belum pernah digunakan untuk wilayah Jakarta Raya.
"Di Jakarta kita belum pernah menggunakan, namun semua komandan-komandan yang memakai ini sudah kita jelaskan bagaimana kerjanya," ucap dia.
(Baca juga:
Polri Bantah Senjata untuk Brimob Mematikan)
Jenderal bintang dua ini menyebut bahwa sebanyak 280 senjata ini akan disebar ke 33 Dansatbrimob. Senjata itu nantinya bakal digunakan untuk menjaga perbatasan dan daerah yang berpotensi konflik.
"Jadi ini digunakan di daerah-daerah operasi, pertempuran dalam kota," pungkas Murad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)