Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menarik rem darurat terkait penanganan covid-19 (korona). Anies kembali memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total.
Keputusan ini dibuat lantaran kasus aktif covid-19 di Jakarta kembali meningkat setelah pemberlakuan pelonggaran PSBB. Hingga 9 September 2020 terdapat 11.245 kasus aktif.
"Tidak ada pilihan bagi Jakarta kecuali untuk menarik rem darurat sesegera mungkin," kata Anies dalam konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 9 September 2020.
Dengan kebijakan itu artinya warga kembali bekerja, belajar, dan beribadah di rumah. Pemprov DKI hanya mengizinkan 11 bidang usaha vital berjalan.
Pelonggaran bisa diberlakukan kembali bila masyarakat dan pemerintah bekerja bersama. Berikut hal-hal yang mesti dilakukan:
1. Pemerintah jalankan 3T
Anies menuturkan testing, tracing, dan treatment mesti dimasifkan. Pemprov DKI Jakarta terus melakukan uji sampel dengan metode polymerase chain reaction (PCR).
Pemprov DKI telah melakukan 716.776 tes korona hingga Rabu, 9 Septembe 2020. "Tes covid-19 di Jakarta sudah 5x lipat standar WHO (organisasi kesehatan dunia) dan terus bertambah," kata Anies.
Pihaknya juga melakukan tracing. Anies menyebut Puskesmas akan secara rutin melakukan active case finding (ACF) dan meningkatkan tracing.
"Saat ini tingkat tracing Jakarta adalah 6, artinya untuk setiap 1 kasus positif ada 6 kontak eratnya yang dilacak," papar dia.
Sementara itu, terkait treatment (pengobatan) Pemprov DKI Jakarta menambah jumlah tempat tidur isolasi dan ICU khusus covid-19. Pemprov DKI akan meningkatkan kapasitas ruang isolasi khusus covid-19 sebanyak 20 persen menjadi 4.807 tempat tidur. Kemudian, kapasitas ruang ICU dinaikkan dari 428 menjadi 636 tempat tidur.
2. Masyarakat jalankan 3M
Anies meminta masyarakat memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Dia mengingatkan dengan tiga cara ini bisa membantu mencegah penyebaran covid-19.
"Kita tuntaskan bersama," tegas Anies.
Dia kembali mengingatkan tanpa kerja sama pemerintah dan masyarakat pandemi ini tidak bisa diselesaikan.
1. Pemerintah jalankan 3T
Anies menuturkan
testing,
tracing, dan
treatment mesti dimasifkan. Pemprov DKI Jakarta terus melakukan uji sampel dengan metode
polymerase chain reaction (PCR).
Pemprov DKI telah melakukan 716.776 tes
korona hingga Rabu, 9 Septembe 2020. "Tes covid-19 di Jakarta sudah 5x lipat standar WHO (organisasi kesehatan dunia) dan terus bertambah," kata Anies.
Pihaknya juga melakukan
tracing. Anies menyebut Puskesmas akan secara rutin melakukan
active case finding (ACF) dan meningkatkan
tracing.
"Saat ini tingkat
tracing Jakarta adalah 6, artinya untuk setiap 1 kasus positif ada 6 kontak eratnya yang dilacak," papar dia.