Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menargetkan 2.000 angkot masuk program OK Otrip pada akhir 2018. Pengelolaan serta pengintegrasian angkot dan Metro Mini telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI.
"Saya ingin lebih cepat karena kalau kita lihat dari konversinya ini masih hitungan puluhan atau mungkin ratusan kendaraan. Harusnya ditambah lagi jumlahnya. Kita ingin targetnya kan 2.000-an di akhir tahun ini," kata Sandi di Gedung Ombudsman RI, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 9 April 2018.
(Baca juga: Pengusaha Angkot Belum Sepakat dengan Tarif Ok Otrip)
Sandi mengakui langkahnya terganjal birokrasi sehingga angkot yang mengikuti OK Otrip belum maksimal. Untuk itu, dia akan merangkul pengusaha angkot dan bekerja sama dengan PT Transportasi (TransJakarta) serta Dishub DKI.
"Ini saya minta ke Transjakarta dan Dishub untuk melihat yang mana yang double, yang mana yang bisa diterima. Karena kalau tidak bisa tereksekusi dan tidak dapat persetujuan dari operator angkot juga tidak akan sukses OK Otrip ini," ujar Sandi.
Sandi yakin bergabungnya angkot ke dalam OK Otrip menciptakan lapangan kerja baru. Sebab dengan begitu transportasi akan terakomodasi.
"Saya ingin tiga sampai enam bulan ke depan di 2018 ini ada secara konkret bagaimana merangkul teman-teman pengusaha dan aperator angkot ini. Juga yang nanti di wilayah Metro Mini dan Kopaja, kita ingin pastikan juga lapangan kerja di setiap transportasi ini terakomodir. Di sini leading sector-nya memang Transjakarta," terangnya.
(Baca juga: OK Otrip Belum Diminati Warga)
Program OK Otrip terbilang belum diminati pengusaha angkot. Pasalnya, dari 22 operator angkot baru dua yang bergabung yakni Budi Luhur dan Koperasi Wahana Kalpika (KWK).
Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menargetkan 2.000 angkot masuk program OK Otrip pada akhir 2018. Pengelolaan serta pengintegrasian angkot dan Metro Mini telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI.
"Saya ingin lebih cepat karena kalau kita lihat dari konversinya ini masih hitungan puluhan atau mungkin ratusan kendaraan. Harusnya ditambah lagi jumlahnya. Kita ingin targetnya kan 2.000-an di akhir tahun ini," kata Sandi di Gedung Ombudsman RI, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 9 April 2018.
(Baca juga:
Pengusaha Angkot Belum Sepakat dengan Tarif Ok Otrip)
Sandi mengakui langkahnya terganjal birokrasi sehingga angkot yang mengikuti OK Otrip belum maksimal. Untuk itu, dia akan merangkul pengusaha angkot dan bekerja sama dengan PT Transportasi (TransJakarta) serta Dishub DKI.
"Ini saya minta ke Transjakarta dan Dishub untuk melihat yang mana yang
double, yang mana yang bisa diterima. Karena kalau tidak bisa tereksekusi dan tidak dapat persetujuan dari operator angkot juga tidak akan sukses OK Otrip ini," ujar Sandi.
Sandi yakin bergabungnya angkot ke dalam OK Otrip menciptakan lapangan kerja baru. Sebab dengan begitu transportasi akan terakomodasi.
"Saya ingin tiga sampai enam bulan ke depan di 2018 ini ada secara konkret bagaimana merangkul teman-teman pengusaha dan aperator angkot ini. Juga yang nanti di wilayah Metro Mini dan Kopaja, kita ingin pastikan juga lapangan kerja di setiap transportasi ini terakomodir. Di sini
leading sector-nya memang Transjakarta," terangnya.
(Baca juga:
OK Otrip Belum Diminati Warga)
Program OK Otrip terbilang belum diminati pengusaha angkot. Pasalnya, dari 22 operator angkot baru dua yang bergabung yakni Budi Luhur dan Koperasi Wahana Kalpika (KWK).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)