medcom.id, Jakarta: Warga Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, yang menolak penggusuran dan enggan direlokasi diimbau tidak egois. Sebab, keberadaan mereka di lahan negara mengganggu lingkungan dan tumbuh kembang anak.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta warga memperhatikan lingkungan dan kesehatan mereka. "Itu kan enggak sehat, coba lihat anak-anak lah, ini musim penghujan, jangan egois gitu, kita sediakan di sana (rumah susun)," kata Djarot di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2016).
Beberapa warga Rawajati yang menolak direlokasi masih menempati tenda darurat yang mereka bangun di atas puing-puing bangunan. Djarot berharap mereka segera dipindah ke Rusun Marunda yang disediakan Pemprov DKI Jakarta.
Baca:Tenda Warga Rawajati Sudah Ditertibkan
Meski lokasi rusun cukup jauh, Djarot mau warga memahami alasan penertiban permukiman. Sebab, lahan yang mereka duduki milik negara.
Mantan Wali Kota Blitar itu mengungkapkan, Pemprov DKI sudah menyediakan rusun beserta fasilitasnya, termasuk tempat usaha. Pemprov DKI siap membantu kebutuhan administrasi bagi anak-anak yang mau pindah sekolah.
"Kami harap mereka paham, segera pindah, kan sudah disediakan fasilitas yang mencukupi termasuk busnya, anak-anak sekolah. Kalau masih sekolah, kita bantu proses pindah ke sekolah baru," kata Djarot.
Baca:3 Keluarga Asal Rawajati Sudah Huni Rusun Marunda
Pemerintah Kota Jakarta Selatan menggusur sedikitnya 90 kepala keluarga yang tinggal di 50 rumah di kawasan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan. Saat terjadi penggusuran, banyak anak usia sekolah tak masuk sekolah karena rumahnya digusur.
Tahun 2015, Pemprov DKI sudah memberi peringatan kepada warga untuk mengosongkan lahan tersebut. Eksekusi penertiban juga sempat diundur. Sebelumnya, eksekusi penertiban ini akan dilakukan pada awal Juni 2016. Berkat negosiasi penggusuran akhirnya ditunda. Meski diberi tenggat waktu cukup lama, warga keukeuh menolak direlokasi ke tempat yang sudah disediakan.
medcom.id, Jakarta: Warga Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, yang menolak penggusuran dan enggan direlokasi diimbau tidak egois. Sebab, keberadaan mereka di lahan negara mengganggu lingkungan dan tumbuh kembang anak.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta warga memperhatikan lingkungan dan kesehatan mereka. "Itu kan enggak sehat, coba lihat anak-anak lah, ini musim penghujan, jangan egois gitu, kita sediakan di sana (rumah susun)," kata Djarot di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2016).
Beberapa warga Rawajati yang menolak direlokasi masih menempati tenda darurat yang mereka bangun di atas puing-puing bangunan. Djarot berharap mereka segera dipindah ke Rusun Marunda yang disediakan Pemprov DKI Jakarta.
Baca:
Tenda Warga Rawajati Sudah Ditertibkan
Meski lokasi rusun cukup jauh, Djarot mau warga memahami alasan penertiban permukiman. Sebab, lahan yang mereka duduki milik negara.
Mantan Wali Kota Blitar itu mengungkapkan, Pemprov DKI sudah menyediakan rusun beserta fasilitasnya, termasuk tempat usaha. Pemprov DKI siap membantu kebutuhan administrasi bagi anak-anak yang mau pindah sekolah.
"Kami harap mereka paham, segera pindah, kan sudah disediakan fasilitas yang mencukupi termasuk busnya, anak-anak sekolah. Kalau masih sekolah, kita bantu proses pindah ke sekolah baru," kata Djarot.
Baca:
3 Keluarga Asal Rawajati Sudah Huni Rusun Marunda
Pemerintah Kota Jakarta Selatan menggusur sedikitnya 90 kepala keluarga yang tinggal di 50 rumah di kawasan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan. Saat terjadi penggusuran, banyak anak usia sekolah tak masuk sekolah karena rumahnya digusur.
Tahun 2015, Pemprov DKI sudah memberi peringatan kepada warga untuk mengosongkan lahan tersebut. Eksekusi penertiban juga sempat diundur. Sebelumnya, eksekusi penertiban ini akan dilakukan pada awal Juni 2016. Berkat negosiasi penggusuran akhirnya ditunda. Meski diberi tenggat waktu cukup lama, warga
keukeuh menolak direlokasi ke tempat yang sudah disediakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)