Masjid Luar Batang pada tahun 1920-1935.Wikipedia/Moskee
Masjid Luar Batang pada tahun 1920-1935.Wikipedia/Moskee

Warga tak Rela Masjid Luar Batang `Dijamah`

Wanda Indana • 04 Mei 2016 14:32
medcom.id, Jakarta: Warga Kampung Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, keukeuh menolak rencana penertiban di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa. Warga menolak penertiban dengan dalih apa pun.
 
Warga menampik, meski Pemprov DKI Jakarta berjanji akan mempercantik Luar Batang, termasuk `membenahi` Masjid Keramat Luar Batang, membuat jalan inspeksi, dan membangun plaza. Pendek kata, warga tak mau Luar Batang `dijamah`.
 
Mansur Amin, warga Luar Batang, mengatakan, Pemprov DKI gagal pikir tentang fungsi Masjid Keramat Luar Batang. Masjid bukan tempat wisata, meski dibalut slogan wisata religi.

"Masjid Luar Batang itu tempat ibadah," kata Mansur di Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (4/5/2016).
 
Warga tak Rela Masjid Luar Batang `Dijamah`
Masjid Luar Batang.MI/Grandyos Zafna
 
Menurut dia, orang yang datang ke masjid itu untuk salat. Ibadah. Dan, tambah Sekretaris Masjid Luar Batang itu, salat bukan salah satu jenis wisata.
 
Mansur mengatakan, selama ini Masjid Luar Batang ramai didatangi orang untuk beribadah dan ziarah. Sebab, di areal masjid ada makam Habib Husein bin Abubakar Alaydrus, ulama yang pertama kali menyiarkan Islam di tanah Betawi.
 
"Dalam Alquran dijelaskan bahwa `Datanglah engkau ke makam-makam untuk mengingat kematian`. Artinya orang kemari mengenang Habib Husein yang sudah sekian ratus tahun meninggal, itu karena orang hormat terhadap syiar beliau," ujar Mansur.
 
Ketua Umum Sunda Kelapa Heritage ini memastikan, konsep wisata religi yang ditawarkan Pemprov DKI tidak pas. Apalagi, sampai menggusur warga Kampung Luar Batang yang sudah tinggal di Luar Batang selama ratusan tahun. Dari generasi ke generasi.
 
Warga tak Rela Masjid Luar Batang `Dijamah`
Warga berziarah di makam Habib Husein bin Abubakar Alaydrus di dalam Masjid Keramat Luar Batang.ANT/Hafidz Mubarak A
 
Mansur menambahkan, kalau melihat konsep wisata religi yang disodorkan pemprov, seluruh Kampung Luar Batang dihancurkan. Yang disisakan hanya masjid. Artinya, kata dia, "Mohon maaf, mati dulu kita."
 
Dia curiga, penggusuran berkedok revitalisasi ini hanya untuk kepentingan pengembang. Kampung Luar Batang memang jadi pintu masuk menuju pulau reklamasi H. Pengembang sudah membangun apartemen mewah di pintu masuk menuju pulau H.
 
"Orang yang beli apartemen nggak mau view-nya kampung. Ini kepentingan swasta, (revitalisasi pelabuhan sunda kelapa) kan pakai duit CSR," kata Mansur.
 
Warga tak Rela Masjid Luar Batang `Dijamah`
Masjid Keramat Luar Batang.ANT/Hafidz Mubarak A
 
Masjid keramat di Luar Batang memang punya sejarah panjang. Masjid dibangun oleh Al Habib Husein bin Abubakar bin Abdillah Al 'Aydrus yang meninggal pada 24 Juni 1756.
 
Nama masjid ini diberikan sesuai dengan julukan Habib Husein, yaitu Habib Luar Batang. Ia dijuluki demikian, konon, ketika hendak dikuburkan di sekitar Tanah Abang, tiba-tiba jenazah Habib Husein sudah tidak ada di dalam "kurung batang". Tapi, `pindah` ke kamar tidurnya.  
 
Kejadian itu tidak terjadi sekali, tapi tiga kali. Akhirnya para jamaah kala itu bermufakat dan sepakat memakamkan Habib Husein di tempatnya sekarang ini. Jadi maksudnya, keluar dari "kurung batang".
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ICH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan