medcom.id Jakarta: Pembongkaran rumah yang dilakukan warga Bukit Duri Jakarta Selatan, membawa berkah bagi para pencari besi tua atau rongsokan. beberapa hari terakhir, warga bantaran kali Ciliwung ini memilih untuk membongkar rumah sendiri, sebelum dilakukan penertiban.
Pantauan Metrotvnews.com setidaknya tujuh orang pencari besi tua ini berkumpul, dan mengambil sisa-sisa barang yang masih bisa dimanfaatkan dan dijual lagi ke pengepul besi tua. Besi, seng, plastik menjdi incaran para pencari besi tua ini.
Winardi, 53, salah satu pencari besi tua mengaku tidak semua barang rongsok ia dapatkan gratis dari warga. Banyak juga warga Bukit Duri yang menjual barang-barang mereka.
"Kita mengambil barang-barang yang sudah tidak terpakai, ada juga warga yang menjual sama saya, seperti besi tua, seng," ujar Winardi di lokasi, Senin (19/9/2016)
Menurutnya, sudah lima hari ia selalu datang untuk mencari dan membeli barang- barang yang sudah tidak terpakai,sisa-sisa pembongkarang rumah warga Bukit Duri. Dia dapat mengumpulkan sekitar RP2 juta dari hasil penjualan barang-barang.
"Besi sama seng biasanya banyak warga yang jual itu juga sudah tidak terpakai, lumayan harganya kalau besi dan seng," ungkapnya
Sementara itu, Darto, 43, warga RT 10 Bukit Duri Jakarta Selatan mengaku terpaka menjual barang-barang hasil bongkaran rumahnya kepada pencari besi tua atau rongsok. Hasil penjualan tersebut akan dipergunakannya untuk menbeli prabotan rumah tangga yang baru.
"Habis saya jual ke mana lagi, walapun harganya tidak terlalu mahal, tapi lumayan untuk membeli perabotan untuk di rusun nanti," ungkap bapak dua anak itu.
Pencari besi tua atau rongsokan di Bukit Duri--Metrotvnews.com/Riyan Ferdianto
Sebagian warga Bukit Duri memilih membongkar sendiri rumahnya. Namun ada juga warga yang masih bertahan menempati rumah mereka.
Baca: Dua Rumah di Bukit Duri Dibongkar Pemiliknya
Warga di beberapa rumah di RT 10, Bukit Duri tengah membongkar bangunan-bangunan rumah mereka. Manan, 43, salah satu warga mengaku terpaksa membongkar sendiri rumahnya dengan tujuan mengambil beberapa bahan bangunan agar bisa dijual kembali.
"Saya bongkar sendiri dibantu anak-anak saya, lumayan sisa-sisa bangunan bisa saya jual lagi," ujar Manan, salah satu warga Bukit Duri, Jakarta Selatan, Senin 19 September.
Sebelumnya ia sudah mendapatkan kunci satu unit Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Rawa Bebek di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Unit hunian itu akan ia tinggali bersama istri dan tiga anak mereka.
Menurutnya, ia memillih mengikuti imbauan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk pindah ke Rusun Rawa Bebek. "Percuma mas kalau ngotot kita bertahan kalah-kalah juga akhirnya juga dibongkar, makanya saya ambil rusun saja," ungkapnya.
Baca: Tuntut Ganti Rugi, 51 KK Masih Bertahan di Bukit Duri
Beda halnya dengan Manan, Udin, 45, yang juga warga RT 10 memilih untuk bertahan tinggal di rumahnya. Tak hanya itu, Udin mengatakan ia menolak tinggal di rusunawa Rawa Bebek karena harus membayar sewa. "Sudah dari lahir di sini, apalagi kalau di rusunawa harus bayar sewa sedangkan rumah sendiri di sini dibongkar paksa," ujar udin.
Tak semua warga kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan bersedia direlokasi ke rumah susun yang disediakan Pemerintah Provinsi Jakarta. Kurang lebih, ada 51 Kepala Keluarga (KK) di RT 06 Bukit Duri yang masih bertahan. Sementara 290 KK lainnya telah pindah ke Rusunawa Rawabebek, Jakarta Timur.
Penggusuran permukiman liar di bantaran Kali Ciliwung itu merupakan bagian proyek normalisasi yang tengah digalakkan Pemprov DKI.
"Ada 51 KK yang bertahan. Mereka menuntut ganti rugi bangunan. Saya enggak masalah mereka mau bertahan. Yang mau pindah jangan dihalangi, kami bantu pindah " ujar Lurah Bukit Duri Mardi Youce, di Jalan Bukit Duri Raya, Minggu 18 September.
Mardi mengungkapkan, dari 51 KK yang bertahan itu, tak satupun memiliki sertifikat. Sehingga tak akan ada ganti rugi baik tanah maupun bangunan.
medcom.id Jakarta: Pembongkaran rumah yang dilakukan warga Bukit Duri Jakarta Selatan, membawa berkah bagi para pencari besi tua atau rongsokan. beberapa hari terakhir, warga bantaran kali Ciliwung ini memilih untuk membongkar rumah sendiri, sebelum dilakukan penertiban.
Pantauan
Metrotvnews.com setidaknya tujuh orang pencari besi tua ini berkumpul, dan mengambil sisa-sisa barang yang masih bisa dimanfaatkan dan dijual lagi ke pengepul besi tua. Besi, seng, plastik menjdi incaran para pencari besi tua ini.
Winardi, 53, salah satu pencari besi tua mengaku tidak semua barang rongsok ia dapatkan gratis dari warga. Banyak juga warga Bukit Duri yang menjual barang-barang mereka.
"Kita mengambil barang-barang yang sudah tidak terpakai, ada juga warga yang menjual sama saya, seperti besi tua, seng," ujar Winardi di lokasi, Senin (19/9/2016)
Menurutnya, sudah lima hari ia selalu datang untuk mencari dan membeli barang- barang yang sudah tidak terpakai,sisa-sisa pembongkarang rumah warga Bukit Duri. Dia dapat mengumpulkan sekitar RP2 juta dari hasil penjualan barang-barang.
"Besi sama seng biasanya banyak warga yang jual itu juga sudah tidak terpakai, lumayan harganya kalau besi dan seng," ungkapnya
Sementara itu, Darto, 43, warga RT 10 Bukit Duri Jakarta Selatan mengaku terpaka menjual barang-barang hasil bongkaran rumahnya kepada pencari besi tua atau rongsok. Hasil penjualan tersebut akan dipergunakannya untuk menbeli prabotan rumah tangga yang baru.
"Habis saya jual ke mana lagi, walapun harganya tidak terlalu mahal, tapi lumayan untuk membeli perabotan untuk di rusun nanti," ungkap bapak dua anak itu.
Pencari besi tua atau rongsokan di Bukit Duri--Metrotvnews.com/Riyan Ferdianto
Sebagian warga Bukit Duri memilih membongkar sendiri rumahnya. Namun ada juga warga yang masih bertahan menempati rumah mereka.
Baca: Dua Rumah di Bukit Duri Dibongkar Pemiliknya
Warga di beberapa rumah di RT 10, Bukit Duri tengah membongkar bangunan-bangunan rumah mereka. Manan, 43, salah satu warga mengaku terpaksa membongkar sendiri rumahnya dengan tujuan mengambil beberapa bahan bangunan agar bisa dijual kembali.
"Saya bongkar sendiri dibantu anak-anak saya, lumayan sisa-sisa bangunan bisa saya jual lagi," ujar Manan, salah satu warga Bukit Duri, Jakarta Selatan, Senin 19 September.
Sebelumnya ia sudah mendapatkan kunci satu unit Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Rawa Bebek di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Unit hunian itu akan ia tinggali bersama istri dan tiga anak mereka.
Menurutnya, ia memillih mengikuti imbauan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk pindah ke Rusun Rawa Bebek. "Percuma mas kalau ngotot kita bertahan kalah-kalah juga akhirnya juga dibongkar, makanya saya ambil rusun saja," ungkapnya.
Baca: Tuntut Ganti Rugi, 51 KK Masih Bertahan di Bukit Duri
Beda halnya dengan Manan, Udin, 45, yang juga warga RT 10 memilih untuk bertahan tinggal di rumahnya. Tak hanya itu, Udin mengatakan ia menolak tinggal di rusunawa Rawa Bebek karena harus membayar sewa. "Sudah dari lahir di sini, apalagi kalau di rusunawa harus bayar sewa sedangkan rumah sendiri di sini dibongkar paksa," ujar udin.
Tak semua warga kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan bersedia direlokasi ke rumah susun yang disediakan Pemerintah Provinsi Jakarta. Kurang lebih, ada 51 Kepala Keluarga (KK) di RT 06 Bukit Duri yang masih bertahan. Sementara 290 KK lainnya telah pindah ke Rusunawa Rawabebek, Jakarta Timur.
Penggusuran permukiman liar di bantaran Kali Ciliwung itu merupakan bagian proyek normalisasi yang tengah digalakkan Pemprov DKI.
"Ada 51 KK yang bertahan. Mereka menuntut ganti rugi bangunan. Saya enggak masalah mereka mau bertahan. Yang mau pindah jangan dihalangi, kami bantu pindah " ujar Lurah Bukit Duri Mardi Youce, di Jalan Bukit Duri Raya, Minggu 18 September.
Mardi mengungkapkan, dari 51 KK yang bertahan itu, tak satupun memiliki sertifikat. Sehingga tak akan ada ganti rugi baik tanah maupun bangunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)