medcom.id, Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menggenjot perbaikan jalan rusak di Ibu Kota. Hasilnya, jumlah jalan rusak berkurang dari tahun ke tahun.
Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Pemprov DKI Sukowibowo mengungkapkan, jalan mulus di Ibu Kota mencapai hampir 99 persen. Perbaikan digenjot untuk meningkatkan keamanan dan kenyaman pengguna jalan.
"Jalan rusak semakin berkurang. Kurang dari dua persen dari total luas jalan. Soalnya kalau ada lubang langsung kita tutup," kata Suko kepada Metrotvnews.com di Kantor Dinas PP, Jalan Taman Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2016).
Suko menjelaskan, Dinas PU Bina Marga membentuk satgas yang bertugas memantau jalan berlubang. Satgas dibentuk dari tingkat provinsi hingga suku dinas. Petugas Binas Marga juga menerima laporan warga soal jalan berlubang melalui aplikasi Qlue.
"Kita sekarang penanganannya istilanya gerak cepat. Ada permohonan warga melalui Qlue, besok kita tindaklanjuti. Masing-masing kecamatan punya satuan tugas," imbuh dia.
Baca: DKI Tingkatkan Anggaran Pemeliharaan Jalan
Perbaikan jalan dengan tingkat kerusakan ringan dilakukan secepat mungkin, maksimal pengerjaan hanya tujuh jam. Namun, jika jalan rusak parah, akan dianggarkan untuk pengerjaan tahun berikutnya dengan sistem modul.
Suko menerangkan, jalan yang mengalami kerusakan parah akan dilakukan betonisasi. Penggunaan beton dapat memperpanjang ketahanan jalan hingga lima tahun. "Perbaikannya pakai beton relatif kedap air. Kalau hotmix rentan sama air. Kalau terendam (air) rusak," terang Suko.
Dikatakan Suko, penggunaan jalan beton semen (Rigid Pavement) juga memiliki kelemahan. Di antaranya permukaan jalan akan terasa keras dan cepat mengupas lapisan ban kendaraan. Kenyamaman pengendara sedikit terganggu. "Kalau hotmix membuat jalan kendaraan menjadi lembut tapi rentan air dan jalanya cepat rusak, " ujar dia.
Baca: Jalur 'Neraka' Buncit Raya Sudah Minim Jalan Berlubang
Penggunaan beton semen akan banyak dilakukan di Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Kedua wilayah itu sering dilewati kendaraan berkapasitas berat, puluhan ton. "Jakarta Utara dan Jakarta Barat sering terjadi genangan," kata Suko.
Anggaran pemeliharaan jalan tahun 2016 mencapai Rp300 miliar, meningkat dibandingkan tahun 2015 senilai Rp284 miliar. Selain buat memelihara jalan, anggaran itu untuk penyediaan sarana dan prasarana jalan seperti pengadaan separator jalur TransJakarta.
medcom.id, Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menggenjot perbaikan jalan rusak di Ibu Kota. Hasilnya, jumlah jalan rusak berkurang dari tahun ke tahun.
Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Pemprov DKI Sukowibowo mengungkapkan, jalan mulus di Ibu Kota mencapai hampir 99 persen. Perbaikan digenjot untuk meningkatkan keamanan dan kenyaman pengguna jalan.
"Jalan rusak semakin berkurang. Kurang dari dua persen dari total luas jalan. Soalnya kalau ada lubang langsung kita tutup," kata Suko kepada
Metrotvnews.com di Kantor Dinas PP, Jalan Taman Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2016).
Suko menjelaskan, Dinas PU Bina Marga membentuk satgas yang bertugas memantau jalan berlubang. Satgas dibentuk dari tingkat provinsi hingga suku dinas. Petugas Binas Marga juga menerima laporan warga soal jalan berlubang melalui aplikasi Qlue.
"Kita sekarang penanganannya istilanya gerak cepat. Ada permohonan warga melalui Qlue, besok kita tindaklanjuti. Masing-masing kecamatan punya satuan tugas," imbuh dia.
Baca:
DKI Tingkatkan Anggaran Pemeliharaan Jalan
Perbaikan jalan dengan tingkat kerusakan ringan dilakukan secepat mungkin, maksimal pengerjaan hanya tujuh jam. Namun, jika jalan rusak parah, akan dianggarkan untuk pengerjaan tahun berikutnya dengan sistem modul.
Suko menerangkan, jalan yang mengalami kerusakan parah akan dilakukan betonisasi. Penggunaan beton dapat memperpanjang ketahanan jalan hingga lima tahun.
"Perbaikannya pakai beton relatif kedap air. Kalau hotmix rentan sama air. Kalau terendam (air) rusak," terang Suko.
Dikatakan Suko, penggunaan jalan beton semen (Rigid Pavement) juga memiliki kelemahan. Di antaranya permukaan jalan akan terasa keras dan cepat mengupas lapisan ban kendaraan. Kenyamaman pengendara sedikit terganggu. "Kalau hotmix membuat jalan kendaraan menjadi lembut tapi rentan air dan jalanya cepat rusak, " ujar dia.
Baca: Jalur 'Neraka' Buncit Raya Sudah Minim Jalan Berlubang
Penggunaan beton semen akan banyak dilakukan di Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Kedua wilayah itu sering dilewati kendaraan berkapasitas berat, puluhan ton. "Jakarta Utara dan Jakarta Barat sering terjadi genangan," kata Suko.
Anggaran pemeliharaan jalan tahun 2016 mencapai Rp300 miliar, meningkat dibandingkan tahun 2015 senilai Rp284 miliar. Selain buat memelihara jalan, anggaran itu untuk penyediaan sarana dan prasarana jalan seperti pengadaan separator jalur TransJakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)