Jakarta: Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menyarankan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta serius memperketat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total. Dia menyarankan jam malam diberlakukan di Ibu Kota.
"Sebagian kecil masyarakat tidak akan patuh pada malam hari karena melihat tidak ada petugas. Ini adalah kelompok masyarakat yang sulit diatur dan tanpa kesadaran, tapi bikin wabah tidak tertangani karena tidak ditindak," ujar Gilbert saat dihubungi Media Indonesia, Kamis, 10 September 2020.
Baca: Alasan DKI Jakarta Kembali ke PSBB Total
Ia mengatakan kebijakan ini juga harus dijalankan di semua sektor dan wilayah. Termasuk 11 sektor esensial yang masuk pengecualian selama PSBB total.
"Iya termasuk 11 sektor esensial itu. Semua saja, sedikitnya 2 pekan," jelasnya.
Jam malam perlu diberlakukan karena kebijakan setengah hati tak mampu memutus mata rantai penyebaran covid-19. Hasil penerapan kebijakan yang longgar tercermin dari kasus positif dan kasus aktif covid-19 yang meningkat tajam beberapa pekan belakangan
"Jangan buat PSBB Transisi hanya ganti nama jadi PSBB Ketat. Akhirnya masyarakat yang patuh, kaum disabilitas, dan anak-anak jadi korban," tegas Gilbert.
Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan rem darurat dengan memberlakukan PSBB total. Kasus aktif covid-19 di Ibu Kota sangat tinggi.
"Berdasarkan data 9 September 2020, pukul 10.00 WIB, kasus aktif 11.245 orang masih dirawat atau isolasi," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam konferensi pers, Rabu, 9 September 2020.
Baca: Kasus Aktif di Jakarta Naik 31% Ketimbang Akhir Agustus
Kasus aktif di Jakarta naik dari bulan ke bulan berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 DKI Jakarta. Kasus aktif covid-19 pada 9 September bahkan meningkat 31,2 persen ketimbang data 31 Agustus 2020 yang berada di angka 8.569.
Jakarta: Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menyarankan Pemerintah Provinsi (
Pemprov) DKI Jakarta serius memperketat pembatasan sosial berskala besar (
PSBB) total. Dia menyarankan jam malam diberlakukan di Ibu Kota.
"Sebagian kecil masyarakat tidak akan patuh pada malam hari karena melihat tidak ada petugas. Ini adalah kelompok masyarakat yang sulit diatur dan tanpa kesadaran, tapi bikin wabah tidak tertangani karena tidak ditindak," ujar Gilbert saat dihubungi
Media Indonesia, Kamis, 10 September 2020.
Baca:
Alasan DKI Jakarta Kembali ke PSBB Total
Ia mengatakan kebijakan ini juga harus dijalankan di semua sektor dan wilayah. Termasuk 11 sektor esensial yang masuk pengecualian selama PSBB total.
"Iya termasuk 11 sektor esensial itu. Semua saja, sedikitnya 2 pekan," jelasnya.
Jam malam perlu diberlakukan karena kebijakan setengah hati tak mampu memutus mata rantai penyebaran covid-19. Hasil penerapan kebijakan yang longgar tercermin dari kasus positif dan kasus aktif covid-19 yang meningkat tajam beberapa pekan belakangan
"Jangan buat PSBB Transisi hanya ganti nama jadi PSBB Ketat. Akhirnya masyarakat yang patuh, kaum disabilitas, dan anak-anak jadi korban," tegas Gilbert.
Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan rem darurat dengan memberlakukan PSBB total. Kasus aktif covid-19 di Ibu Kota sangat tinggi.
"Berdasarkan data 9 September 2020, pukul 10.00 WIB, kasus aktif 11.245 orang masih dirawat atau isolasi," kata Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan dalam konferensi pers, Rabu, 9 September 2020.
Baca:
Kasus Aktif di Jakarta Naik 31% Ketimbang Akhir Agustus
Kasus aktif di Jakarta naik dari bulan ke bulan berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 DKI Jakarta. Kasus aktif
covid-19 pada 9 September bahkan meningkat 31,2 persen ketimbang data 31 Agustus 2020 yang berada di angka 8.569.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)