Jakarta: Politikus PDI Perjuangan Tubagus (TB) Hasanuddin mengaku pernah diminta untuk mengawal usulan penambahan anggaran Bakamla. Hal itu disampaikan langsung oleh Ali Fahmi, staf khusus Kepala Bakamla Arie Soedewo.
"Saya waktu itu juga marah kepada Fahmi ketika dia menyatakan 'Kang saya mohon bantuan soal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P)'," beber TB saat bersaksi buat terdakwa Fayakhun Andriadi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu, 26 September 2018.
TB mengaku tidak menggubris permintaan Fahmi. Dia bilang anggaran bakal berjalan sesuai proses.
"Sesuaikan dengan proses yang berlaku saja," kata TB pada Fahmi saat itu.
Eks anggota DPR Komisi I DPR RI itu mengaku bertemu Ali Fahmi di rapat dengar pendapat dengan Bakamla. TB kaget saat tahu Ali Fahmi staf khusus.
"Saya kaget dia (Ali Fahmi) kan mau nyaleg 2014, bilang ke saya staf khusus Bakamla," tutur dia.
(Baca juga: Fayakhun Disebut Bantu Loloskan Anggaran Bakamla)
TB juga mengaku, Ali Fahmi dan Fayakhun saling kenal. Bahkan, Fayakhun sempat menanyakan padanya soal keanggotaan Ali Fahmi.
"Saya jawab tidak itu bukan orang (PDI-Perjuangan)," pungkas dia.
Nama Ali Fahmi muncul dalam dakwaan bos PT Melati Technofo Indonesia Fahmi Darmawansyah. Ali disebut sebagai pihak yang menawarkan Fahmi untuk bermain dalam proyek ini. Ali diduga meminta bagian sebesar 15 persen.
Ali juga disebut menerima uang sebesar Rp24 miliar dari Hardy Stefanus. Hardy merupakan anak buah terdakwa Fahmi Darmawansyah.
Untuk memuluskan itu, ia minta bantuan Fayakhun. Fayakhun didakwa menerima suap U$911.480 terkait proyek satelit monitoring di Bakamla. Uang itu ia terima setelah bersedia mengawal usulan penambahan anggaran Bakamla di Komisi I DPR RI.
(Baca juga: Fayakhun Ancam tak Kawal Anggaran Bakamla bila tak Ada Fee)
Jakarta: Politikus PDI Perjuangan Tubagus (TB) Hasanuddin mengaku pernah diminta untuk mengawal usulan penambahan anggaran Bakamla. Hal itu disampaikan langsung oleh Ali Fahmi, staf khusus Kepala Bakamla Arie Soedewo.
"Saya waktu itu juga marah kepada Fahmi ketika dia menyatakan 'Kang saya mohon bantuan soal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P)'," beber TB saat bersaksi buat terdakwa Fayakhun Andriadi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu, 26 September 2018.
TB mengaku tidak menggubris permintaan Fahmi. Dia bilang anggaran bakal berjalan sesuai proses.
"Sesuaikan dengan proses yang berlaku saja," kata TB pada Fahmi saat itu.
Eks anggota DPR Komisi I DPR RI itu mengaku bertemu Ali Fahmi di rapat dengar pendapat dengan Bakamla. TB kaget saat tahu Ali Fahmi staf khusus.
"Saya kaget dia (Ali Fahmi) kan mau nyaleg 2014, bilang ke saya staf khusus Bakamla," tutur dia.
(Baca juga:
Fayakhun Disebut Bantu Loloskan Anggaran Bakamla)
TB juga mengaku, Ali Fahmi dan Fayakhun saling kenal. Bahkan, Fayakhun sempat menanyakan padanya soal keanggotaan Ali Fahmi.
"Saya jawab tidak itu bukan orang (PDI-Perjuangan)," pungkas dia.
Nama Ali Fahmi muncul dalam dakwaan bos PT Melati Technofo Indonesia Fahmi Darmawansyah. Ali disebut sebagai pihak yang menawarkan Fahmi untuk bermain dalam proyek ini. Ali diduga meminta bagian sebesar 15 persen.
Ali juga disebut menerima uang sebesar Rp24 miliar dari Hardy Stefanus. Hardy merupakan anak buah terdakwa Fahmi Darmawansyah.
Untuk memuluskan itu, ia minta bantuan Fayakhun. Fayakhun didakwa menerima suap U$911.480 terkait proyek satelit monitoring di Bakamla. Uang itu ia terima setelah bersedia mengawal usulan penambahan anggaran Bakamla di Komisi I DPR RI.
(Baca juga:
Fayakhun Ancam tak Kawal Anggaran Bakamla bila tak Ada Fee)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)