Jakarta: Politikus Demokrat Roy Suryo prihatin orang nomor satu di Kementerian Pemuda dan Olahraga kembali terjerat kasus korupsi. Eks Menteri Pemuda dan Olahraga itu mengaku memimpin Kemenpora harus banyak belajar dan waspada.
"Banyak situasi yang bisa menjebak atau membuka peluang terseret rasuah. Karena Kemenpora itu kan kementerian yang mengelola dua lingkup kegiatan, olahraga dan kepemudaan," kata Roy di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 19 September 2019.
Menpora era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu bercerita, Kemenpora bertanggungjawab atas banyak anggaran dari sisi olahraga. Misalnya, anggaran Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima).
"Kemudian yang lain adalah cabang olahraga yang ada di bawah KONI. Belum lagi kalau misalnya ada event yang besar, Sea Games atau Asian Games," tutur dia.
Roy menyebut anggaran khusus Kemenpora tidak terlalu besar. Dia mengaku saat memimpin kementerian anggaran Rp1,7 triliun. "Sekarang jauh lebih besar," kata Roy.
Dia menuturkan, peluang terseret rasuah muncul manakala Kemenpora punya protek event seperti Sea Games atau Asian Games. Roy bercerita penyelenggaraan Sea Games pernah memunculkan kasus wisma atlet.
"Jadi ini pun yang rutin gitu loh. Belum nanti kalau misalnya terbuka yang Sea Games atau bahkan Asian Games yang tahun lalu," ujarnya.
Dia menambahkan, dari sisi kepemudaan Kemenpora menerima ratusan proposal organisasi kepemudaan. Situasi ini membutuhkan kejelian.
Roy menyebut bila salah langkah bisa terseret kasus rasuah. Contohnya, kasus dugaan korupsi dana kemah.
"Sekali lagi saya sangat prihatin dan sangat menyayangkan itu terjadi," tutur dia.
Roy menilai prestasi olahraga Indonesia selama di bawah Imam Nahrawi baik. Riak di awal kepemimpinan dengan kasus pembekuan PSSI tak berimplikasi besar.
"Tapi kita lihat sekarang Timnas U-16, U-19 sudah mulai tumbuh," ujar dia.
Jakarta: Politikus Demokrat Roy Suryo prihatin orang nomor satu di Kementerian Pemuda dan Olahraga kembali terjerat kasus korupsi. Eks Menteri Pemuda dan Olahraga itu mengaku memimpin Kemenpora harus banyak belajar dan waspada.
"Banyak situasi yang bisa menjebak atau
membuka peluang terseret rasuah. Karena Kemenpora itu kan kementerian yang mengelola dua lingkup kegiatan, olahraga dan kepemudaan," kata Roy di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 19 September 2019.
Menpora era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu bercerita, Kemenpora bertanggungjawab atas banyak anggaran dari sisi olahraga. Misalnya, anggaran Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima).
"Kemudian yang lain adalah cabang olahraga yang ada di bawah KONI. Belum lagi kalau misalnya ada
event yang besar, Sea Games atau Asian Games," tutur dia.
Roy menyebut anggaran khusus Kemenpora tidak terlalu besar. Dia mengaku saat memimpin kementerian anggaran Rp1,7 triliun. "Sekarang jauh lebih besar," kata Roy.
Dia menuturkan, peluang terseret rasuah muncul manakala Kemenpora punya protek event seperti Sea Games atau Asian Games. Roy bercerita penyelenggaraan Sea Games pernah memunculkan kasus wisma atlet.
"Jadi ini pun yang rutin gitu loh. Belum nanti kalau misalnya terbuka yang Sea Games atau bahkan Asian Games yang tahun lalu," ujarnya.
Dia menambahkan, dari sisi kepemudaan Kemenpora menerima ratusan proposal organisasi kepemudaan. Situasi ini membutuhkan kejelian.
Roy menyebut bila salah langkah bisa terseret kasus rasuah. Contohnya, kasus dugaan korupsi dana kemah.
"Sekali lagi
saya sangat prihatin dan sangat menyayangkan itu terjadi," tutur dia.
Roy menilai prestasi olahraga Indonesia selama di bawah Imam Nahrawi baik. Riak di awal kepemimpinan dengan kasus pembekuan PSSI tak berimplikasi besar.
"Tapi kita lihat sekarang Timnas U-16, U-19 sudah mulai tumbuh," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)