Ilustrasi Medcom.id.
Ilustrasi Medcom.id.

Pengamat Endus Praktik Culas Dalam Seleksi Calon Bintara Polri

Siti Yona Hukmana • 03 Juni 2022 12:29
Jakarta: Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, mengendus kecurangan dalam seleksi calon Bintara Polri di Polda Metro Jaya. Dugaan praktik culas muncul setelah Fahri Fadilah Nur Rizki tak lulus seleksi karena dinyatakan buta warna parsial.
 
"Tahapan seleksi penerimaan calon anggota polisi saat ini memang bisa memunculkan asumsi-asumsi adanya kecurangan," kata Bambang saat dikonfirmasi, Jumat, 3 Juni 2022.
 
Bambang mengatakan tahapan seleksi yang dilakukan Polri patut dikritisi. Sebab, Fahri yang telah lolos seleksi, bahkan mendapat ranking 35 dari ribuan calon peserta tiba-tiba dinyatakan tidak lulus karena baru ketahuan peserta itu buta warna parsial.

"Kalau prasyarat tidak buta warna itu adalah sesuatu yang penting dan tidak bisa diganggu gugat, harusnya ditempatkan di awal-awal seleksi, bukan di tahap-tahap akhir," kata dia.
 
Bambang memandang penempatan tahap pemeriksaan kesehatan terkait buta warna di tahap akhir itu aneh. Pemeriksaan kesehatan memang dilakukan dua kali, yakni di awal dan di akhir seleksi.
 
"Menjadi aneh adalah pemeriksaan kesehatan kedua diadakan setelah psikotes, tes potensi akademik, dan tes kesamaptaan jasmani. Sementara pemeriksaan kesehatan kedua ini justru menempatkan pemeriksaan yang dianggap vital, seperti buta warna, antropometri yang bagi sebagian orang tidak kasat mata, seperti tinggi badan, varises dan sebagainya yang kelihatan," ujar Bambang.
 
Baca: Viral Video Calon Bintara Gagal Lolos Pendidikan, Polisi Buka Suara
 
Bambang mengatakan pemeriksaan kesehatan seharusnya dilakukan di tahap awal secara detail. Termasuk, menyangkut prasyarat utama, buta warna. Menurut dia, penempatan tes kesehatan dan antropometri di pemeriksaan kesehatan kedua sangat merugikan peserta seleksi.
 
"Bagaimana seseorang yang sudah menunjukkan kemampuan akademik, psikologi dan jasmaninya, tiba-tiba tidak lolos karena hal yang di awal tidak diketahuinya dan itu dianggap vital," katanya.
 
Maka itu, kata Bambang, wajar Fahri Fadilah protes. Mengingat dirinya sudah dinyatakan lolos kemudian dibatalkan karena diketahui buta warna parsial.
 
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan