Jakarta: Bruk, Prajurit Dua (Prada) TNI Muharman Ilham terkapar di kawasan Arundina, Cibubur, Jakarta Timur, pada Kamis, 27 Agustus 2020. Luka-luka yang dialaminya membuat Ilham harus dirawat di Rumah Sakit (RS) Moh Ridwan Meuraksa, Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur.
Kepada 27 rekannya, Ilham mengaku dikeroyok orang tak dikenal sehingga tersungkur. Kabar ini menyulut emosi kawan-kawannya sesama prajurit TNI. Pada Sabtu, 29 Agustus 2020, rekan-rekan yang prihatin dengan keadaan Ilham berkumpul di Arundina.
Dengan penuh emosi, mereka merusak barang-barang milik warga sipil. Prajurit itu mencari orang yang diduga membuat Ilham babak belur. Tak puas melepas murka di tempat kejadian perkara (TKP), mereka mendatangi Polsek Ciracas, pemegang otoritas hukum di lokasi.
Dari Arundina, mereka menuju lampu merah pertigaan Cibubur, mengarah ke Jalan Raya Bogor. Rombongan itu sempat menyambangi Polsek Pasar Rebo. Pelaku juga mengamuk di lokasi, kemudian melanjutkan perjalanan ke Polsek Ciracas. Mereka sampai di tujuan sekitar 02.15 WIB.
Sekitar 100 prajurit TNI menggeruduk kantor polisi itu. Api amarah membuat prajurit merusak fasilitas kepolisian yang sejatinya mitra TNI sebagai aparat negara. Mereka membakar mobil polisi yang terparkir. Bahkan, warga sipil turut kecipratan amarah prajurit.
Setelah puas merusak, prajurit pulang secara berkelompok. Namun, aksi brutal mereka belum selesai. Mereka mengamuk di sekitar Kafe Domas dan Kafe Tapian Nauli di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada pukul 02.45-02.50 WIB. Gerobak yang ditemui di jalan mereka rusak.
Peristiwa ini mengembalikan memori publik pada serangan terhadap Polsek Ciracas, Selasa, 11 Desember 2018. Polsek Ciracas dibakar massa yang terpicu pengeroyokan terhadap Kapten Komaruddin dan Prajurit Satu (Pratu) Rivonanda oleh tukang parkir, sehari sebelumnya.
Kala itu, ratusan orang memaksa masuk ke Polsek Ciracas. Para pelaku datang mencari tersangka yang menganiaya Komaruddin dan Rivonanda. Namun, orang yang dicari massa belum ditahan karena masih dalam pengejaran.
"Jadi, ada massa yang kita belum tahu dari mana, yang mungkin tidak puas dengan penanganan kasus," kata Kapolri Jenderal Idham Azis, yang kala itu masih menjadi kepala Polda Metro Jaya.
Hoaks belaka
Kendati mirip, perusakan Polsek Ciracas pada Agustus 2020 nyatanya disebabkan kebohongan Ilham semata. Tidak ada orang yang memukuli Ilham di Arundina. Rekaman kamera pemantau (CCTV) di lokasi membuktikan Ilham terluka karena kecelakaan tunggal.
“Sesuai data dan fakta yang ditemukan di lapangan, luka yang ada di prajurit TNI bukan karena pengeroyokan," ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Minggu, 30 Agustus 2020.
Anggota Direktorat Hukum Angkatan Darat (Ditkumad) itu terjungkal dari sepeda motor setelah menenggak dua gelas anggur merah jenis gold. Minuman keras (miras) ini menyebabkan Ilham tak bisa berkonsentrasi sehingga jatuh saat menyalip sepeda motor di depannya.
Komandan Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat (Danpuspomad) Letnan Jenderal (Letjen) Dodik Wijanarko menyebut Ilham takut mengaku terjatuh karena mabuk. Sepeda motor Honda Blade hitam berpelat nomor B 3580 TZH yang dikendarai ternyata milik atasannya.
"Serta takut diproses hukum karena saat mengendarai motor tidak punya SIM (surat izin mengemudi) dan enggak bawa STNK (surat tanda nomor kendaraan)," ucap Dodik, Rabu, 9 September 2020.
Pangdam Jaya Mayor Jenderal (Mayjen) Dudung Abdurachman tak habis pikir prajurit bisa termakan hoaks hingga menyerang mitranya kerjanya serta menghajar warga yang seharusnya mereka lindungi. Bahkan, korban tetap dianiaya meski sudah tidak berdaya.
"Sudah dipukul, sudah terkapar, masih dilindas pakai motor," ujar Dudung, Rabu, 9 September 2020.
Dudung menyatakan siap mengganti kerugian atas insiden itu, tak hanya untuk perbaikan Polsek Ciracas, tetapi juga rumah warga di sekitar lokasi, gerobak, kendaraan, hingga kepada warga yang diserang. Nantinya, para pelaku bakal dituntut membayar ganti rugi.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa ikut merogoh kocek. Uang Andika dipakai membiayai perbaikan sebelum para pelaku mengganti rugi. Per Rabu, 7 Oktober 2020, TNI total memberikan ganti rugi Rp828 juta kepada 120 korban.
Wakil Danpuspom TNI Marsekal Pertama Joko Tri Kartono mencatat 67 prajurit TNI AD menjadi tersangka. Status yang sama disematkan kepada 10 prajurit TNI Angkatan Laut (AL) dan satu prajurit Angkatan Udara (AU). Total ada 78 prajurit dari tiga matra TNI yang menjadi tersangka.
Jiwa korsa
Menanggapi kasus ini, anggota Komisi III DPR Taufik Basari meminta personel TNI-Polri tidak menyalahartikan jiwa korsa. Kesetiaan kepada satuan tidak boleh dijadikan alasan untuk melakukan tindakan negatif secara bersama-sama.
"Jiwa korsa dibentuk di masing-masing institusi ini adalah untuk membangun kekompakan dalam menjalankan tugasnya," ujar Taufik, Senin, 31 Agustus 2020.
Politikus Partai NasDem itu melihat ada kekeliruan mengartikan jiwa korsa dalam perusakan Polsek Ciracas sehingga menimbulkan permasalahan. Kendati begitu, dia menyebut jiwa korsa tetap perlu ditumbuhkan dalam jiwa tiap aparat.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mendorong agar seluruh personel TNI dijejali pendidikan hukum sipil. Pasukan TNI dari level prajurit hingga komandan harus terbiasa menyelesaikan masalah dengan hukum atau musyawarah.
“Kalaupun benar ada informasi keroyokan, ada prosedur hukum. Namun, ini malah main hakim sendiri. Ini kurang dicermati anggota dan pimpinannya,” ungkap Usman, Minggu, 30 Agustus 2020.
Jakarta:
Bruk,
Prajurit Dua (Prada) TNI Muharman Ilham terkapar di kawasan Arundina, Cibubur, Jakarta Timur, pada Kamis, 27 Agustus 2020. Luka-luka yang dialaminya membuat Ilham harus dirawat di Rumah Sakit (RS) Moh Ridwan Meuraksa, Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur.
Kepada 27 rekannya, Ilham mengaku dikeroyok orang tak dikenal sehingga tersungkur. Kabar ini menyulut emosi kawan-kawannya sesama prajurit TNI. Pada Sabtu, 29 Agustus 2020, rekan-rekan yang prihatin dengan keadaan Ilham berkumpul di Arundina.
Dengan penuh emosi, mereka merusak barang-barang milik warga sipil. Prajurit itu mencari orang yang diduga membuat Ilham babak belur. Tak puas melepas murka di tempat kejadian perkara (TKP), mereka mendatangi Polsek Ciracas, pemegang otoritas hukum di lokasi.
Dari Arundina, mereka menuju lampu merah pertigaan Cibubur, mengarah ke Jalan Raya Bogor. Rombongan itu sempat menyambangi Polsek Pasar Rebo. Pelaku juga mengamuk di lokasi, kemudian melanjutkan perjalanan ke Polsek Ciracas. Mereka sampai di tujuan sekitar 02.15 WIB.
Sekitar 100 prajurit
TNI menggeruduk kantor polisi itu. Api amarah membuat prajurit merusak fasilitas kepolisian yang sejatinya mitra TNI sebagai aparat negara. Mereka membakar mobil polisi yang terparkir. Bahkan, warga sipil turut kecipratan amarah prajurit.
Setelah puas merusak, prajurit pulang secara berkelompok. Namun, aksi brutal mereka belum selesai. Mereka mengamuk di sekitar Kafe Domas dan Kafe Tapian Nauli di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada pukul 02.45-02.50 WIB. Gerobak yang ditemui di jalan mereka rusak.
Peristiwa ini mengembalikan memori publik pada serangan terhadap Polsek
Ciracas, Selasa, 11 Desember 2018. Polsek Ciracas dibakar massa yang terpicu pengeroyokan terhadap Kapten Komaruddin dan Prajurit Satu (Pratu) Rivonanda oleh tukang parkir, sehari sebelumnya.
Kala itu, ratusan orang memaksa masuk ke Polsek Ciracas. Para pelaku datang mencari tersangka yang menganiaya Komaruddin dan Rivonanda. Namun, orang yang dicari massa belum ditahan karena masih dalam pengejaran.
"Jadi, ada massa yang kita belum tahu dari mana, yang mungkin tidak puas dengan penanganan kasus," kata Kapolri Jenderal Idham Azis, yang kala itu masih menjadi kepala Polda Metro Jaya.
Hoaks belaka
Kendati mirip, perusakan Polsek Ciracas pada Agustus 2020 nyatanya disebabkan kebohongan Ilham semata. Tidak ada orang yang memukuli Ilham di Arundina. Rekaman kamera pemantau (CCTV) di lokasi membuktikan Ilham terluka karena kecelakaan tunggal.
“Sesuai data dan fakta yang ditemukan di lapangan, luka yang ada di prajurit TNI bukan karena pengeroyokan," ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Minggu, 30 Agustus 2020.
Anggota Direktorat Hukum Angkatan Darat (Ditkumad) itu terjungkal dari sepeda motor setelah menenggak dua gelas anggur merah jenis
gold. Minuman keras (miras) ini menyebabkan Ilham tak bisa berkonsentrasi sehingga jatuh saat menyalip sepeda motor di depannya.