Jakarta: Ribuan personel gabungan siap mengamankan demo penolakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Unjuk rasa itu rencana digelar hari ini.
"Ada 3.385 orang siap mengamankan demo," kata Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Kombes Marsudianto kepada Medcom.id, Sabtu, 24 Juli 2021.
Marsudianto mengatakan 3.385 personel itu terdiri atas unsur TNI, Polri, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ribuan personel mulai siaga sejak pukul 07.00 WIB.
"Personel dikerahkan di sekitar Monas dan DPR," ujar Marsudianto.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo juga mengerahkan personel untuk mengamankan aksi itu. Jumlahnya mencapai 350 orang.
Ratusan polisi lalu lintas (polantas) juga siaga sejak pukul 07.00 WIB. Polantas akan menjaga sejumlah ruas jalan yang ditutup di sekitar Istana Merdeka, untuk mengantisipasi penerobosan.
Ditlantas Polda Metro Jaya mulai persiapan penutupan jalan di Patung Kuda Arjuna Wijaya menuju Istana Merdeka, pada Jumat malam, 23 Juli 2021. Penutupan jalan itu juga dilakukan dalam rangka penerapan PPKM level 4.
Baca: Demo Tolak PPKM, 350 Polantas Amankan Jalan Sekitar Istana Merdeka
Jalan di Patung Kuda tampak ditutup menggunakan barrier beton. Sedangkan, polisi menutup jalan di Harmoni menggunakan barrier beton, barrier water, dan kawat berduri.
Sambodo belum dapat memastikan jam buka tutup jalan tersebut. Polisi akan bertindak sesuai situasi di lapangan.
"Penutupan situasional, melihat perkembangan eskalasi di lapangan," ujar Sambodo.
Sambodo mengatakan tidak ada pengalihan arus imbas unjuk rasa itu. Sebab, DKI Jakarta masih menerapkan PPKM.
"Tidak ada pengalihan arus lainnya. Saat ini penyekatan PPKM level 4 masih berlangsung di Sudirman-Thamrin (Jakarta Pusat)," ujar Sambodo.
Sebelumnya, beredar sebuah selebaran di media sosial WhatsApp. Selebaran itu bertuliskan Seruan Aksi Nasional Jokowi End Game. Unjuk rasa itu tertulis akan dilakukan dengan cara long march dari Glodok-Istana Merdeka pada Sabtu, 24 Juli 2021.
"Mengundang seluruh elemen masyarakat untuk turun ke jalan menolak PPKM dan menghancurkan oligarki Istana beserta jajarannya," demikian ajakan dalam selebaran itu.
Dalam selebaran itu terlihat ada beberapa pihak yang mendukung unjuk rasa tersebut. Seperti Shoppe Food, Gojek, Grab, Aliansi Mahasiswa, dan Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PPKL) Jakarta.
Namun, Grab Indonesia membantah menginisiasi unjuk rasa menolak pemberlakuan PPKM level 4. Hal itu disampaikan President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.
"Kami tegaskan bahwa Grab tidak terlibat sama sekali dalam gerakan ini," kata Ridzki melalui keterangan tertulis, Jumat, 23 Juli 2021.
Dia menyampaikan logo Grab dalam surat yang disebar melalui pesan berantai dicatut pihak tak bertanggung jawab. Dia menegaskan Grab tidak pernah mendukung aksi tersebut.
Jakarta: Ribuan personel gabungan siap mengamankan
demo penolakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (
PPKM) level 4 di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Unjuk rasa itu rencana digelar hari ini.
"Ada 3.385 orang siap mengamankan demo," kata Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Kombes Marsudianto kepada
Medcom.id, Sabtu, 24 Juli 2021.
Marsudianto mengatakan 3.385 personel itu terdiri atas unsur TNI, Polri, dan Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta. Ribuan personel mulai siaga sejak pukul 07.00 WIB.
"Personel dikerahkan di sekitar Monas dan DPR," ujar Marsudianto.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo juga mengerahkan personel untuk mengamankan aksi itu. Jumlahnya mencapai 350 orang.
Ratusan polisi lalu lintas (polantas) juga siaga sejak pukul 07.00 WIB. Polantas akan menjaga sejumlah ruas jalan yang ditutup di sekitar Istana Merdeka, untuk mengantisipasi penerobosan.
Ditlantas Polda Metro Jaya mulai persiapan penutupan jalan di Patung Kuda Arjuna Wijaya menuju Istana Merdeka, pada Jumat malam, 23 Juli 2021. Penutupan jalan itu juga dilakukan dalam rangka penerapan PPKM level 4.
Baca: Demo Tolak PPKM, 350 Polantas Amankan Jalan Sekitar Istana Merdeka
Jalan di Patung Kuda tampak ditutup menggunakan barrier beton. Sedangkan, polisi menutup jalan di Harmoni menggunakan barrier beton, barrier water, dan kawat berduri.
Sambodo belum dapat memastikan jam buka tutup jalan tersebut. Polisi akan bertindak sesuai situasi di lapangan.
"Penutupan situasional, melihat perkembangan eskalasi di lapangan," ujar Sambodo.