Jakarta: Polri mendalami ada tidak perintah mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo terhadap Kapolres Jakarta Selatan (Jaksel) nonaktif Kombes Budhi Herdi Susianto untuk memercayai skenario dalam kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Pasalnya, Budhi membeberkan Brigadir J tewas akibat baku tembak yang dipicu perbuatan pelecehan seksual.
"Perintah-perintah terhadap 31 orang dan yang ditetapkan sebagai terperiksa akan didalami oleh inspektorat khusus (irsus)," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2022.
Kombes Budhi merupakan salah satu dari 31 anggota Polri yang diperiksa Itsus karena diduga melanggar kode etik. Pelanggaran yang dilakukan berupa tidak profesional hingga menghilangkan barang bukti, termasuk CCTV di lokasi kejadian, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.
"Irsus akan mendalami sejauh mana perintah FS (Ferdy Sambo) kepada orang per orang dan perannya. Jadi saya mohon teman-teman untuk bersabar," ujar Dedi.
Sebelumnya, Budhi mengatakan pihaknya langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) usai menerima laporan penembakan. Kemudian, Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu (RE) yang disebut berada di lokasi menyampaikan Brigadir J melakukan penembakan terlebih dahulu ke arahnya.
Baku tembak disebut dipicu karena Brigadir J masuk ke kamar pribadi Putri Candrawathi, istri Irjen Ferdy Sambo dan melakukan pelecehan seksual. Putri yang berteriak minta tolong terdengar oleh Bharada RE yang tengah berada di lantai dua rumah. Brigadir J yang panik mendengar langkah kaki Bharada RE turun, langsung melakukan serangan tembakan sesaat Bharada RE bertanya.
"Pada saat itu tembakan yang dikeluarkan atau dilakukan saudara J tidak mengenai saudara RE hanya mengenai tembok, sehingga saudara RE berlindung di balik tangga, yang arah naiknya. Kemudian karena saudara RE juga dibekali senjata, dia kemudian mengeluarkan senjata yang ada di pinggangnya. Nah ini kemudian terjadi penembakan," kata Budhi dalam konferensi pers di Polres Jakarta Selatan, Selasa, 12 Juli 2022.
Menurutnya, ada tujuh titik tembakan mengenai tembok atau dinding rumah. Sementara itu, berdasarkan hasil autopsi Rumah Sakit Polri Kramat Jati, kata Budi, ada tujuh luka tembak masuk ke tubuh Brigadir J dan enam luka tembak keluar, serta satu proyektil bersarang di dada.
Bharada RE disebut menggunakan senjata api Glock-17 dengan magazine maksimum 17 butir peluru. Bharada RE menembak lima peluru, karena ada 12 peluru tersisa.
Sedangkan Brigadir J disebut menggunakan senjata jenis HS dengan 16 peluru. Brigadir J disebut melakukan tujuh tembakan karena ada sembilan peluru tersisa. Tembakan Brigadir J dianggap selalu meleset, sementara Bharada RE disebut jago menembak.
Kronologi yang disampaikan Budhi ini terbongkar hanya skenario yang dibuat Irjen Sambo. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap tidak ada baku tembak antara Brigadir J dan Bharada RE. Bharada RE menembak Brigadir J atas perintah Irjen Ferdy Sambo.
"Kemudian untuk membuat seolah-olah telah terjadi tembak menembak, saudara FS (Ferdy Sambo) melakukan penembakan dengan senjata milik saudara J ke dinding berkali-kali untuk membuat kesan seolah-olah terjadi tembak menembak," beber Listyo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 9 Agustus 2022.
Menurutnya, ada tujuh titik tembakan mengenai tembok atau dinding rumah. Sementara itu, berdasarkan hasil autopsi Rumah Sakit Polri Kramat Jati, kata Budi, ada tujuh luka tembak masuk ke tubuh Brigadir J dan enam luka tembak keluar, serta satu proyektil bersarang di dada.
Bharada RE disebut menggunakan senjata api Glock-17 dengan magazine maksimum 17 butir peluru. Bharada RE menembak lima peluru, karena ada 12 peluru tersisa.
Sedangkan Brigadir J disebut menggunakan senjata jenis HS dengan 16 peluru. Brigadir J disebut melakukan tujuh tembakan karena ada sembilan peluru tersisa. Tembakan Brigadir J dianggap selalu meleset, sementara Bharada RE disebut jago menembak.
Kronologi yang disampaikan Budhi ini terbongkar hanya skenario yang dibuat Irjen Sambo. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap tidak ada baku tembak antara Brigadir J dan Bharada RE. Bharada RE menembak Brigadir J atas perintah Irjen Ferdy Sambo.
"Kemudian untuk membuat seolah-olah telah terjadi tembak menembak, saudara FS (Ferdy Sambo) melakukan penembakan dengan senjata milik saudara J ke dinding berkali-kali untuk membuat kesan seolah-olah terjadi tembak menembak," beber Listyo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 9 Agustus 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)