medcom.id, Jakarta: Freddy Budiman, dalam video testimoni jelang eksekusi mati, menyebutkan ada polisi yang hafal dan tahu aktivitasnya sebagai gembong narkoba. Siapa polisi itu, Kepolisian masih menyelidiki.
"Tahu itu kan sumir sekali. Tahu kegiatan, jaringan, atau tahu bagaimana?" kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian usai menonton video berdurasi 20 menit itu di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (26/8/2016).
Freddy, tambah Tito, juga merasa heran kenapa hanya dirinya yang `kena`, padahal banyak pihak yang terlibat. Freddy pun merasa diperlakukan berbeda selama di tahanan.
Tapi, Kapolri memastikan, dalam testimoninya Freddy tak pernah menyebut aliran duit ke pejabat Polri. Selebihnya, Tito, tak mau buka mulut lagi. Dia khawatir publik menganggap semua keterangan Freddy benar.
"(Padahal) Menurut saya keterangan Freddy sangat umum sekali, tidak menyebutkan tempat, apalagi uang, tidak ada menyebutkan uang," kata Tito
Freddy dieksekusi mati, Jumat dini hari 29 Juli. Satu hari kemudian, Koordinator KontraS Haris Azhar menuliskan testimoni Freddy yang kemudian diunggah ke akun Facebook pribadinya.
Haris mengaku, mendapat pengakuan Freddy saat menjenguk sang terhukum mati itu di LP Nusakambangan, Jawa Tengah. Freddy, seperti ditulis Haris, mengaku punya banyak `tangan dan kaki`, mulai dari sesama penjahat seperti dirinya sampai pejabat di Polri, BNN, dan TNI.
Freddy mengaku, selama berbinis narkoba, telah menggelontorkan duit Rp450 miliar buat pejabat di BNN. Ke Polri Rp90 miliar. Dia juga pernah dikawal jenderal bintang dua TNI saat membawa dari Medan, Sumatra Utara, ke Jakarta.
medcom.id, Jakarta: Freddy Budiman, dalam video testimoni jelang eksekusi mati, menyebutkan ada polisi yang hafal dan tahu aktivitasnya sebagai gembong narkoba. Siapa polisi itu, Kepolisian masih menyelidiki.
"Tahu itu kan sumir sekali. Tahu kegiatan, jaringan, atau tahu bagaimana?" kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian usai menonton
video berdurasi 20 menit itu di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (26/8/2016).
Freddy, tambah Tito, juga merasa heran kenapa hanya dirinya yang `kena`, padahal banyak pihak yang terlibat. Freddy pun merasa diperlakukan berbeda selama di tahanan.
Tapi, Kapolri memastikan, dalam testimoninya
Freddy tak pernah menyebut aliran duit ke pejabat Polri. Selebihnya, Tito, tak mau buka mulut lagi. Dia khawatir publik menganggap semua keterangan Freddy benar.
"(Padahal) Menurut saya keterangan Freddy sangat umum sekali, tidak menyebutkan tempat, apalagi uang, tidak ada menyebutkan uang," kata Tito
Freddy dieksekusi mati, Jumat dini hari 29 Juli. Satu hari kemudian,
Koordinator KontraS Haris Azhar menuliskan testimoni Freddy yang kemudian diunggah ke akun
Facebook pribadinya.
Haris mengaku, mendapat pengakuan Freddy saat menjenguk sang terhukum mati itu di LP Nusakambangan, Jawa Tengah. Freddy, seperti ditulis Haris, mengaku punya banyak `tangan dan kaki`, mulai dari sesama penjahat seperti dirinya sampai pejabat di Polri, BNN, dan TNI.
Freddy mengaku, selama berbinis narkoba, telah menggelontorkan duit Rp450 miliar buat pejabat di BNN. Ke Polri Rp90 miliar. Dia juga pernah dikawal jenderal bintang dua TNI saat membawa dari Medan, Sumatra Utara, ke Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ICH)