medcom.id, Jakarta: Bom panci di Bandung, Jawa Barat, meniru aksi teror kelompok ISIS. Pelaku mempelajari cara merakit bom melalui online training.
"Fenomena online training sudah menjadi tren di kalangan pelaku kejahatan aksi teror," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar di Kompleks Mabes Polri Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (13/3/2017).
Boy mengatakan, cara teror ini sering dilakukan kelompok ISIS. Mereka memanfaatkan cara-cara kecil, seperti bom panci yang dianggap sangat efektif untuk menunjukkan eksistensi.
Baca: Keluarga Diimbau Jenguk Jenazah Peneror Bom Cicendo
Cara seperti ini dipilih karena ISIS tak leluasa menyebarkan pesan. Itu karena mereka tak kuat berhadap-hadapan langsung dengan musuh. "Kecil, namun efektif dalam menyampaikan pesan teror."
Menurut Boy, teror seperti ini acap ditiru kelompok radikal, termasuk di Indonesia. Tujuannya jelas, pesan teror mereka bisa sampai ke masyarakat.
"Mereka dapat penilaian eksis, kemudian mereka ingin orang peduli dengan apa yang mereka inginkan. Jadi pesan-pesan teror memang lebih masif, walaupun dari efek peristiwa itu kategorinya aksi-aksi yang sifatnya parsial," tandas dia.
Baca: Bom di Bandung Bentuk Balas Dendam
Bom panci meledak di Taman Pandawa pada Senin 27 Februari 2017. Setelah melakukan aksinya, Yayat Cahdiyat sempat kabur ke kantor Kelurahan Arjuna, Cindendo, Bandung.
Yayat tewas dalam penangkapan di kantor Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo. Sebelum bom meledak, Yayat sempat menyampaikan kepada warga di lokasi kejadian agar Polri membebaskan temannya dari tahanan.
medcom.id, Jakarta: Bom panci di Bandung, Jawa Barat, meniru aksi teror kelompok ISIS. Pelaku mempelajari cara merakit bom melalui
online training.
"Fenomena
online training sudah menjadi tren di kalangan pelaku kejahatan aksi teror," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar di Kompleks Mabes Polri Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (13/3/2017).
Boy mengatakan, cara teror ini sering dilakukan kelompok ISIS. Mereka memanfaatkan cara-cara kecil, seperti bom panci yang dianggap sangat efektif untuk menunjukkan eksistensi.
Baca: Keluarga Diimbau Jenguk Jenazah Peneror Bom Cicendo
Cara seperti ini dipilih karena ISIS tak leluasa menyebarkan pesan. Itu karena mereka tak kuat berhadap-hadapan langsung dengan musuh. "Kecil, namun efektif dalam menyampaikan pesan teror."
Menurut Boy, teror seperti ini acap ditiru kelompok radikal, termasuk di Indonesia. Tujuannya jelas, pesan teror mereka bisa sampai ke masyarakat.
"Mereka dapat penilaian eksis, kemudian mereka ingin orang peduli dengan apa yang mereka inginkan. Jadi pesan-pesan teror memang lebih masif, walaupun dari efek peristiwa itu kategorinya aksi-aksi yang sifatnya parsial," tandas dia.
Baca: Bom di Bandung Bentuk Balas Dendam
Bom panci meledak di Taman Pandawa pada Senin 27 Februari 2017. Setelah melakukan aksinya, Yayat Cahdiyat sempat kabur ke kantor Kelurahan Arjuna, Cindendo, Bandung.
Yayat tewas dalam penangkapan di kantor Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo. Sebelum bom meledak, Yayat sempat menyampaikan kepada warga di lokasi kejadian agar Polri membebaskan temannya dari tahanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(YDH)